Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah Bermata Biru di Buleleng, Dirundung Saat TK, Dipuji Turis Asing

Kompas.com - 05/09/2022, 12:58 WIB
Hasan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Foto Ketut Adi Putra (9), seorang bocah bermata biru asal Kelurahan Kendran, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, mendadak viral di media sosial.

Bocah yang kini duduk di bangku kelas III SD Negeri 1 Kendran ini memiliki mata yang tidak seperti mata kebanyakan orang di Indonesia. Yakni, mata dengan bola mata berwarna biru.

Sempat dirundung

Ketut Suriani, ibu dari Ketut Adi, mengatakan, lantaran memiliki mata biru, anaknya kerap dirundung oleh teman-temannya saat masih sekolah di Taman Kanak-kanak (TK).

Baca juga: Ketahuan Curi Perhiasan dan Uang Senilai Rp 89 Juta, Pria di Buleleng Nyaris Diamuk Massa

"Karena matanya biru, sekolah TK pernah dirundung temannya. Dibilang mata kucing. Saya bilang ke anak saya, kalau ada yang ejek tidak apa-apa. Sekarang SD sudah tidak," kata Suriani saat ditemui di rumahnya, Senin (5/9/2022).

Di sisi lain, tak sedikit juga yang menganggap mata Ketut Adi indah karena berwarna biru. Bahkan, warga negara asing, yang memiliki warna bola mata yang sama dengan Ketut Adi, memuji keindahan mata itu.

"Pernah juga dipuji saat ketemu turis asing di pantai, dibilang matanya sama," imbuhnya.

Baca juga: 10 Tari Tradisional Bali, dari Tari Kecak hingga Joged Bumbung

Sindrom Waardenburg

Di keluarganya, tidak hanya Ketut Adi yang memiliki bola mata berwarna biru. Ayahnya, Ketut Sukadana, juga memiliki bola mata berwarna biru. Namun, hanya di bagian kiri dan tidak sejelas yang dimiliki Ketut Adi.

Mata biru itu konon diturunkan oleh kakek buyut Ketut Adi.

"Kumpinya (buyutnya) juga agak biru matanya tapi tidak sebiru Ketut Adi, agak putih. Tidak ada keturunan orang asing," ujarnya.

Bola mata berwarna biru itu dimiliki Ketut Adi sejak lahir. Awalnya, warna biru pada bola mata terlihat samar. Begitu berumur 4 tahun, warna biru itu makin terang dan terlihat jelas.

Dalam istilah medis, warna biru pada bola mata disebut sebagai sindrom waardenburg. Yakni, kelainan genetik yang menyebabkan bola mata menjadi biru.

Kedua orangtua Ketut Adi sempat khawatir anaknya memiliki gangguan penglihatan. Dia sempat memeriksakan Ketut Adi ke dokter mata.

Hasilnya, mata Ketut Adi dinyatakan normal. Dia pun mampu melihat semua jenis warna dan cahaya.

"Sempat tanya ke dokter karena matanya biru ini. Dokter bilang normal. Penglihatan normal, sama seperti orang biasa," ujarnya.

Menika Ambar Pemerintah Indonesia menerima bantuan dari China berupa robot pemindai untuk keamanan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Polisi Ungkap Peran 3 Tersangka Kasus Penembakan 2 WN Australia di Bali
Polisi Ungkap Peran 3 Tersangka Kasus Penembakan 2 WN Australia di Bali
Denpasar
Tertarik Periksa Gigi di Ngoerah Sun Bali, Prabowo: Saya Mau Juga ke Situ, tetapi Diam-diam Menyamar
Tertarik Periksa Gigi di Ngoerah Sun Bali, Prabowo: Saya Mau Juga ke Situ, tetapi Diam-diam Menyamar
Denpasar
Prabowo Harap Rumah Sakit Internasional Sanur Bukan Hanya Diakses Masyarakat Kelas Atas
Prabowo Harap Rumah Sakit Internasional Sanur Bukan Hanya Diakses Masyarakat Kelas Atas
Denpasar
Anjing Rabies Serang 8 Warga di Buleleng, Satu Korban Balita Alami Patah Tulang
Anjing Rabies Serang 8 Warga di Buleleng, Satu Korban Balita Alami Patah Tulang
Denpasar
2 Pangkalan Elpiji 3 Kg di Denpasar Ternyata Fiktif, Ini Langkah Pertamina
2 Pangkalan Elpiji 3 Kg di Denpasar Ternyata Fiktif, Ini Langkah Pertamina
Denpasar
Perkelahian Antar Remaja di Pelabuhan Lama Buleleng, Satu Korban Terluka Ditusuk Senjata Tajam
Perkelahian Antar Remaja di Pelabuhan Lama Buleleng, Satu Korban Terluka Ditusuk Senjata Tajam
Denpasar
Bali Belajar dari Jakarta Bangun MRT, Benarkah Solusi Kemacetan?
Bali Belajar dari Jakarta Bangun MRT, Benarkah Solusi Kemacetan?
Denpasar
Bulan Madu Berujung Tragis, WN Australia Tewas Ditembak Saat Bersama Istri di Sebuah Vila di Bali
Bulan Madu Berujung Tragis, WN Australia Tewas Ditembak Saat Bersama Istri di Sebuah Vila di Bali
Denpasar
Penembakan Turis Australia di Bali, Kuasa Hukum Korban Menduga Pelaku Terorganisasi
Penembakan Turis Australia di Bali, Kuasa Hukum Korban Menduga Pelaku Terorganisasi
Denpasar
Ketua Komisi II DPRD Bali Usul Tajen Dilegalkan karena Bisa Jadi Pariwisata Baru
Ketua Komisi II DPRD Bali Usul Tajen Dilegalkan karena Bisa Jadi Pariwisata Baru
Denpasar
RSUD Buleleng Kini Punya Rawat Inap Gangguan Jiwa, Pasien Tak Perlu Jauh-jauh ke RSJ Bangli
RSUD Buleleng Kini Punya Rawat Inap Gangguan Jiwa, Pasien Tak Perlu Jauh-jauh ke RSJ Bangli
Denpasar
Kapal Kandas Kembali Terjadi di Selat Bali, 49 Penumpang dan 24 ABK Dievakuasi
Kapal Kandas Kembali Terjadi di Selat Bali, 49 Penumpang dan 24 ABK Dievakuasi
Denpasar
Larangan Plastik Sekali Pakai di Bali, PlastikDetox: Jangan Cuma Semangat di Awal
Larangan Plastik Sekali Pakai di Bali, PlastikDetox: Jangan Cuma Semangat di Awal
Denpasar
Bali Rencana Bangun MRT, Warga: Harus Beri Manfaat untuk Orang Lokal
Bali Rencana Bangun MRT, Warga: Harus Beri Manfaat untuk Orang Lokal
Denpasar
Kompor Portable Meledak Picu Kebakaran Garasi Perusahaan di Tabanan, 6 Mobil Hangus
Kompor Portable Meledak Picu Kebakaran Garasi Perusahaan di Tabanan, 6 Mobil Hangus
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Penampakan Rudal-rudal Iran di Langit Qatar Saat Serang Pangkalan Militer AS
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau