Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini “Obat Kuat” dari Pemerintah Agar Rupiah Tak Terus Loyo

Kompas.com - 10/09/2018, 16:01 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar dollar AS akan terus menguat dan menimbulkan tekanan terhadap mata uang negara-negara lain termasuk nilai tukar rupiah hingga akhir 2018.

Lantas apa langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah untuk menjaga mata uang Garuda itu tak terus loyo, namun justru bisa perkasa hingga akhir tahun?

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan langkah-langkahnya.

Pertama, pemerintah akan meminta BI untuk terus-menerus melakuan intervensi ke pasar uang untuk menjaga nilai tukar rupiah tak anjlok. Intervensi dilakukan dengan menggelontorkan cadangan devisa.

“Itu memang tugas Bank Indonesia seperti itu. Menjaga kurs,” ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Kedua, ucap Kalla, pemerintah mencoba mengurangi impor. Permintaan impor akan menyebabkan bertambahnya permintaan valuta asing sehingga membuat rupiah tertekan.

Oleh karena itu, untuk mengendalikan laju permintaan impor, pemerintah menaikkan tarif impor barang konsumsi khususnya pajak penghasilan (PPh). Hal itu membuat harga barang impor akan membengkak.

“Karena mahal, orang akan memilih produk dalam negeri, itu dasar berpikirnya (sehingga permintaan dollar tidak meningkat),” kata Kalla.

Ketiga, pemerintah melakukan kebijakan yang bertujuan untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan. Kebijakan itu antara lain kebijakan mandatori biodiesel 20 persen (B20).

Kebijakan ini dinilai akan mampu menekan impor migas.

Selain itu, Kalla juga mengungkapkan adanya kemungkinan evaluasi kebijakan subsidi. Namun, Kalla belum merinci subsidi apa yang akan dievaluasi.

“Kemungkinan juga mengurangi pengeluaran secara memanfaat bagaimana subsidi bermanfaat kepada masyarakat yang membuthkan bukan kepada yang tidak membutuhkan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com