Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2022, Kemendikbud Ristek Ganti Kurikulum yang Lebih Fleksibel

Kompas.com - 01/12/2021, 08:49 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengaku akan menawarkan kurikulum yang lebih fleksibel di 2022.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo dalam Instagram pribadinya, Selasa (30/11/2021).

Baca juga: Keluh dan Kesan Penerima Kuota Gratis Kemendikbud Ristek

"Seperti disampaikan mas Menteri Nadiem Makarim dalam perayaan Hari Guru Nasional (HGN), bahwa mulai tahun depan (2022) Kemendikbud Ristek akan menawarkan kurikulum yang lebih fleksibel," ucap dia.

Dia mengaku, kurikulum yang ditawarkan itu akan lebih berfokus pada materi yang esensial, tidak terlalu pada materi.

Hal itu dinilai penting, agar guru punya waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi.

Baca juga: Punya Keluhan di Kaki, Pria Ini Ternyata Didiagnosis Asam Urat dan Gagal Ginjal, Apa Cirinya?

"Jadi bukan hanya sedekar kejar tayang materi yang ada di buku teks saja," jelas dia.

Dia menjelaskan, kurikulum prototipe ini sedang diterapkan secara terbatas di 2.500 sekolah seluruh Indonesia melalui program Sekolah Penggerak.

Mungkin, sebut dia, belum banyak diketahui oleh publik adalah sekolah-sekolah peserta program ini mencerminkan keragaman yang ada di sistem pendidikan Indonesia.

Baca juga: Mendikbud Ristek: 3 Sanksi bagi Pelaku Kekerasan Seksual di Kampus

Sebagian besar sekolah itu adalah yang 'biasa' saja, bukan sekolah yang favorit atau unggul.

Bukan juga, sebut dia, sekolah yang punya fasilitas berlebih.

"Justru banyak kekurangan, secara sarana dan prasarana, sebagian juga sekolah itu berada di daerah tertinggal," tegas dia.

Baca juga: Toko Emas Tertipu Nenek Licik, Gelang Palsu Lolos Uji Awal dan Bawa Kabur Uang Rp 29 Juta

Dia mengakui, penerapan secara terbatas ini merupakan tahapan penting dalam pengembangan kurikulum.

Uji coba di sekolah yang beragam, sambung dia, untuk memastikan kurikulum yang sedang dikembangkan memang bisa diterapkan di banyak kondisi.

Lanjut dia menyatakan, uji coba itu juga memberi insight tentang bagaimana guru memaknai dan menerapkan sebuah kurikulum.

"Artinya, kurikulum dievaluasi oleh aktor penting, yakni para guru Indonesia," sebut dia.

Baca juga: Mendikbud Ristek: Intoleransi Tak Boleh Ada di Pendidikan Indonesia

Terlebih, evaluasi itu dilakukan dalam konteks nyata. Dengan begitu bisa melengkapi model uji publik yang biasanya di dominasi oleh akademisi dan pengamat yang hanya melihat dokumen kurikulum saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
menurut saya, mungkin beberapa siswa akan memilih untuk belajar sesuatu yang tidak menguras pikiran dan kalau misal si siswa tsb tidak ada minat, apa yang harus dilakukan? apakah ikut teman2nya saja? misal dia ikut teman2nya saja, kmd dia tidak "kerasan" dengan minat tsb. lantas bagaimana? thanks


Terkini Lainnya
Atasi Kesenjangan Kompetensi, ICE Institute Hadirkan “Career Guidance Platform”
Atasi Kesenjangan Kompetensi, ICE Institute Hadirkan “Career Guidance Platform”
Edu
Tim Peneliti Polimedia Kenalkan Teknologi Kemasan Aktif MAP, Perpanjang Masa Simpan Tepung Talas
Tim Peneliti Polimedia Kenalkan Teknologi Kemasan Aktif MAP, Perpanjang Masa Simpan Tepung Talas
Edu
LPDP Beri 3 Opsi buat Mahasiswa, Dampak Kebijakan Imigrasi Amerika Serikat
LPDP Beri 3 Opsi buat Mahasiswa, Dampak Kebijakan Imigrasi Amerika Serikat
Edu
Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Edu
UNJ Raih Penghargaan 'Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024' Kemenkum
UNJ Raih Penghargaan "Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024" Kemenkum
Edu
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Edu
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib 'Awardee' LPDP?
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib "Awardee" LPDP?
Edu
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Edu
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Edu
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Edu
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Edu
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Edu
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Edu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Edu
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau