Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Santriwati Dicabuli Pimpinan Pondok Pesantren di Katapang Bandung, Polisi: Masih Proses Lidik

Kompas.com - 15/08/2022, 21:47 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Soal kasus pencabulan 20 santriwati yang diduga melibatkan oknum pimpinan salah satu pondok pesantren di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kapolresta Bandung Kombes Po Kusworo menyebut, saat ini tim Polresta Bandung sedang melakukan lidik.

"Minta waktunya, saat ini kasus tersebut sedang dalam lidik," katanya kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Senin (15/8/2022).

Ia meminta semua pihak untuk bersabar, agar pengungkapan kasus tersebut bisa segera disampaikan ke publik.

Baca juga: Bocah SD di Sumenep Diduga Diperkosa, Korban Diseret ke Semak-semak, Pelaku Kabur

"Hari ini anggota sedang melakukan lidik, semoga cepat rilis," jelasnya.

Namun, pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait kasus tersebut.

Sebelumnya diberitakan, NR (42) pimpinan salah satu Pondok Pesantren di Kabupaten Bandung diduga melakukan pencabulan terhadap puluhan santriwati yang masih berusia di bawah umur.

Baca juga: KPK OTT Wamenaker Immanuel Ebenezer

Kasus tersebut berhasil terungkap setelah salah satu korban berani angkat bicara dan melaporkannya setelah beberapa tahun bungkam.

Deki Rosdia Kuasa Hukum korban mengatakan, awal mula terbongkarnya kasus tersebut, lantaran adanya kabar bahwa pelaku masih membuka praktik pengobatan.

Deki mengatakan, korban yang memintanya untuk menjadi kuasa hukum mengaku pertama kali dicabuli sejak masuk pesantren pada tahun 2016. Saat itu, korban masih kelas 1 SMP.

Menurutnya, pelaku memanfaatkan kepatuhan santri untuk menjalankan perbuatan bejadnya.

Keterangan korban, pelaku awalnya memanggil korban dan menyuruhnya bersih-bersih. Kemudian, pelaku meraba-raba korban, menciuminya, kemudian mencabuli korban.

Baca juga: 20 Santriwati Dicabuli Pimpinan Pondok Pesantren di Katapang Bandung

"Korban itu diperdaya, dengan berbagai bahasa nanti tidak berkah ilmunya, secara hukum harus nurut gurunya. Bahkan, ketika tidur pun kadang korban dicabuli," terangnya.

Tak sampai disitu, saking seringnya pelaku mencabuli korban, hingga menyebabkan korban lupa berapa kali dicabuli oleh pelaku.

Bahkan, korban mengaku satu minggu sebelum dijodohkan dengan salah seorang santri. Pelaku masih mencabuli korbannya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Komentar
kemenag harus tegas. tutup!


Terkini Lainnya
Terungkap 3 Modus Dirut PT Jasa Sarana Korupsi Pajak Tambang di Sumedang yang Rugikan Negara Rp 3 Miliar
Terungkap 3 Modus Dirut PT Jasa Sarana Korupsi Pajak Tambang di Sumedang yang Rugikan Negara Rp 3 Miliar
Bandung
Kayu Pondasi Jadi Bahan Bakar Memasak, Kisah Rumah Reyot Raya Bocah Sukabumi Terungkap
Kayu Pondasi Jadi Bahan Bakar Memasak, Kisah Rumah Reyot Raya Bocah Sukabumi Terungkap
Bandung
Korupsi Pajak Tambang Rp 3 Miliar di Sumedang, 2 Dirut Jasa Sarana Jadi Tersangka
Korupsi Pajak Tambang Rp 3 Miliar di Sumedang, 2 Dirut Jasa Sarana Jadi Tersangka
Bandung
15 Tahun Konflik Jasinga, Berujung Tragis di Hari Kemerdekaan
15 Tahun Konflik Jasinga, Berujung Tragis di Hari Kemerdekaan
Bandung
Bertaruh di Job Fair Bandung: Pencari Kerja dan Harapan yang Tak Pernah Padam
Bertaruh di Job Fair Bandung: Pencari Kerja dan Harapan yang Tak Pernah Padam
Bandung
Simpan 100 Lebih Artefak, Museum Keraton Kanoman Jarang Tersentuh Renovasi
Simpan 100 Lebih Artefak, Museum Keraton Kanoman Jarang Tersentuh Renovasi
Bandung
Hasil Otopsi Korban Bentrokan Jasinga, Luka Menganga akibat Tusukan Celurit...
Hasil Otopsi Korban Bentrokan Jasinga, Luka Menganga akibat Tusukan Celurit...
Bandung
Detik-detik Duel Maut Bentrokan di Jasinga yang Tewaskan Satu Orang
Detik-detik Duel Maut Bentrokan di Jasinga yang Tewaskan Satu Orang
Bandung
Potret Haru Keluarga Raya Bocah Sukabumi, Nafkah Didapat dari Suruhan Tetangga
Potret Haru Keluarga Raya Bocah Sukabumi, Nafkah Didapat dari Suruhan Tetangga
Bandung
Gempa Karawang Rusak Puluhan Rumah, Pemkab: Insya Allah Segera Dibantu
Gempa Karawang Rusak Puluhan Rumah, Pemkab: Insya Allah Segera Dibantu
Bandung
Gempa Bekasi Magnitudo 4,9 Hancurkan Rumah Warga Bandung Barat
Gempa Bekasi Magnitudo 4,9 Hancurkan Rumah Warga Bandung Barat
Bandung
Tetangga Ungkap Ortu Raya Bocah Sukabumi yang Tubuhnya Dipenuhi Cacing Kerap Ditegur karena Anak Main di Kolong Rumah
Tetangga Ungkap Ortu Raya Bocah Sukabumi yang Tubuhnya Dipenuhi Cacing Kerap Ditegur karena Anak Main di Kolong Rumah
Bandung
Melihat Rumah Raya, Bocah Sukabumi yang Meninggal karena Cacing
Melihat Rumah Raya, Bocah Sukabumi yang Meninggal karena Cacing
Bandung
Susi Pudjiastuti Sebut Profesor Unpad Bodoh soal KJA, Jeje: Ke Personal, Bukan Lembaga
Susi Pudjiastuti Sebut Profesor Unpad Bodoh soal KJA, Jeje: Ke Personal, Bukan Lembaga
Bandung
Konferensi Nasional Sepak Bola dan Sains Akan Digelar di Bandung, demi Piala Dunia
Konferensi Nasional Sepak Bola dan Sains Akan Digelar di Bandung, demi Piala Dunia
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau