Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Terungkap, Alasan Hiu Raksasa Megalodon Bisa Punah

Kompas.com - 10/10/2018, 08:06 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Megalodon merupakan spesies hiu terbesar yang pernah hidup di muka bumi ini. Hiu purba ini punya tubuh raksasa yang bisa tumbuh hingga 18 meter, bukan hanya itu saja, mereka juga punya rahang selebar 3 meter yang dilengkapi dengan 276 gigi.

Selama hidup mereka, Megalodon juga mendominasi sebagai predator puncak di laut selama sekitar 20 juta tahun. Namun 2,5 juta tahun yang lalu, hiu ini punah.

Penyebab kepunahan spesies ini pun menjadi tanda tanya pasalnya hingga kini pun ilmuwan tidak sepenuhnya mengerti mengapa mereka punah.

Baca juga: Makan Rumput, Inilah Hiu Omnivora Pertama di Dunia

"Ada banyak pemikiran mengapa Megalodon punah. Para ilmuwan berpendapat bahwa perubahan iklim drastis serta ketersediaan mangsa membuat Megalodon punah. Tapi ini hanya hipotesis, belum ada penelitian yang menunjukkan hal ini secara meyakinkan," jelas Sora Kim, peneliti dari University of California Merced seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (9/10/2018).

Namun, teka-teki ini mungkin akan segera mendapat titik terang. Kim bersama timnya mendapatkan dana hibah yang berasal dari National Science Foundation. Dana lebih dari $ 200.000 atau sekitar Rp 3 Miliar ini nantinya akan digunakan untuk memecahkan misteri kepunahan Megalodon.

Meski begitu, ilmuwan harus bersiap dengan dengan kesulitan yang akan mereka hadapi. Seperti kebanyakan hiu, tulang Megalodon terbuat dari tulang rawan sehingga kerangkanya tidak akan menjadi fosil. Jadi, hanya ada sedikit bukti bagi ilmuwan.

Namun masih ada kemungkinan lain yang bisa tim ilmuwan lakukan, yakni menggunakan gigi megalodon.

Baca juga: Susuri Pantai, Guru Australia Temukan Gigi Hiu Berusia 25 Juta Tahun

Gigi hiu lebih tahan terhadap perubahan sehingga para ilmuwan dapat menggunakannya untuk melacak perubahan yang terjadi selama jutaan tahun.

"Kerangka hiu terbuat dari tulang rawan yang tidak awet. Sementara itu gigi mereka bisa tanggal dan tumbuh. Gigi-gigi ini tersebar di berbagai tempat," kata Kim.

Kim dan timnya berharap bisa menemukan gigi megalodon di berbagai tempat di seluruh dunia untuk mencari petunjuk mengenenai pola makan, habitat serta fisiologi predator.

"Apa saja yang dimakan mereka? Mungkinkah megalodon mengatur suhu tubuhnya sendiri? Seperti apa lingkungannya? Dan mengapa mereka punah? Analisis isotop akan memberikan jawaban yang lebih pasti untuk pertanyaan-pertanyaan ini," kata Kim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com