Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produktivitas Jagung Lahan Pasang Surut di Jambi Digenjot

Kompas.com - 02/11/2018, 05:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek budidaya jagung lahan rawa pasang surut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi telah menghasilkan panen hingga dua kali lipat. Panen dilaporkan mencapai rata-rata 6 ton per hektare dari sebelumnya 2 ton per hektare.

Proyek budidaya ini dilakukan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT FKS Multi Agro Tbk.
Peningkatan produktivitas dicapai dengan teknologi budidaya jenuh air.

Melalui teknologi ini, lahan pasang surut dapat dimanfaatkan menjadi lahan yang lebih produktif. Bahkan, tinggi pohon jagung ada yang mencapai hampir 3 meter.

"Inovasi teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kendala di lahan pasang surut adalah dengan penerapan teknologi budidaya jenuh air (BJA) yang ditemukan oleh Profesor Munif Ghulamahdi," kata Toyip Hadinata, salah satu tim ahli IPB dalam pernyataannya, Jumat (2/11/2018).

Banyak ahli dari luar negeri yang memuji dan tertarik dengan teknologi ini. Secara keseluruhan, lahan budi daya berteknologi BJA yang dikelola Tim Ahli IPB dan FKS Multi Agro di kecamatan Rantau Rasau mencapai 120 hektare.

Budi daya tanaman jagung seluas 95 hektar, kedelai 10 hektar, dan padi 15 hektar.

Panen dilaksanakan oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) sekaligus Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko, Asisten II Pemprov Jambi Agus Sunaryo, Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Haryanto, Wakil Bupati Robby Nahliansyah, Komisaris PT FKS Multi Agro Fazwar Bujang, tim ahli IPB Munif Ghulamahdi, Ketua DPP HKTI Jambi Usman Ermulan.

Dilakukan juga penandatangan nota kesepahaman tentang pemanfaatan Teknologi Budidaya Jenuh Air Lahan Pasang Surut untuk mendukung pertanian padi, jagung, dan kedelai nasional. Ini melibatkan tiga pihak, yakni HKTI, IPB (tim ahli), dan FKS Multi Agro.

“HKTI akan berperan sebagai bridging institution dalam sistem inovasi pertanian. Dimulai dengan membangun kemitraan riset dengan universitas, perusahaan, pemerintah, dan komunitas (civil society),” sebut Moeldoko.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com