Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahun-tahun Warga Kecamatan Rancaekek Bandung Konsumsi Air Tanah Kotor

Kompas.com - 06/02/2023, 14:02 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Bertahun-tahun Ahyar (43) warga Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mesti mengkonsumsi air tanah yang kotor untuk kebutuhan sehari-hari.

Air tanah yang disedot menggunakan pompa jet itu kuning kecoklatan serta bercampur tanah.

Agar bisa mengkonsumsi air tanah yang kotor itu, Ahyar harus mengakali dan mensiasati ketika sedang menyedot air.

"Saya pindah ke sini tahun 2005 kondisinya sudah gini, tapi dulu mah enggak terlalu parah seperti sekarang," katanya ditemui, Minggu (5/2/2023).

Baca juga: Kerap Terendam Banjir, Candi Bojong Menje di Rancaekek Terancam Rusak

Rata-rata, kata dia, warga mesti menyaring air atau mengendapkan campuran tanah. Caranya, mendiamkan air itu dalam ember selama beberapa hari.

Tidak sedikit juga warga yang menggunakan zat kimia agar air tanah tersebut bisa kembali bening.

"Berbagai cara lah, kalau saya disaring dulu, diendapkan, makanya banyak wadah (tempat) yang saya siapkan untuk proses itu," ujarnya.

Tidak hanya air tanah yang ditarik menggunakan mesin pompa jet saja yang kondisinya seperti itu.

Ahyar menyebutkan, kualitas air sumur pun sama. Bahkan warga yang masih memiliki sumur di wilayahnya mengeluhkan kualitas airnya kuning dan sedikit mengeluarkan bau.

"Kalau di tetangga yang pakai sumur kadang ada baunya, makanya enggak kepake sama sekali, akhirnya dia juga minta ke yang lain dengan kualitas air yang serupa tapi enggak berbau," kata Ahyar.

Baca juga: Sungai Cimande Meluap, Perumahan di Rancaekek Bandung Terendam Banjir

Sejak mengetahui, kualitas air di tempat tinggalnya tidak layak, Ahyar terpaksa harus merogoh kocek lebih untuk membeli air bersih untuk bisa dikonsumsi terutama minum dan mencuci pakaian.

Dalam satu minggu, ia bisa membeli air bersih sebanyak dua atau tiga kali, tergantung kebutuhan.

"Kalau minum saya beli air bersih, 500 liter itu Rp 65.000 jadi di masukin ke penampungan berupa toren, itu saya pakai buat minum atau nyuci pakaian," tuturnya.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Muhammadiyah Soroti Masuk Sekolah 06.30 di Jabar: Harus Komprehensif
Muhammadiyah Soroti Masuk Sekolah 06.30 di Jabar: Harus Komprehensif
Bandung
Tanggapi Putusan MK soal Pendidikan Gratis, Muhammadiyah: Harus Realistis dan Pahami di Lapangan
Tanggapi Putusan MK soal Pendidikan Gratis, Muhammadiyah: Harus Realistis dan Pahami di Lapangan
Bandung
Sekolah Rakyat di Sukabumi Dimulai Juli 2025, Ada 100 Siswa SMP Angkatan Pertama
Sekolah Rakyat di Sukabumi Dimulai Juli 2025, Ada 100 Siswa SMP Angkatan Pertama
Bandung
Warga Gagalkan Maling Motor di Dayeuhkokot Bandung, Polisi: Sempat Dihakimi Massa
Warga Gagalkan Maling Motor di Dayeuhkokot Bandung, Polisi: Sempat Dihakimi Massa
Bandung
Farhan Rombak Pejabat OPD Kota Bandung dan Lantik 13 Kadis dan Asda
Farhan Rombak Pejabat OPD Kota Bandung dan Lantik 13 Kadis dan Asda
Bandung
Dedi Mulyadi: Penambangan Tak Melahirkan Kemajuan, Justru Picu Kemiskinan dan Kerusakan
Dedi Mulyadi: Penambangan Tak Melahirkan Kemajuan, Justru Picu Kemiskinan dan Kerusakan
Bandung
Dedi Mulyadi: Kasihan, Bupati Pangandaran Suka Nangis, Tunjangan Pegawai 5 Bulan Tak Bisa Dibayar
Dedi Mulyadi: Kasihan, Bupati Pangandaran Suka Nangis, Tunjangan Pegawai 5 Bulan Tak Bisa Dibayar
Bandung
Dedi Mulyadi Jelaskan Alasan Larang ASN Pemprov Jabar Rapat di Hotel meski Diizinkan Mendagri
Dedi Mulyadi Jelaskan Alasan Larang ASN Pemprov Jabar Rapat di Hotel meski Diizinkan Mendagri
Bandung
Pemprov Jabar Beli Pohon agar Tak Ditebang di Sukabumi, Dedi Mulyadi: Banjir dan Longsor Lebih Mahal dari Harga Kayu
Pemprov Jabar Beli Pohon agar Tak Ditebang di Sukabumi, Dedi Mulyadi: Banjir dan Longsor Lebih Mahal dari Harga Kayu
Bandung
Dedi Larang Rapat di Hotel, Pengamat: Tidak Langgar Aturan
Dedi Larang Rapat di Hotel, Pengamat: Tidak Langgar Aturan
Bandung
Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Bandung...
Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Bandung...
Bandung
'Walkout' di Pelantikan Rektor UPI, Cucun Soroti Sumpah dalam Bahasa Inggris
"Walkout" di Pelantikan Rektor UPI, Cucun Soroti Sumpah dalam Bahasa Inggris
Bandung
Tak Masuk Sekolah Negeri? Gubernur Banten: Informasikan Swasta Gratis
Tak Masuk Sekolah Negeri? Gubernur Banten: Informasikan Swasta Gratis
Bandung
Gubernur Banten Minta Panitia SPMB Tak Main Curang, Kelas 50 Siswa Jadi Sorotan
Gubernur Banten Minta Panitia SPMB Tak Main Curang, Kelas 50 Siswa Jadi Sorotan
Bandung
“Barak Sipil” Gaya Polresta Cirebon: Sujud, Maaf, dan Harapan Baru Pelajar ABH
“Barak Sipil” Gaya Polresta Cirebon: Sujud, Maaf, dan Harapan Baru Pelajar ABH
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau