Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

“Quiet Quitting”: Fenomena yang Banyak Pekerja Masa Kini Alami

Kompas.com - 18/10/2022, 10:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Dalam bekerja, kita pasti mengalami pasang-surut performa. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah kelelahan.

Itu sebabnya, kini banyak pekerja yang mulai menyuarakan untuk menyeimbangkan hidup antara pekerjaan dan aktivitas personal. Para pekerja pun akhirnya hanya fokus menyelesaikan pekerjaan dan kerap menolak jika mendapat tawaran di luar kewajibannya.

Dalam siniar Obsesif musim ketujuh bertajuk “Quiet Quitting” yang dapat diakses melalui tautan spoti.fi/3SvGj1I, fenomena ini disebut sebagai quiet quitting.

Sayangnya, banyak orang yang menganggap fenomena ini negatif. Ellen, sang host, pun menambahkan, “Banyak stereotip yang bilang kalo quiet quitting ini malas. Jadi, makin ke sini banyak pekerja yang malas.”

Apa Sebenarnya Quiet Quitting?

Mengutip dari Harvard Business Review, quiet quitting adalah fenomena ketika karyawan hanya fokus mengerjakan pekerjaan utama. Artinya, karyawan akan menolak jika diberi tanggung jawab di luar pekerjaan mereka.

Sayangnya, hal ini justru bisa berdampak pada perusahaan. Sebab, seiring berjalannya waktu perusahaan juga mengalami perkembangan. Jika perusahaan berkembang, artinya mereka harus melakukan dan mencoba berbagai hal untuk mencapai tujuan itu.

Praktik di lapangan pun tidak akan selalu mulus. Jadi, karyawan yang enggan dan kerap menolak diberi tanggung jawab baru dianggap kurang memiliki komitmen.

Baca juga: Memaksimalkan Work From Anywhere

Fenomena ini tentu bisa membahayakan perusahaan sebab, “Kalo sebagian pekerja terus-terusan melakukan quiet quitting ini, maka bisa saja kita berujung ke keputusan resign.”

Karyawan yang resign itu nantinya akan memberikan beban kerja lebih ke rekan kerjanya. Jika tak disikapi dengan bijak, rekan kerja itu pun juga bisa melakukan quiet quitting. Perilaku ini akhirnya menjadi siklus yang tak ada ujungnya.

Penyebab Karyawan Lakukan Quiet Quitting

Ada beberapa penyebab karyawan melakukan quiet quitting. Pertama, mereka kurang dihargai di tempat kerja. Alhasil, mereka pun enggan melakukan pekerjaan tambahan di luar kewajibannya karena minimnya apresiasi.

Kedua, banyak orang yang mulai peduli dengan kesehatan mental sehingga pembahasan work-life balance pun semakin digandrungi. “Jadi, mereka masih mengerjakan jobdesc yang mereka pegang tapi berhenti memilih mental hustle yang bisa membuat mereka burnout,” jelas Ellen.

Di samping itu, melakukan pekerjaan di luar kewajiban kerap diasosiasikan sebagai overwork hingga lembur. Hal inilah yang sangat bertentangan dengan prinsip work-life balance.

Meminimalisir Perilaku Quiet Quitting

Perilaku ini bukan hanya harus disadari oleh pekerja, melainkan juga para atasan. Itu sebabnya, atasan harus mengetahui alasan karyawan yang melakukan quite quitting. Apakah itu tentang upah, jam kerja, ketidakcocokan dengan lingkungan kerja, atau kurangnya penghargaan.

Sebab, menurut penelitian Harvard Business Review quite quitting juga bisa disebabkan oleh minimnya komunikasi atasan dan karyawan sehingga kurangnya keterbukaan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kebijakan Trump untuk Pendidikan AS Dinilai Untungkan Universitas China
Kebijakan Trump untuk Pendidikan AS Dinilai Untungkan Universitas China
Edu
Puluhan Sekolah Swasta di Serang Terancam Tutup karena Penambahan Rombel di Sekolah Negeri
Puluhan Sekolah Swasta di Serang Terancam Tutup karena Penambahan Rombel di Sekolah Negeri
Edu
Wajib Punya NPWP buat Daftar Beasiswa Unggulan 2025, Cek Dokumen dan Cara Buatnya
Wajib Punya NPWP buat Daftar Beasiswa Unggulan 2025, Cek Dokumen dan Cara Buatnya
Edu
9 Ciri Pendaftar yang Bisa Gagal Lolos Beasiswa Unggulan 2025
9 Ciri Pendaftar yang Bisa Gagal Lolos Beasiswa Unggulan 2025
Edu
Mark Zuckerberg Sebut AI Ambil Alih Tugas Coding, Kuliah Programmer Tak Relevan?
Mark Zuckerberg Sebut AI Ambil Alih Tugas Coding, Kuliah Programmer Tak Relevan?
Edu
Cerita Haya, Anak Karyawan Pabrik Lolos UNJ lewat Jalur Tahfiz, Bawa 16 Juz Hafalan
Cerita Haya, Anak Karyawan Pabrik Lolos UNJ lewat Jalur Tahfiz, Bawa 16 Juz Hafalan
Edu
Cara Pembayaran SIMAK UI 2025, Sekian Besaran Uang Pangkal dan UKT Semester
Cara Pembayaran SIMAK UI 2025, Sekian Besaran Uang Pangkal dan UKT Semester
Edu
Diperiksa Kejagung 10 Jam, Apa Peran Nadiem di Kasus Korupsi Laptop Chromebook?
Diperiksa Kejagung 10 Jam, Apa Peran Nadiem di Kasus Korupsi Laptop Chromebook?
Edu
Rumah Bak Toko Piala karena Ratusan Prestasi, Avan Tembus ITB Jalur SNBP 2025
Rumah Bak Toko Piala karena Ratusan Prestasi, Avan Tembus ITB Jalur SNBP 2025
Edu
Jalur Mandiri Undip 2025 Masih Buka, Cek Uang Pangkal dan Biaya Per Semester
Jalur Mandiri Undip 2025 Masih Buka, Cek Uang Pangkal dan Biaya Per Semester
Edu
Hari Anak Nasional 2025, Membumikan Permainan Tradisional untuk Atasi Dampak Buruk Gawai
Hari Anak Nasional 2025, Membumikan Permainan Tradisional untuk Atasi Dampak Buruk Gawai
Edu
Kisah Riko, Driver Ojol Lolos IPB University Tanpa Tes Berkat Pramuka
Kisah Riko, Driver Ojol Lolos IPB University Tanpa Tes Berkat Pramuka
Edu
Satu Kelas 50 Siswa, Pakar: Murid Makin Tertinggal hingga Risiko Perundungan
Satu Kelas 50 Siswa, Pakar: Murid Makin Tertinggal hingga Risiko Perundungan
Edu
BBCC 2025 Resmi Dibuka, Peluang Karier di BCA bagi Pemenang
BBCC 2025 Resmi Dibuka, Peluang Karier di BCA bagi Pemenang
Edu
Akses Jalan ke Sekolah Sengaja Ditutup Warga, Ini Kata Kemendikdasmen
Akses Jalan ke Sekolah Sengaja Ditutup Warga, Ini Kata Kemendikdasmen
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau