Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IFC Terbitkan Komodo Bond Senilai Rp 2 Triliun

Kompas.com - 08/10/2018, 11:47 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Grup Bank Dunia melalui salah satu anggotanya, International Finance Corporation (IFC), menerbitkan surat utang atau obligasi rupiah pertama yang dijual dan dicatatkan di luar negeri, atau lebih dikenal dengan Rupiah Komodo green bond.

Surat utang yang penerbitannya dilaksanakan oleh klien IFC, Bank OCBC NISP ini, nilainya sebesar 134 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 2 triliun.

"Penerbitan surat utang ini berdasarkan tingginya permintaan dalam investasi yang berkelanjutan di Indonesia serta sebagai upaya menyikapi isu perubahan iklim," kata Vice President IFC untuk Asia Pasifik Nena Stoiljkovic melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (8/10/2018).

Stoiljkovic menjelaskan, surat utang ini bertujuan untuk memfasilitasi pendanaan internasional di bidang pembangunan infrastruktur serta proyek lain yang ramah lingkungan. Ke depan, surat utang serupa akan jadi model atau acuan untuk diterapkan di negara-negara lain yang sama-sama menghadapi dampak perubahan iklim.

Baca juga: Hari Ini WIKA Akan Listing Komodo Bond di Bursa Efek London

Surat utang ini berjangka waktu lima tahun dan dicatatkan atau listed di Bursa Efek London serta Bursa Efek Singapura. Kehadiran surat utang tersebut juga diharapkan dapat mendukung pasar keuangan domestik di Indonesia.

"Surat utang ini merupakan tonggak sejarah untuk IFC dan Indonesia serta berpeluang besar membantu sektor swasta dalam mengatasi risiko nilai tukar dengan pendanaan dalam mata uang lokal sembari mendorong bisnis ramah lingkungan yang berkelanjutan," tutur Bendahara IFC Jingdong Hua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com