JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini berbeda dengan tahun 1998. Pada 1998 silam, Indonesia mengalami krisis moneter.
Menurut Said, pada 1998 lalu sempat terjadi kelangkaan pangan. Hal ini berbeda dengan saat ini.
"Problem terjadi saat itu (1998) dalam negeri sangat berat, karena pangan susah, sehingga terjadi gejolak yang sangat tinggi," ujar Said dalam acara Rosi yang tayang di KompasTV, Kamis (6/9/2018) malam.
Menurut Said, kondisi perekonomian Indonesia akan aman jika tak terjadi kelangkaan pangan.
"Kita harus ingat, negara ini selama pangan tersedia, gejolak apapun akan aman-aman saja. Bung Karno (saat) 1965 jatuh karena beras, Pak Harto juga jatuh karena beras," ucap dia.
Menurut Said, dalam menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah saat ini pemerintah harus tenang. Dia juga meminta agar pemerintah jangan mengeluarkan pernyataan yang kontroversial.
"Saat menghadapi kepanikan begini, pemerintah harus tenang. Jangan sama sekali memberikan pernyataan yang tidak masuk akal, karena semua orang ada datanya," sebut dia.
Said menuturkan, pemerintah hendaknya tidak salah dalam memberikan pernyataan. Sebab, sekali salah bicara, maka kepercayaan langsung runtuh dan pasar bisa bergejolak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.