Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tingkatkan Penggunaan Komponen Dalam Negeri, Berbagai Proyek Pembangkit Listrik Dinego

Kompas.com - 08/08/2018, 09:02 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, negosiasi untuk meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri tak hanya di proyek KA cepat Jakarta-Surabaya.

Kalla menyebut, pemerintah juga melakukan negosiasi proyek-proyek infrastruktur agar penggunaan komponen dalam negeri bisa lebih banyak.

"Proyek listrik, kami minta juga (dinego)," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (6/8/2018).

Menurut Kalla, proyek-proyek pembangkit listrik merupakan salah satu sektor yang banyak menyedot komponen impor.

Baca: Kemendag: Neraca Perdagangan pada Juli Masih Defisit

Kalla menilai, banyaknya barang yang diimpor untuk kepentingan proyek pembangkit listrik menjadi salah satu penyebab defisitnya neraca perdagangan Indonesia.

"Defisit perdagangan kita itu karena banyak barang proyek listrik yang peralatannya hampir (semua) diimpor. Oleh karena itu, kami ingin menumbuhkan fungsi dalam negeri," kata dia.

Sebelumnya, Kalla mengatakan bahwa pemerintah terus melakukan negosiasi dengan Jepang terkait proyek KA Jakarta-Surabaya.

Sesuai instruksi Presiden Jokowi ucap Kalla, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di proyek KA Jakarta-Surabaya harus semaksimal mungkin.

Peningkatan penggunaan komponen dalam negeri sangat dibutuhkan menyusul peliknya situasi ekonomi nasional saat ini.  Terutama akibat neraca pembayaran yang terus defisit. Pada kuartal 1/2018 lalu, defisit neraca pembayaran Indonesia mencapai 3,8 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com