Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Depan, Harga Produk Makanan dan Minuman Mulai Naik

Kompas.com - 11/10/2018, 17:53 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri makanan minuman merupakan salah satu industri dengan komponen impor yang cukup tinggi di Indonesia. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, banyak perusahan yang mulai terdampak pelemahan rupiah.

Dia memperkirakan, di tahun 2019 mendatang, banyak perusahaan yang mulai menaikkan harga 3 hingga 5 persen tergantung dari sebesapa besar komponen impor yang digunakan.

"Kalau saat ini sudah terpengaruh jadi perkiraan saya akan ada penambahan harga pokok rata-rata 3 sampai 5 persen tergentung dari berapa besar komponen impornya itu," ujar dia ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (11/10/2018).

Dia menjelaskan, untuk sementara waktu hingga akhir tahun, perusahaan makanan dan minuman menegah besar akan lebih memilih untuk memangkas marjin atau pendapatan dibanding menaikkan harga. Sebab, selain karena momentum melemahnya rupiah terjadi di akhir tahun, dia menilai situasi ekonomi Indonesia kurang kondusif.

"IMF kemarin merevisi pertumbuhan ekonomi dari jadi 5,1 persen. Kalau kita paksakan naik harga sekarang, itu sangat tidak menguntungkan, nah kebanyakan perusahaan menegah besar yg saya cek rata-rata mereka memilih tidak menaikkan harga tahun ini. Tapi marjin tergerus," jelas Adhi.

Sementara untuk perusahaan skala kecil atau bahkan rumah tangga akan sudah mulai menaikkan harga pokok. Adhi mengatakan, kenaikan bahan baku akibat melemahnya rupiah terhadap dollar AS membuat modal kerja perusahaan kecil juga meningkat menyebabkan mereka harus menaikkan harga pokok.

"Perusahaan kecil rumah tangga kan mereka daya tahan tidak bagus, tidak sekuat perusahaan besar dan biasanya tidak memiliki strategi jangka panjang," jelas dia.

Namun, dirinya tetap optimis, prospek industri makanan dan minuman masih tetap akan baik walau terjadi kenaikan harga.

"Prospek saya yakin bagus karena memang demand meningkat terus tiap tahun, Indonesia kan populasi tiap tahun bertambah 4 juta, jadi saya ngga khawatir," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com