Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Tepung Daun Singkong, Selma Bisa Lulus Dapat IPK 3,88

Kompas.com - 20/11/2023, 10:33 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selma Amelia Rahma mendapatkan gelar wisudawan terbaik berkat inovasinya yang unik.

Alumnus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini membuat daun singkong menjadi tepung serbaguna.

Baca juga: Erica Lulus S1 di IPB dengan IPK 4,00 dan Sudah Bekerja di Pertamina

Keunikan penelitiannya ini mendapatkan apresiasi dari kampusnya. Bahkan, dia bisa lulus tepat waktu dan mendapatkan IPK 3,88.

Wisudawan dari Program Studi Teknologi Pangan ini menulis judul skripsi "Pengaruh Temperatur Pengeringan dan Berbagai Metode Blansing Terhadap Mutu Tepung Daun Singkong".

"Penelitian saya saya memanfaatkan banyaknya daun singkong di daerah rumah saya yakni daerah Durungbedug, Candi. Di sana orang-orang hanya memanfaatkan untuk sayuran biasa. Oleh karena itu, saya membuat inovasi dengan mengolah daun singkong menjadi tepung," ucap dia dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Ia mengatakan saat ini daun singkong sering digunakan hanya sebagai sayuran pelengkap hidangan. Kalau tidak, hanya digunakan sebagai pakan ternak.

Selma lalu membuat ide tepung ini agar potensi daun singkong tidak terbuang sia-sia. Saat ini sudah ada tepung Singkong yang dijual di supermarket.

Karena itu, dia merasa daun singkong bisa juga dijual di supermarket. Rasa tepung ini juga tidak pahit sama sekali.

Namun dalam mengerjakan penelitian tersebut, Selma mendapatkan beberapa kesulitan.

Salah satunya di Prodi Teknologi Pangan, banyak mahasiswa yang membuat inovasi yang mirip dengannya.

Akibatnya, laboratorium yang merupakan tempat penelitiannya, menjadi penuh karena harus bergantian dengan mahasiswa lain.

"Untungnya hal itu masih bisa saya atasi. Prodi teknologi pangan menjadi salah satu jurusan yang menurut saya sangat seru. Karena di sini kita bisa membuat inovasi pangan dan mengetahui kandungan-kandungan yang ada di makanan, terlebih saat praktikum. Walau melelahkan, kegiatan tersebut menyenangkan. Oleh karena itulah, saya sangat menikmati proses penelitiannya," sambung Selma.

Baca juga: Kisah Mujab, Lulusan UI Gapai Beasiswa LPDP ke Inggris berkat Doa Ibu

Selma mengerjakan penelitiannya sekitar 2,5 bulan. Dia sempat tertinggal oleh teman-temannya yang sudah melewati seminar proposal terlebih dahulu.

Namun, hal tersebut bukan menjadi penghalang baginya untuk terus semangat mengejar ketertinggalannya.

Semasa kuliah, Selma juga dikenal cukup aktif mengikuti kegiatan, di antaranya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa (Hima), dan menjadi asisten laboratorium pada semester enam.

"Saya memilih untuk mengikuti berbagai kegiatan tersebut karena memang dari awal, saya fokus kuliah dan tidak bekerja. Oleh karena itu, di samping memanfaatkan waktu luang di sela jam kuliah, saya juga mencari pengalaman dan relasi dari berbagai kegiatan tersebut," ujar perempuan kelahiran 2001 itu.

Baca juga: Sosok Fachriza, Wisudawan Terbaik ITB yang Dapat IPK 3,99

Mendapatkan predikat wisudawan terbaik, dia menyadari arti penting peran orangtua di dalam perjalanan belajarnya.

Menurut Selma, doa orangtua merupakan dukungan terbaik hingga Ia mendapatkan pencapaian ini.

"Terima kasih untuk bapak dan ibu dosen yang telah sabar membimbing saya. Dan tentu keluarga saya beserta teman-teman yang sudah mendukung dan mendoakan saya dalam menyelesaikan kuliah, bahkan mendapatkan predikat ini," pungkas anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com