Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Keluarga di Cianjur Alami Parkinson, Dinkes Bentuk Tim Riset

Kompas.com - 22/09/2023, 22:19 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

2
Sumber Antara

CIANJUR, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat membentuk tim untuk meneliti satu keluarga di Kecamatan Kadupandak yang mengidap penyakit Parkinson atau penyakit neurodegeneratif, yakni terjadinya penurunan fungsi otak dalam mengontrol gerakan.

Sekretaris Dinkes Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Jumat mengatakan, sejak tahun 2007 pihaknya sudah menangani kasus satu keluarga menderita Parkinson namun belum menemukan penyebab utamanya, sehingga pihaknya membentuk tim untuk melakukan penelitian.

Baca juga: Studi Ungkap Penggunaan Smartwatch Bisa Deteksi Gejala Dini Parkinson

"Satu keluarga itu, merupakan kakak dan adik yang berjumlah enam orang, mereka sudah mengidap Parkinson sejak balita. Sejak tahun 2007 Dinkes Cianjur sudah membawa mereka ke rumah sakit untuk mengetahui faktor penyebabnya, namun hingga saat ini belum ada hasil," katanya.

Tim peneliti yang terdiri atas dokter spesialis dan tenaga medis lainnya, diharapkan dapat mengungkap penyebab utama keenam orang kakak beradik bisa menderita Parkinson, meski selama ini tenaga kesehatan di Kecamatan Kadupandak kerap memberikan pelayanan kesehatan rutin.

"Karena penanganannya masuk wilayah RSUD Pagelaran, ketua timnya direktur rumah sakit tersebut, ditambah yang bersangkutan merupakan dokter spesialis saraf. Penyebab Parkinson dapat terjadi akibat berbagai faktor mulai dari faktor genetik, gangguan saraf dan faktor lainnya," katanya.

Hingga saat ini, keenam orang anak pasangan almarhum Umi Marsikah dan Hasbullah itu, atas nama Yayah (63), Patimah (61), Rupiah (58), Salamah (53), Saepudin (50), dan Omo (48) warga Kampung Sumedang, Desa Bojongkasih hanya melakukan aktivitas di dalam rumah.

Sedangkan empat orang di antaranya, kata Yusman Faisal, masih dapat beraktivitas meskipun sekujur tubuhnya mengalami getaran atau tremor parah, sedangkan dua orang lainnya Yayah dan Patimah hanya bisa berbaring di atas kasur tidak berdaya dan tidak dapat melakukan aktifitas apapun.

Anak bungsu dari enam bersaudara itu, Omo (48) mengatakan sebelumnya di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat Parkinson, bahkan kedua orang tuanya selalu sehat tanpa menunjukkan gejala penyakit serupa termasuk sepupunya yang lain dari kakek dan nenek yang sama .

Baca juga: Kekeringan di Cianjur Meluas, 24 Desa di 12 Kecamatan Krisis Air

Saat mereka balita hingga dewasa kerap mengalami panas tinggi hingga kejang-kejang atau step, sampai akhirnya anak tertua Yayah mulai menunjukkan gejala Parkinson, di mana seluruh badannya menjadi kaku dan tangan hingga kakinya gemetar atau tremor.

"Setelah Yayah mengalami hal tersebut diikuti kami berlima mengalami hal yang sama, sering step atau kejang-kejang. Bahkan sampai kulit memerah seperti terbakar dan muncul benjolan," katanya.

Selama menderita Parkinson keenam kakak beradik itu sempat menjalani beberapa kali pemeriksaan di rumah sakit, namun hanya diagnosa dari dokter mereka mengidap Parkinson tapi penyebabnya belum terungkap, demikian Omo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

2
Komentar
kasihan yaa kluarga itu. atau mungkin krn inses...? bpk & ibu mrk msh satu keturunan / satu darah.


Terkini Lainnya
Jabar: Dedi Mulyadi Sebut Tasikmalaya Guru Peradaban Ilmu Tata Ruang Sunda, Kedatangannya Disambut Ribuan Warga
Jabar: Dedi Mulyadi Sebut Tasikmalaya Guru Peradaban Ilmu Tata Ruang Sunda, Kedatangannya Disambut Ribuan Warga
Bandung
Peluncuran Tim dan Jersey Persib Bandung Bakal Digelar di GBLA, Ada Uji Coba Internasional Juga
Peluncuran Tim dan Jersey Persib Bandung Bakal Digelar di GBLA, Ada Uji Coba Internasional Juga
Bandung
Bupati dan Walkot di Jabar Bolehkan 'Study Tour', Dedi Mulyadi: Pendidikan Harus Bebas dari Eksploitasi Siswa
Bupati dan Walkot di Jabar Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Pendidikan Harus Bebas dari Eksploitasi Siswa
Bandung
Sebab Padel Jadi Tren Olahraga di Kota-kota Besar
Sebab Padel Jadi Tren Olahraga di Kota-kota Besar
Bandung
Hendak Tawuran dengan Panah, 2 Remaja Diamankan Warga di Parung Bogor
Hendak Tawuran dengan Panah, 2 Remaja Diamankan Warga di Parung Bogor
Bandung
Monumen Helikopter Puma Diresmikan di Bogor, Simbol Pengabdian 45 Tahun
Monumen Helikopter Puma Diresmikan di Bogor, Simbol Pengabdian 45 Tahun
Bandung
Tawuran Geng Remaja Pecah di Bogor, Polisi Tangkap Tiga Pelaku
Tawuran Geng Remaja Pecah di Bogor, Polisi Tangkap Tiga Pelaku
Bandung
Dedi Mulyadi Akan Tekan Angka Kemiskinan di Jabar dalam Tiga Tahun
Dedi Mulyadi Akan Tekan Angka Kemiskinan di Jabar dalam Tiga Tahun
Bandung
MAN 1 Cianjur Batalkan Rencana Penggalangan Dana Orangtua Siswa
MAN 1 Cianjur Batalkan Rencana Penggalangan Dana Orangtua Siswa
Bandung
Mantan Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Berpulang, Kolega Kenang Momen Penuh Kesan
Mantan Bupati Cianjur Tjetjep Muchtar Berpulang, Kolega Kenang Momen Penuh Kesan
Bandung
BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Jabar Turun Menjadi 3,65 Juta Orang
BPS: Jumlah Penduduk Miskin di Jabar Turun Menjadi 3,65 Juta Orang
Bandung
Tak Terima Dinasihati Guru, Siswa SD di Bandung Nekat Naiki Menara 25 Meter
Tak Terima Dinasihati Guru, Siswa SD di Bandung Nekat Naiki Menara 25 Meter
Bandung
Siswa SMP 3 Telagasari Karawang Belajar di Lantai Buntut Tambahan Rombel, Ortu Urunan Beli Meja-Kursi Tanpa Libatkan Sekolah
Siswa SMP 3 Telagasari Karawang Belajar di Lantai Buntut Tambahan Rombel, Ortu Urunan Beli Meja-Kursi Tanpa Libatkan Sekolah
Bandung
Dedi Mulyadi Selesaikan Keributan soal Rekrutmen Karyawan Perusahaan di Karawang
Dedi Mulyadi Selesaikan Keributan soal Rekrutmen Karyawan Perusahaan di Karawang
Bandung
Cetak Atlet Dunia, SMA Legendaris Tamsis Bandung Kini Cuma Punya 23 Siswa, Tambah 1 Tahun Ini
Cetak Atlet Dunia, SMA Legendaris Tamsis Bandung Kini Cuma Punya 23 Siswa, Tambah 1 Tahun Ini
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau