Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegeraman Megawati atas Banyaknya Tudingan kepada Presiden Jokowi

Kompas.com - 10/09/2017, 16:11 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Ketua Umum Parta Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri geram dengan banyaknya tudingan tidak berdasar yang diarahkan kepada Presiden Joko Widodo.

Megawati menganggap tudingan itu sebagai tindakan pengecut.

"(Jokowi) dibilangnya itu PKI. Keturunan tidak jelas. Terus kemarin terakhir diktator. Saya bilang, sebenarnya maunya apa toh. Saya kan perempuan ya, tapi saya bilang, mbok sing jantan (yang jantan). Padahal saya pakai anteng-anteng lho," katanya dalam sambutannya saat meresmikan kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Minggu (10/9/2017).

Putri proklamator Indonesia itu mengatakan, Presiden Joko Widodo dipilih secara sah dan konstitusional. Harusnya, semua pihak menghormati proses itu dan menunggu proses pemilihan berikutnya.

"Kita itu punya presiden yo wes toh. Diterima dulu. Karena sudah dibuat secara konstitusional bahwa dia adalah presiden kita. Sudah tungguin, nanti 2019, ayoo," katanya.

Baca juga: Jokowi Ajak Masyarakat Hapus Mental Negatif seperti Saling Fitnah

Megawati pun mempertanyakan sikap sopan santun yang selama ini dimiliki oleh bangsa Indonesia. Apalagi, sasaran tudingan adalah seorang pemimpin negara.

"Saya sampai mikir, sebenarnya orang Indonesia itu ndi (mana) ya sopane ya. Presiden sendiri digituin. Lah orang lain terus bikinnya kayak apa yo," katanya.

"Kebetulan toh Pak Jokowi kita yang jadikan menang. Tapi mana to, saya pernah mengelek- elek (menjelek-jelekkan) presiden lain yang bukan dari partai saya. Enggak toh. Meneng wae aku. Yo wes rakyate wes milih sing iku, yo wes manut (diam saja aku. Ya, sudah rakyatnya sudah memilih yang itu, ya sudah ikut)," imbuhnya.

Megawati meminta supaya semua pihak menjalani aturan yang berlaku. Termasuk aturan soal pemilihan presiden yang digelar setiap lima tahun sekali.

"Aturan dong, ikutin aturan. Kita mengikuti terus masak yang lain tidak bisa mengikuti. Ikut donk. Kalah menang itu soal yang keberapa," jelasnya.

Ia juga meminta semua pihak untuk menyampaikannya secara langsung permasalahannya daripada menuding di luar dan tidak berdasar.

"Mestinya datang dong konsekuen. Mohon maaf, Pak Jokowi, Bapak itu dikatator. Kan pasti alasan apa. Begitu, kok wanine nang buri ae (kok beraninya di belakang saja)," katanya.

Baca juga: Megawati: Pak Jokowi Dibilang Diktator, Sanggup Membuktikannya, Enggak?

Megawati menyebutkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki sopan santun. Karenanya, ia menyayangkan tindakan di luar kesopanan yang akhir-akhir ini banyak terjadi.

"Kita ini bukan negara liberal, kita ini negara demokrasi dengan asas Pancasila. Punya sopan santun, kita ini orang timur," tegasnya.

Kompas TV Ia mengapresiasi, tetapi juga memberi masukan kepada pemerintah akan banyaknya kendaraan saat ini di jalan raya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com