Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB Prediksi Defisit Transaksi Berjalan RI Capai 2,6 Persen

Kompas.com - 26/09/2018, 16:43 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Pembangunan Asia (ADB) melalui pembaruan Asian Development Outlook (ADO) 2018 memprediksi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia sebesar 2,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun ini.

Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi Bank Indonesia yang sebesar 2,5 persen terhadap PDB. Sementara pada kuartal II tahun 2018 ini, posisi CAD Indonesia melebar sebesar 3 persen terhadap PDB atau sebesar 8 miliar dollar AS.

Ekonom ADB Priasto Aji mengatakan, tingkat persentase CAD terhadap PDB tersebut masih aman. Sebab, defisit transaksi berjalan yang terjadi dialokasikan untuk pembiayaan investasi, memperbanyak lapangan kerja, serta pembangunan. Bahkan menurutnya, Indonesia masih berada dalam kondisi aman jika CAD mencapai 3 persen terhadap PDB.

"Kita lihat tujuan dari CAD kita ini apa, selama ini CAD kita didapatkan dari kita mau investasi, CAD untuk biaya investasi itu nggak masalah. Sebenarnya CAD itu biasa. Di bawah 3 persen atau bahkan lebih selama itu untuk mebiayai investasi," ujar Priasto ketika memberi penjelasan di kantornya, Rabu (26/8/2018).

Baca juga: Sri Mulyani: Kuartal III 2018, Defisit Transaksi Berjalan Belum Turun

Namun, dia menegaskan, pemerintah perlu untuk terus berupaya meningkatkan ekspor. Di sisi lain, menurutnya Indonesia memerlukan sumber-sumber pertumbuhan baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Sebab selama ini, sumber pertumbuhan Indonesia hanya mengandalkan dari sisi konsumsi domestik saja.

"Kita mesti cari sumber pertumbuhan yang lebih sustainable dari pada hanya konsumsi. Selain itu juga mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru seperti dari sektor jasa yang perlu ditingkatkan lagi," ucap dia.

ADB pun memroyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2018 sebesar 5,2 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang sebesar 5,1 persen. Adapun untuk tahun 2019, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen.

Dalam kesempatan yang sama Ekonom ADB Emma Ellen menjelaskan sumber dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi tersebut berasal dari meningkatnya peluang kerja yang memberikan efek rambatan pada pertumbuhan tingkat upah dan sehingga mendorong konsumsi domestik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com