Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Usut 24 Akun Medsos Penyebar Hoaks soal Serangan Udara di Alurugu

Kompas.com - 14/07/2018, 17:43 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Polda Papua saat ini tengah menyelidiki 24 akun media sosial yang diduga menyebar berita hoaks soal serangan udara yang dilakukan TNI-Polri di Kampung Aluguru, Distrik Kenyam, Nduga Papua, pada Rabu (11/7/2018) lalu.

Dihubungi via seluler, Sabtu (14/7/2018), Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, tim cyber Polda Papua saat ini tengah menyelidiki 24 akun media sosial tersebut.

Pihaknya berharap, penyebar berita hoaks dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sebab, apa yang disebarkan tidak berdasar tanpa adanya bukti. "Kami masih selidiki akun-akun tersebut," kata Kamal.

Sebelumnya, Kamis (12/7/2018) Kamal telah membantah adanya penyerangan lewat udara dari TNI-Polri terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), di Kampung Aluguru.

Kata Kamal, yang terjadi hanyalah kontak tembak antara personel Brimob dengan KKB. Kamal menjelaskan, sebelum kontak tembak itu terjadi, sekitar pukul 11.17 WIT helikopter milik Polri yang hendak membawa bahan makanan kepada personel di beberapa pos di Kampung Aluguru ditembak kelompok tersebut.

Akibatnya, helikopter tidak dapat mendarat dan memutuskan untuk kembali ke Pos Polisi yang berada di Distrik Keyam. Sebab, saat itu langsung terjadi kontak tembak antara pasukan Brimob dan KKB.

"Dikarenakan situasi tidak memungkinkan helikopter Polri kembali ke Pos Pol Nduga," kata Kamal.

Lanjut Kamal, sekitar pukul 16.00 WIT helikopter tersebut kembali diterbangkan untuk mengirimkan bahan makanan, namun kembali ditembaki, sehingga terjadi kontak tembak antara personel Brimob dengan KKB.

"Helikopter Polri kembali ke Pos Pol Nduga dan tiba dalam keadaan selamat, kontak tembak masih terjadi hingga pukul 17.00 Wit," katanya.

Kamal memastikan tidak ada penembakan dari helikopter kepada kelompok tersebut, apalagi hingga pengeboman.

"Peristiwa kemarin tidak ada penembakan dari helikopter kepada Kelompok Kriminal Bersenjata, apalagi pengeboman," tegasnya.

Keberadaan helikopter Polri di Kabupaten Nduga, menurut Kamal untuk membawa bahan makanan dan melakukan evakuasi. Seperti evakuasi korban penembakan personel Brimob pada 6 Juli lalu.

Sedangkan keberadaan aparat Kepolisian di Kabupaten Nduga, untuk menegakan hukum terhadap para pelaku kriminalitas, baik terhadap anggota Polri dan masyarakat sipil sejak Juni lalu.

Selain itu, untuk melindungi, mengayomi masyarakat hidup aman dan nyaman agar dapat melaksanakan aktivitas seperti sedia kala.

"Diinformasikan ada beberapa Kelompok Kriminal Bersenjata di Kabupaten Nduga. Salah satunya di pimpin oleh Egianus yang mana kemarin sempat bergabung dengan kelompok lainnya yang berada di belakang SD Kampung Alguru saat terjadi kontak tembak," jelasnya.

Terkait beredarnya isu pemboman di Kampung Aluguru yang beredar di media sosial, Kamal menegaskan hal itu tidak benar alias Hoaks. Karena peristiwa tersebut merupakan kebakaran hutan di Provinsi Kalimantan Tengah.

Sebelumnya, sebuah akun Facebook menyebutkan bahwa pada Rabu sekitar pukul 08.00 WIT empat helikopter datang dari Kabupaten Asmat menuju Nduga. Sesampainya di Nduga, empat helikopter tersebut masuk ke arah perkampungan dan melakukan tembakan membabi buta. Helikopter tersebut ditumpangi anggota Brimob dan TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com