Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Jokowi Keluar dari Konfederasi Uni Eropa dan ASEAN

Baca di App
Lihat Foto
Akbar Bayu Tamtomo/KOMPAS.com
Ilustrasi hoaks
Penulis: Ahmad Suudi
|
Editor: Bayu Galih

KOMPAS.com - Klaim keliru beredar di Facebook yang mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan keluar dari Konfederasi Uni Eropa dan ASEAN.

Klaim yang disertakan mengatakan, langkah itu diambil Jokowi setelah memegang kendali nikel, dalam sengketa perdagangan dengan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui klaim tersebut hoaks.

Narasi yang beredar

Klaim itu disebarkan beberapa unggahan di Facebook, salah satunya oleh akun ini. Video itu berisi pernyataan Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam video, Jokowi menyatakan Indonesia bukan negara tertutup yang tidak melakukan ekspor dan impor dengan negara lain.

Video Terkini

Akan tetapi, pemerintah ingin memanfaatkan bahan mentah Indonesia untuk meningkatkan penghasilan di dalam negeri.

Sementara Airlangga mengatakan, dalam sengketa kebijakan impor nikel dengan Uni Eropa, Indonesia menempuh mekanisme yang ada di WTO, yakni banding atas hasil sidang panel sebelumnya.

Mantan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam, Olof Skoog, juga ditampilkan yang mengatakan data-data nilai dagang pihaknya dengan ketiga negara tersebut.

Sementara narasi suara menjelaskan kebijakan hilirisasi mineral hasil tambang dalam negeri tetap dilanjutkan Pemerintah RI, meskipun harus menyetop ekspor bahan mentahnya dan menghadapi protes sejumlah negara.

Berikut keterangan unggahan di Facebook itu:

Pegang Kendali Nikel??Jokowi Keluar Dari Konfederasi Uni Eropa & Asean, Kok Bisa -- -- Wto, Nikel

Klaim serupa juga disertakan dalam unggahan akun ini. Isi videonya identik dengan unggahan yang dipaparkan sebelumnya.

Penelusuran Kompas.com

Untuk menelusuri klaim yang disertakan, video tersebut perlu disimak secara utuh. Namun, tidak ada satu pun narasi yang mengatakan Jokowi keluar dari federasi Uni Eropa dan ASEAN, dalam video itu.

Klaim tersebut hanya dicantumkan dalam keterangan yang disertakan di unggahan.

Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan metode reverse image search dan menemukan bahwa potongan gambar yang ada dalam video itu tidak terkait dengan klaim yang disertakan.

Pernyataan Olof dalam unggahan itu identik dengan video berita dari media BeritaSatu pada 2014. Saat itu, dia mendesak dilanjutkannya pembahasan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CEPA).

Selanjutnya, pernyataan Jokowi identik dengan berita dari Kompas TV dan CNBC, terkait penyetopan ekspor bauksit mulai Juni 2023 nanti.

Berita yang sama juga memperlihatkan Airlangga yang identik dengan video di Facebook, sedang menanggapi potensi gugatan Uni Eropa pada kebijakan itu. Ini termasuk rencana banding sengketa ekspor nikel yang digugat Uni Eropa ke WTO.

Dalam video pernyataan ketiga orang tersebut, tidak ada pernyataan Jokowi keluar dari federasi Uni Eropa dan ASEAN. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga menyatakan Indonesia bagian dari ASEAN dalam berita di Kompas TV.

Sementara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 45 Tahun Hubungan ASEAN-Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Rabu (14/12/2022), Jokowi mengatakan pentingnya kemitraan ASEAN dengan Uni Eropa.

Namun, Jokowi ingin kemitraan itu setara tanpa pemaksaan, sebagaimana dikutip dari Indonesia.go.id. Perlu diketahui bahwa Indonesia menjadi Ketua ASEAN untuk tahun 2023.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa Jokowi keluar dari konfederasi Uni Eropa dan ASEAN, yang beredar di Facebook itu adalah hoaks.

Video yang ditampilkan adalam unggahan itu merupakan kegiatan lain yang tidak mengandung informasi maupun pernyataan yang disebutkan dalam klaim tersebut.

Selain itu, ditemukan pernyataan-pernyataan resmi dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Jokowi, bahwa Indonesia bagian dari ASEAN dan tetap menjalin hubungan dengan Uni Eropa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Video rekomendasi
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke

Video Pilihan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Tulis komentar Anda...
Lihat Semua
Jelajahi