Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Dosen-Rektor, SBM ITB Tidak Terima Mahasiswa Baru dan Mahasiswa Lama Belajar Mandiri

Kompas.com - 09/03/2022, 12:36 WIB
Reni Susanti,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Insitut Teknologi Bandung (ITB) tidak beroperasi seperti biasanya mulai Selasa, 8 Maret 2022. Proses belajar mengajar tidak dilaksanakan secara luring maupun daring.

"Mahasiswa diminta untuk belajar mandiri," ujar Perwakilan Forum Dosen SBM ITB (FD SBM ITB), Jann Hidayat dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Bahkan, sambung Jann, dengan berbagai pertimbangan, SBM ITB tidak akan menerima mahasiswa baru sampai sistem normal kembali.

Baca juga: ITB: Prof Srihadi Sudarsono Sosok yang Santun dan Hormat pada Siapapun, Senior Maupun Juniornya

"Ini karena kebijakan Rektor ITB saat ini tidak memungkinkan SBM ITB untuk beroperasi melayani mahasiswa sesuai standar internasional yang selama ini diterapkan," tutur dia.

Jann menceritakan, kondisi ini merupakan dampak konflik berkepanjangan setelah Rektor ITB Reini Wirahadikusumah mencabut hak swakelola SBM ITB tahun 2003 tanpa pemberitahuan dan kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan.

Pada 2 Maret 2022, jajaran dekanat SBM ITB yang dipimpin Dekan SBM ITB Utomo Sarjono Putro, Wakil Dekan Bidang Akademik Aurik Gustomo, dan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Reza A Nasution mengajukan surat pengunduran diri kepada rektor ITB.

Baca juga: Bahlil Marah ke Dirjen dan Dirut PLN di DPR: Kurang Ajar Kalian, Habis Ini Ketemu Saya

"Berbagai upaya dilakukan untuk menyelesaikan konflik, termasuk pertemuan Forum Dosen SBM ITB dengan Rektor beserta Wakil-Wakil Rektor pada 4 Maret 2022. Namun belum membuahkan hasil," ucap dia.

Hasil Pertemuan

Dari pertemuan tersebut, Jann menyimpulkan dua hal.

Pertama, rektor tidak lagi mengakui dasar-dasar atau pondasi pendirian SBM ITB yang tertuang dalam SK Rektor ITB Nomor 203/2003.

Baca juga: Lantik Pejabat di Kolong Tol, Dedi Mulyadi: Saya Ingin Kembalikan Jawa Barat Jadi Sepenggal Surga

SK ini memberikan wewenang dan tanggung jawab swadana dan swakelola pada SBM ITB sebagai bagian dari ITB, yang selama 18 tahun telah berjalan dan berhasil membawa SBM ITB pada tingkat dunia.

"Kami memperoleh akreditasi AACSB. Pencabutan swakelola otomatis telah mematikan roh dan sekaligus meruntuhkan “bangunan” SBM ITB, raison d'etre, alasan kehidupan atau dasar eksistensi SBM ITB sebagai sebuah sekolah yang inovatif dan gesit," tutur dia.

Kedua, rektor sedang membuat sistem terintegrasi yang seragam bagi semua fakultas/sekolah di ITB. Walaupun faktanya, masing-masing Fakultas/Sekolah memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda.

Baca juga: Roy Suryo Pilih Hadiri Preskon Pemakzulan Gibran, daripada Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya

Sistem yang dibangun Rektor ITB ini dinilai belum selesai, namun peraturan lama sudah ditutup.

"Peraturan baru ini menguatkan posisi rektor sebagai penguasa tunggal dengan sistem yang sentralistis dan hirarkikal, membuat ITB menjadi tidak gesit ataupun lincah," ucap dia.

Pihaknya juga mengkritisi kepemimpinan Rektor ITB yang membuat peraturan tanpa dialog, sosialisasi, dan memperhatikan dampak terhadap pihak-pihak terkait.

Baca juga: Prabowo Cium Hajar Aswad dan Masuk Ka'bah Saat Umrah

Halaman:
Komentar
rohnya kuliah mipa dan teknik kok sekolah bisnis... wajar rektornya... keluarin sk...
Baca tentang


Terkini Lainnya
 Air Keluar dari Bambu Ajaib di Cianjur Dianggap Keramat, Ini Penjelasan Logisnya
Air Keluar dari Bambu Ajaib di Cianjur Dianggap Keramat, Ini Penjelasan Logisnya
Bandung
Bonus Persib Dialihkan Jadi Bantuan Air Bersih, Dedi Muyadi: Dalam Satu Bulan Air Warga Karawang Ngalir
Bonus Persib Dialihkan Jadi Bantuan Air Bersih, Dedi Muyadi: Dalam Satu Bulan Air Warga Karawang Ngalir
Bandung
Kebijakan Dedi Mulyadi soal Penutupan Tambang Dinilai Setengah Hati karena Ini
Kebijakan Dedi Mulyadi soal Penutupan Tambang Dinilai Setengah Hati karena Ini
Bandung
Bambu Ajaib di Cianjur Ternyata Cuma Instalasi Seni, Kini Dibongkar, Pembuat: Saya Juga Kaget!
Bambu Ajaib di Cianjur Ternyata Cuma Instalasi Seni, Kini Dibongkar, Pembuat: Saya Juga Kaget!
Bandung
Bonus Persib Disalurkan Tangani Krisis Air di Karawang, Diserahkan Saat Pelantikan di Kolong Tol
Bonus Persib Disalurkan Tangani Krisis Air di Karawang, Diserahkan Saat Pelantikan di Kolong Tol
Bandung
Anggota DPR Cellica Dukung Perpres ODOL demi Selamatkan Jiwa Manusia
Anggota DPR Cellica Dukung Perpres ODOL demi Selamatkan Jiwa Manusia
Bandung
Alasan Dedi Mulyadi Lantik Pejabat Jabar di Kolong Tol Cileunyi-Sumedang
Alasan Dedi Mulyadi Lantik Pejabat Jabar di Kolong Tol Cileunyi-Sumedang
Bandung
Polisi Tangkap 5 Oknum Wartawan yang Peras Kepala Desa di Sumedang
Polisi Tangkap 5 Oknum Wartawan yang Peras Kepala Desa di Sumedang
Bandung
Wali Kota Cimahi Ngamuk di RSUD Cibabat: Semprot Pegawai, Tuntut Pembenahan Direksi
Wali Kota Cimahi Ngamuk di RSUD Cibabat: Semprot Pegawai, Tuntut Pembenahan Direksi
Bandung
Farhan Sebut Larangan Bawa Ponsel ke Sekolah Bandung Segera Diterapkan, Catat Waktunya
Farhan Sebut Larangan Bawa Ponsel ke Sekolah Bandung Segera Diterapkan, Catat Waktunya
Bandung
Dedi Mulyadi Temui SMAN 1 Ciasem Subang, Semua Calon Siswa Pendaftar Akhirnya Diterima
Dedi Mulyadi Temui SMAN 1 Ciasem Subang, Semua Calon Siswa Pendaftar Akhirnya Diterima
Bandung
Satu Kelas SMA Negeri Maksimal 50 Orang, Kebijakan Darurat Dedi Mulyadi untuk Anak Jabar
Satu Kelas SMA Negeri Maksimal 50 Orang, Kebijakan Darurat Dedi Mulyadi untuk Anak Jabar
Bandung
Kisah Bambu Keluarkan Air di Cianjur, Karya Seni yang Dianggap Keramat
Kisah Bambu Keluarkan Air di Cianjur, Karya Seni yang Dianggap Keramat
Bandung
Cegah Anak Putus Sekolah, Dedi Mulyadi Izinkan SMA Negeri Tampung Siswa Maksimal 50 Orang Per Kelas
Cegah Anak Putus Sekolah, Dedi Mulyadi Izinkan SMA Negeri Tampung Siswa Maksimal 50 Orang Per Kelas
Bandung
KA Kahuripan dan Pasundan Jadi Favorit Penumpang Selama Libur Panjang
KA Kahuripan dan Pasundan Jadi Favorit Penumpang Selama Libur Panjang
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau