SOLO, KOMPAS.com - Pemkot Surakarta mempunyai cara untuk melestarikan keberadaan gamelan sebagai warisan budaya takbenda, yaitu dengan memberikan hibah gamelan slendro pelog kepada setiap kelurahan maupun sekolah di Solo, Jawa Tengah.
Pemberian hibah gamelan slendro pelog tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat maupun pelajar untuk belajar tentang bagaimana memainkan alat tradisional asli Jawa itu.
"Pemberian hibah gamelan slendro pelog ini bertujuan untuk mengajak masyarakat dan pelajar bersama menguri-uri kebudayaan yang adiluhung itu sendiri," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/8/2018).
Baca juga: Gamelan Diajukan Sebagai Nominasi Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO
"Sudah dapat 26 kelurahan yang kita berikan hibah gamelan slendro pelog," jelas Rudy.
Rudy berharap, hingga akhir masa jabatannya sebagai wali kota pada tahun 2021, gamelan slendro pelog ini telah dimiliki oleh semua kelurahan yang ada di Solo.
Baca juga: Menyatukan Masyarakat Dunia Lewat Festival Gamelan Internasional
"Saya selesai jadi wali kota, (pemberian gamelan slendro pelog) di 54 kelurahan juga selesai," imbuhnya.
Baca juga: IGF 2018 Tegaskan Bahwa Solo Adalah Pusat Gamelan di Dunia
Kelurahan yang ikut dalam soft opening itu antara lain, Kelurahan Jebres, Manahan, Karangasem, Purwodiningratan, Banjarsari, Penumping, Serengan, Pajang dan Kelurahan Nusukan. Sedang untuk sekolah, ada SMPN 3, SMPN 7, SMPN 3, SDN Mangkubumen Kidul, SDM Mangkubumen Lor, SD Muhammadiyah 1 dan lain-lain.
Mereka saling beradu kreativitas dalam memainkan gamelan bersama kelompok pengrawit (gamelan) dari berbagai daerah di eks Karesidenan Surakarta yang turut diundang dalam acara tersebut.
"Dengan hibah gamelan kepada sekolah anak-anak kita ini tidak lagi ketinggalan terhadap warisan budaya takbenda. Mereka bisa ikut menjaga dan melestarikan keberadaan gamelan," imbuh dia.