Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Tragis Shinzo Abe di Salah Satu Negara Teraman di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
AP/Shohei Izumi
Kendaraan darurat di lokasi di mana mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pingsan di Nara, Jepang pada hari Jumat (8/7/2022).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, meninggal dunia usai ditembak saat berkampanye di kota Nara, Jumat (8/7/2022).

Kematian Abe dengan cara tragis tersebut memicu tanda tanya dan ketakutan besar banyak pihak, terutama warga Jepang.

Hal ini mengingat posisi Abe sebagai tokoh penting di Jepang, dan bagaimana Jepang selama ini dikenal sebagai salah satu negara teraman di dunia.

“Penembakan itu tragis dan mengejutkan, mengingat Jepang adalah salah satu negara teraman di dunia,” ujar Benoit Hardy-Chartrand, salah seorang profesor di Temple University Jepang, sebagaimana dikutip Al Jazeera.

Ia mengatakan apa yang terjadi dengan Abe adalah hal yang sangat jarang terjadi karena tingkat pembunuhan di negara itu sangatlah rendah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ditembak Saat Sedang Kampanye, Siapa Shinzo Abe?

Memicu kecemasan masyarakat

Hal serupa juga disampaikan oleh profesor Ilmu Politik di Universitas Sophia Tokyo, Tina Burrett.

“Ini sangat mengejutkan bagi publik Jepang. Sangat jarang ada orang di Jepang yang memiliki pistol,” ungkapnya.

Ia mengatakan, hal yang juga menjadi sorotan adalah fakta bahwa pistol yang dipakai untuk menembak Abe adalah pistol buatan sendiri.

"Ini tampaknya menjadi tindakan individu atas dorongannya sendiri, tetapi fakta bahwa pistol itu buatan sendiri adalah sesuatu yang membuat orang Jepang merasa lebih tidak nyaman dan takut," tambahnya.

Sebagai informasi, pria yang ditangkap karena menembak Abe dilaporkan menggunakan senjata buatan sendiri. Pelaku penembakan tersebut adalah mantan anggota militer Jepang.

Adapun di Jepang, penangkapan pertama kasus kepemilikan senjata api buatan sendiri pernah terjadi, yaitu di tahun 2014 lalu. Di mana pelaku memakai senjata 3D buatan sendiri.

Baca juga: Motif di Balik Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe

Aturan keras Jepang tentang kepemilikan senjata api

Jepang adalah negara yang sangat keras dalam aturan kepemilikan senjata api. Di Jepang, untuk mendapatkan lisensi senjata membutuhkan proses panjang dan rumit, terutama untuk warga negara atau masyarakat biasa.

Hanya pemburu dan penembak target saja yang diizinkan untuk memiliki senapan maupun senapan angin.

Dikutip dari The Guardian, sejak tahun 1958, undang-undang pascaperang menyatakan bahwa tak seorang pun boleh memiliki senjata api maupun pedang di Jepang.

Bahkan jalur untuk memiliki senjata api harus melalui 13 langkah yang rumit dan panjang.

Di antaranya adalah bagian dari kru berburu dan menembak, yang harus mengikuti kelas senjata api, lulus ujian tertulis, dan lulus tes kesehatan serta dinyatakan sehat mental dan tak punya riwayat narkoba.

Polisi juga akan mewawancarai calon pemilik senjata api, hingga memeriksa riwayat pekerjaan dan status keuangan.

Aturan yang ketat juga berlaku untuk kepemilikan senapan untuk kepentingan berburu dan olahraga, meskipun beberapa dikecualikan.

Namun calon pemilik tetap harus ikut kelas dan lulus ujian tertulis dan praktik, termasuk pemeriksaan latar belakang.

Baca juga: Rekam Jejak Shinzo Abe, Mantan PM Jepang yang Meninggal Usai Tertembak

Sementara itu, kepemilikan pistol oleh warga sipil sangat dilarang di Jepang.

Selama ini, sindikat kejahatan yang terkait senjata api seringkali terkait dengan Yakuza. Namun tetap saja jumlah kejahatan yang melibatkan senjata api sangatlah kecil.

Mengenai kriminalitas, di tahun 2014, hanya ada enam kematian yang dilaporkan di Jepang.

Negara tersebut memang sangat jarang memiliki kasus pembunuhan. Setiap tahunnya, biasanya tak lebih dari 10 kasus pembunuhan yang terjadi.

Hal ini berbeda dengan kondisi di negara maju lain.

Dilansir dari University of Washington, laporan tahun 2022 mengungkap bahwa AS memiliki lebih dari empat pembunuhan senjata api per 100.000 orang di tahun 2019, berbeda dengan Jepang yang kasusnya hampir nol.

Selengkapnya, dari laporan itu, pembunuhan senjata api per 100.000 orang AS adalah 4,2, sementara Australia 0,18 dan Jepang 0,02.

Tahun 2013, Jepang memang pernah memiliki rekor tertinggi kejahatan senjata api dengan 40 kasus kriminal senjata api ditembakkan.

Namun sejak itu kasus terus turun, seiring dengan semakin ketatnya aturan terkait toko senjata.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi