Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hibah Gamelan ke Tiap Kelurahan, Cara Pemkot Surakarta Lestarikan Warisan Budaya

Kompas.com - 12/08/2018, 12:14 WIB
Labib Zamani,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Pemkot Surakarta mempunyai cara untuk melestarikan keberadaan gamelan sebagai warisan budaya takbenda, yaitu dengan memberikan hibah gamelan slendro pelog kepada setiap kelurahan maupun sekolah di Solo, Jawa Tengah.

Pemberian hibah gamelan slendro pelog tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat maupun pelajar untuk belajar tentang bagaimana memainkan alat tradisional asli Jawa itu.

"Pemberian hibah gamelan slendro pelog ini bertujuan untuk mengajak masyarakat dan pelajar bersama menguri-uri kebudayaan yang adiluhung itu sendiri," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/8/2018).

Baca juga: Gamelan Diajukan Sebagai Nominasi Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO

Kelompok gamelan unjuk kreativitas dalam soft opening Gamelan Bersama Masyarakat dan Pelajar rangkaian gelaran Internasional Gamelan Festival (IGF) 2018 di Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/8/2018).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Kelompok gamelan unjuk kreativitas dalam soft opening Gamelan Bersama Masyarakat dan Pelajar rangkaian gelaran Internasional Gamelan Festival (IGF) 2018 di Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/8/2018).
Rudy mengatakan, sampai saat ini Pemkot Surakarta telah memberikan gamelan slendro pelog kepada 26 kelurahan dari jumlah total 54 kelurahan yang ada di Solo.

"Sudah dapat 26 kelurahan yang kita berikan hibah gamelan slendro pelog," jelas Rudy.

Rudy berharap, hingga akhir masa jabatannya sebagai wali kota pada tahun 2021, gamelan slendro pelog ini telah dimiliki oleh semua kelurahan yang ada di Solo.

Baca juga: Menyatukan Masyarakat Dunia Lewat Festival Gamelan Internasional

"Saya selesai jadi wali kota, (pemberian gamelan slendro pelog) di 54 kelurahan juga selesai," imbuhnya.

Kelompok gamelan ikut dalam soft opening Internasional Gamelan Festival (IGF) 2018 di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo pada Kamis (9/8/2018).KOMPAS.com/Labib Zamani Kelompok gamelan ikut dalam soft opening Internasional Gamelan Festival (IGF) 2018 di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo pada Kamis (9/8/2018).

Sementara sebagai bentuk nyata Pemkot Surakarta dalam melestarikan dan uri-uri gamelan sebagai warisan budaya takbenda itu, sejumlah kelurahan dan sekolah di Solo dilibatkan dalam soft opening Internasional Gamelan Festival (IGF) 2018 di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo pada Kamis (9/8/2018).

Baca juga: IGF 2018 Tegaskan Bahwa Solo Adalah Pusat Gamelan di Dunia

Kelurahan yang ikut dalam soft opening itu antara lain, Kelurahan Jebres, Manahan, Karangasem, Purwodiningratan, Banjarsari, Penumping, Serengan, Pajang dan Kelurahan Nusukan. Sedang untuk sekolah, ada SMPN 3, SMPN 7, SMPN 3, SDN Mangkubumen Kidul, SDM Mangkubumen Lor, SD Muhammadiyah 1 dan lain-lain.

Mereka saling beradu kreativitas dalam memainkan gamelan bersama kelompok pengrawit (gamelan) dari berbagai daerah di eks Karesidenan Surakarta yang turut diundang dalam acara tersebut.

"Dengan hibah gamelan kepada sekolah anak-anak kita ini tidak lagi ketinggalan terhadap warisan budaya takbenda. Mereka bisa ikut menjaga dan melestarikan keberadaan gamelan," imbuh dia.

Kompas TV Sanggar Omah Wayang berada di Desa Danguran Klaten, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com