JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) resmi menerapkan program Bela Negara kepada seluruh warga binaan lembaga pemasyarakatan (lapas) di seluruh wilayah Indonesia.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, program ini bertujuan untuk menggalakkan nilai-nilai kesadaran bela negara tak terkecuali bagi warga binaan yang juga menjadi komponen bangsa Indonedia.
"Bela negara ini untuk mengembangkan rasa cinta terhadap Tanah Air yang diawali dengan rasa bangga dan kagum. Bila seseorang memiliki rasa cinta mendalam maka akan tulus dan ikhlas ikut membangun negaranya dan siap untuk mati demi negaranya," ujar Ryamizard dalam sambutannya di Lapas Klas I Cipinang, Jakarta, Kamis (29/3/2018).
Baca juga : Hingga Akhir 2017, Kader Bela Negara Capai 74,3 Juta Orang
Ryamizard menilai, warga binaan juga harus siap menghadapi era globalisasi dengan persaingan yang semakin ketat.
Melalui program ini, diharapkan warga binaan bisa membangun karakter dan kemampuannya agar bisa berkontribusi lebih baik setelah bebas dan terjun ke masyarakat.
"Esensi program ini agar mewujudkan sikap dan perilaku aktualisasi bela negara, menanamkan cinta Tanah Air, menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara, serta setia kepada Pancasila," ujar Ryamizard.
Baca juga : TNI, Polri, hingga Ormas Ikut Apel Bela Negara yang Dipimpin Anies
Sementara itu, Menkumham Yasonna Laoly menyatakan, bela negara tak hanya menjadi tanggung jawab aparat TNI.
Bela negara juga tanggung jawab seluruh komponen bangsa tak terkecuali warga binaan di lapas seluruh Indonesia.
Yasonna berharap, melalui program ini, kemampuan dan keterampilan warga binaan bisa berkembang di tengah keterbatasan sekat dinding penjara.
"Walaupun kamu ada di dinding-dinding yang terbatas, kreativitas kalian tidak boleh terbatas, dan harus membuktikan bahwa kalian dapat berkontribusi untuk bangsa ini," ujar Yasonna.
Yasonna mengamini pernyataan Ryamizard, bahwa filosofi pemidanaan di Indonesia bukan dalam bentuk pembalasan atas tindak kejahatan, melainkan mengutamakan reintegrasi sosial melalui pembinaan.
"Manusia punya kemampuan untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik, menjadi anak bangsa yang dapat berkontribusi lebih. Saya percaya kalian dapat buktikan itu," ungkap dia.