Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Neraca Perdagangan Defisit Sejalan dengan Investasi

Kompas.com - 16/11/2018, 06:35 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Neraca perdagangan pada Oktober 2018 kembali mengalami defisit yang cukup curam, yakni 1,82 miliar dollar AS. Bank Indonesia (BI) menganggap hal tersebut dipicu kuatnya permintaan domestik selama Oktober.

"Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan Oktober 2018 tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang masih tinggi, khususnya investasi," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan tertulis, Kamis (15/11/2018).

Namun, defisit kali ini dianggap akan memberi dampak positif bagi Indonesia ke depannya. Kegiatan investasi itu diyakini dapat berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing perekonomian ke depan.

Agusman memandang, Indonesia masih bisa mempertahankan defisit transaksi berjalan di level yang aman.

"Dengan perkembangan neraca perdagangan hingga Oktober 2018, Bank Indonesia memprakirakan defisit neraca transaksi berjalan tetap berada dalam level yang aman, yakni di bawah 3 persen PDB," kata Agusman.

Diketahui, defisit neraca perdagangan Oktober 2018 bersumber dari neraca perdagangan nomigas dan neraca perdagangan migas. Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif Januari-Oktober 2018, neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit 5,51 miliar dollar AS.

Defisit neraca perdagangan nonmigas tercatat 0,39 miliar dollar AS, setelah pada bulan sebelumnya mencatat surplus 1,32 miliar dollar AS. Defisit ini dipengaruhi kenaikan impor nomigas yang melebihi peningkatan ekspor nonmigas.

Peningkatan impor nonmigas tercatat sebesar 2,39 miliar dollar AS (mtm), terutama berupa bahan baku/penolong dan barang modal, antara lain mesin dan pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, besi dan baja, plastik dan barang plastik, serta ampas/sisa industri makanan.

Sementara itu, ekspor nonmigas meningkat 0,68 miliar dollar AS (mtm), didorong komoditas manufaktur seperti, kendaraan dan bagiannya, perhiasan/permata, alas kaki, dan bahan kimia anorganik. Dengan perkembangan ini, neraca perdagangan nonmigas secara kumulatif Januari-Oktober 2018 mencatat surplus sebesar 5,22 miliar dollar AS.

Sementara defisit neraca perdagangan migas pada Oktober 2018 tercatat 1,43 miliar dollar AS, meningkat dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar 1 milliar dollar AS.

Kenaikan defisit neraca perdagangan migas terutama dipengaruhi impor migas yang meningkat sebesar 0,62 miliar dollar AS (mtm), terutama akibat kenaikan impor minyak mentah, hasil minyak, dan gas.

Sementara itu, ekspor migas meningkat lebih terbatas yakni sebesar 0,20 miliar dollar AS (mtm), didorong oleh ekspor gas yang meningkat di tengah ekspor minyak mentah dan hasil minyak yang menurun. Dengan perkembangan ini, neraca perdagangan migas secara kumulatif Januari-Oktober 2018 mencatat defisit sebesar 10,74 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com