Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HET Beras Berlaku 1 September, Pedagang Mengeluh Akan Sulit Untung

Kompas.com - 25/08/2017, 11:48 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang Pasar Kramat Jati di Jakarta Timur mengaku akan kesulitan menjual beras jika harganya disesuaikan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang baru saja ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Sebagai informasi, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium Rp 9.450 per kilogram dan beras premium Rp 12.800 per kilogram.

Aturan ini ditetapkan Kamis (24/8/2017), sementara HET pada beras akan mulai berlaku pada 1 September 2017. 

 

Menurut keterangan sejumlah pedagang beras di Pasar Kramat Jati, HET pada beras yang ditetapkan belum bisa masuk hitungan keuntungan pedagang. 

(Baca: HET Beras Dikabarkan Sudah Final, Pedagang Resah)

 

Salah satu pedagang beras, Imal (22) mengatakan, biasanya dia menjual beras premium sebesar Rp 13.000 per kilogram atau Rp 12.500 per liter.

Menurut dia, HET beras premium sebesar Rp 12.800 per kilogram masih kurang untuk menutupi modal yang ada. 

"Sebenarnya kurang dengan harga segitu. Kita modalnya aja Rp 12.500 per liter. Kalau HET-nya segitu belum masuk itungan untung," ujar Imal kepada Kompas.com, Jumat (25/8/2017). 

Imal mengungkapkan, para pedagang beras biasanya menetapkan keuntungan penjualan dibawah 10 persen dari modal yang dikeluarkan. 

"Kalau jual beras kami enggak ambil untung banyak, paling besar kurang lebih (untung) 7 persen," ungkap dia. 

Dalam sehari, pria asal Pandeglang ini dapat menjual 150 kilogram beras dan yang paling banyak terjual adalah beras kualitas paling rendah dengan harga Rp 8.400 per kilogram atau Rp 7.500 per liter.

Sementara itu pedagang beras lainnya Hardi (48) juga merasa kesulitan jika harus menjual beras dengan HET yang ditetapkan. Menurut dia, saat ini persaingan menjual beras di pasar tradisional sangat ketat. 

Hardi menjelaskan, masyarakat pasti akan membeli beras dengan harga yang murah. Jika, di toko Hardi harga beras mahal sedikit, maka pembeli akan berpaling ke toko lainnya. 

Walaupun, tambah Hardi, harga beras yang dijajakan pedagang di Pasar Kramat Jati relatif hampir sama.

"Kesulitan sih. Kalau dari sananya mahal, ya sulit. Itu kalau dari sananya aja," kata dia. 

Halaman:



Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com