Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan, Militansi Suporter, dan Fenomena Perilaku "Crowd"

Kompas.com - 03/10/2022, 19:35 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Sabtu (1/10/2022), menjadi malam yang kelam bagi sepakbola Tanah Air. Lebih dari 100 orang tewas dalam tragedi kelam Kanjuruhan.

Dosen Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Hery Wibowo mengatakan di balik tragedi kerusuhan tersebut, suporter menjadi organ yang tidak terpisahkan dalam dunia sepak bola.

Menjadi suporter suatu klub sepakbola merupakan identitas sosial yang membanggakan dan mampu meningkatkan citra diri.

Baca juga: Gubernur Sumsel Harap Piala Dunia U-20 di Indonesia Tak Batal karena Tragedi Kanjuruhan

“Ini adalah identitas sosial yang mampu meningkatkan ‘status’ atau bahkan ‘harga diri’ pada konteks kehidupan bermasyarakat," ujar Hery dalam rilisnya, Senin (3/10/2022). 

"Dari anggota masyarakat yang ‘bukan siapa-siapa’, seseorang dapat merasa menjadi ‘seseorang, atau warga negara berstatus menengah’ dengan menjadi supporter aktif (fanbase) dari klub tertentu,” tambah dia. 

Karena itu, militansi suporter sangat terlihat ketika klub idolanya akan bertanding. Apa lagi saat ini pertandingan sepak bola kembali diperbolehkan untuk ditonton secara langsung di dalam stadion.

Kondisi ini juga terlihat dari membeludaknya penonton laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan yang konon melebihi jumlah tiket yang dicetak.

Perilaku "Crowd"

Lebih lanjut Ketua Program Studi Sarjana Sosiologi FISIP Unpad tersebut menjelaskan, keberadaan suporter di stadion memiliki dinamika tersendiri.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah potensi menghasilkan perilaku “Crowd” (crowd behavior).

Perilaku ini merupakan fenomena ketika sejumlah orang yang berkumpul dalam suatu kerumunan khusus akan berpotensi menghasilkan perilaku yang tidak akan terjadi pada situasi normal.

Fenomena ini merupakan perilaku individu yang memicu perilaku kolektif. Seseorang dalam menghasilkan crowd behavior akan memiliki keberanian semu yang mampu memicu keberanian kolektif lainnya.

Baca juga: Komnas HAM Sebut Ada Indikasi Kekerasan Aparat di Stadion Kanjuruhan, Panglima TNI Janji Bertindak Tegas

Seorang individu akan merasa sangat berani dan kuat (powerfull), merasa benar, dan tanpa ragu melakukan suatu tindakan.

“Seorang individu dalam crowd akan cenderung merasa ‘berkali-kali lipat lebih berani’ dalam melakukan sesuatu yang ada dipikirannya, ia akan tidak ragu-ragu dalam melakukan niatannya. Hal dapat terjadi karena ia merasa “akan” didukung oleh kelompoknya dalam segala Tindakan yang dilakukannya,” kata Hery.

Kekalahan tim Arema memicu pendukungnya menghasilkan perilaku crowd. Hal ini dapat terjadi karena suporter telah menganggap tim sebagai identitas sosial ataupun konsep diri mereka.

Maka, ketika sesuatu terjadi ataupun menimpa tim, seakan menyentuh harga diri (self esteem) ataupun sisi batin terdalam pendukungnya.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Gembong Pemilik Pabrik Pil PCC di Banten Dijerat TPPU bersama Istrinya
Gembong Pemilik Pabrik Pil PCC di Banten Dijerat TPPU bersama Istrinya
Bandung
Imigrasi Karawang Gandeng Kantor Pos Kirim Paspor Langsung ke Rumah Pemohon
Imigrasi Karawang Gandeng Kantor Pos Kirim Paspor Langsung ke Rumah Pemohon
Bandung
Polda Jabar Targetkan 25 Dapur Gizi Polri Rampung dalam 2 Bulan
Polda Jabar Targetkan 25 Dapur Gizi Polri Rampung dalam 2 Bulan
Bandung
Anak Putus Sekolah di Garut Mencapai 25.000, Apa Penyebabnya?
Anak Putus Sekolah di Garut Mencapai 25.000, Apa Penyebabnya?
Bandung
Pendaftaran Beasiswa Perintis 2026 Dibuka, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya
Pendaftaran Beasiswa Perintis 2026 Dibuka, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya
Bandung
Laut Wisata Diduga Jadi Keramba, DPRD Pangandaran Ancam Bawa ke Pusat
Laut Wisata Diduga Jadi Keramba, DPRD Pangandaran Ancam Bawa ke Pusat
Bandung
Paskibra Cirebon Kibarkan Bendera Setengah Tiang, Tuntut Keadilan untuk DF
Paskibra Cirebon Kibarkan Bendera Setengah Tiang, Tuntut Keadilan untuk DF
Bandung
Tak Pernah Diajak Bicara, HNSI Geram soal Izin Laut di Pangandaran
Tak Pernah Diajak Bicara, HNSI Geram soal Izin Laut di Pangandaran
Bandung
Turut Gugat Dedi Mulyadi, BMPS Cianjur: Rombel 50 Siswa Menegaskan Dikotomi Sekolah Negeri dengan Swasta
Turut Gugat Dedi Mulyadi, BMPS Cianjur: Rombel 50 Siswa Menegaskan Dikotomi Sekolah Negeri dengan Swasta
Bandung
Digugat 8 Organisasi Sekolah Swasta, Dedi Mulyadi: Buktikan Dulu Kalau Benar Dirugikan
Digugat 8 Organisasi Sekolah Swasta, Dedi Mulyadi: Buktikan Dulu Kalau Benar Dirugikan
Bandung
Ridwan Kamil Siap Tes DNA Besok, Kuasa Hukum Singgung soal Tekanan Publik
Ridwan Kamil Siap Tes DNA Besok, Kuasa Hukum Singgung soal Tekanan Publik
Bandung
Istri Hamil 8 Bulan Jadi Umpan untuk Gasak Mobil Tetangga di Ciamis
Istri Hamil 8 Bulan Jadi Umpan untuk Gasak Mobil Tetangga di Ciamis
Bandung
Semua Transaksi Koperasi Desa Akan Dipantau Digital, Ini Dampaknya
Semua Transaksi Koperasi Desa Akan Dipantau Digital, Ini Dampaknya
Bandung
Cerita Bupati Karawang Kembali ke Bangku Kuliah
Cerita Bupati Karawang Kembali ke Bangku Kuliah
Bandung
Dedi Mulyadi: Saya Digugat karena Jalankan Kewajiban Negara Mendidik Anak Bangsa
Dedi Mulyadi: Saya Digugat karena Jalankan Kewajiban Negara Mendidik Anak Bangsa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau