Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Quraish Shihab Ungkap Kesalahan Terbesar Manusia Maknai "Kun Fayakun"

Kompas.com - 24/10/2018, 18:37 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Misteri tentang hubungan sains dan agama selalu menarik diperbincangkan. Dalam agama Islam misalnya, salah satu yang menarik perhatian adalah tentang kalimat Kun Fayakun yang ada dalam AlQuran.

Pertanyaan tersebut ternyata juga mendapat perhatian Najwa Shihab dalam acara bincang-bincang bersama Quraish Shihab yang ditayangkan di channel Youtube miliknya.

Kun Fayakun Bukan Bim Salabim

Dalam video berdurasi hampir 9 menit itu, Najwa Shihab membacakan pertanyaan dari warganet bernama Syafa'at Muhammad.

Begini pertanyaannya: Bila kita melihat langit, kita akan menemukan banyak bintang dan planet tanpa bisa membedakannya secara kasar mata. Menurut sains, proses terjadinya bintang-bintang itu identik mirip. begitu pun dengan proses kematian bintang. Apakah ini artinya "Kun Fayakun" Allah itu terjadi atas sebuah proses, bukan seperti sekajap mata?

Quraish Shihab segera menjawab, Kun Fayakun itu ada sebuah proses. Menurut Quraish, tidak ada Kun Fayakun itu serta merta.

"Mari kita ambil contoh, inna matsala ‘iisaa ‘inda allaahi kamatsali aadama khalaqahu min turaabin tsumma qaala lahu kun fayakuunu (Ali Imran: 59)," ujarnya.

"(Artinya) perumpaan (penciptaan) nabi Isa itu sama dengan Adam, diciptakan dengan kata Kun Fayakun," terang Quraish.

Pria lulusan Al Azhar, Mesir itu menjelaskan, ayat tersebut menerangkan bahwa keduanya sama-sama diciptakan dengan kata Kun Fayakun.

"Itu Nabi Isa, diciptakannya ada proses kelahirannya atau tidak?" tanya Quraish kepada Najwa.

"Ada, ya. Ibunda Maryam mengandung, pergi ke tempat terpencil, disuruh menggerakkan pohon," sambungnya.

Baca juga: Nabi Adam dan Manusia Purba, Mana yang Duluan? Quraish Shihab Menjawab

Dalam hal ini, Quraish menegaskan bahwa ada proses pada penciptaan Nabi Isa.

"Jadi jangan anggap Kun Fayakun itu seperti Bim Salabim," ucap Quraish.

"Ada proses. Langit Bumi itu diciptakan dalam tujuh hari. Hari yang dimaksud di sini adalah periode. Bisa jadi satu hari itu ribuan tahun," imbuhnya.

Jadi Kun Fayakun itu pendekatan pada manusia, bahwa untuk menciptakan sesuatu bagi Tuhan itu sangat mudah, tanpa waktu, tanpa alat.

"Saking mudahnya, bahkan lebih mudah dari ucapan seseorang 'jadilah maka jadi'," tutur Quraish.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com