Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolaborasi Guru dan Orangtua Kunci Kemajuan Pendidikan Indonesia

Kompas.com - 20/03/2023, 15:31 WIB
Dwi Oktariana,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbicara soal pendidikan Indonesia, reformasi pendidikan masih menjadi salah satu topik yang akan terus dibahas demi tercapainya tujuan pendidikan Indonesia yang inklusif dan berkualitas.

Hal ini juga menjadi perhatian sejumlah komunitas pendidikan dan guru. Perubahan pendidikan yang cenderung lambat di Indonesia terjadi karena sulit tercapainya tujuan pendidikan.

Najelaa Shihab selaku Pembina Yayasan Guru Belajar berpendapat dibandingkan dengan sektor kehidupan lainnya, pendidikan dirasa menjadi sektor yang paling tertinggal. Menurutnya, pendidikan sebagai sektor selalu dianggap sebagai bidang yang masih tradisional.

Baca juga: Cara Kreatif Guru Ajari Murid Matematika hingga Wirausaha di Kebun Sekolah

“Kalau kita bicara sekarang saat perubahan (di sektor lain) berlipat ganda kecepatannya, yang sebelumnya sudah ketinggalan jadi makin ketinggalan,” kata Najelaa ditemui dalam kesempatan Media Gathering dan Pelatihan Publikasi Merdeka Belajar di Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Najelaa menjelaskan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengejar ketertinggalan tersebut adalah dengan kembali ke filosofi pendidikan yang paling dasar, yaitu pendidikan yang berpusat pada murid.

“Pendidikan harusnya menjadi jembatan, yang tidak harus selalu sama dengan masa depan karena masa depan tidak bisa diprediksi. Tetapi, apa yang kita tumbuhkan dan kuatkan dalam proses-proses di dalam pendidikan harusnya bisa jadi jembatan yang membuat anak siap dengan kehidupan dan masa depannya,” ujar Najelaa.

Bicara tentang tujuan pendidikan, Najelaa menggarisbawahi bahwa kemerdekaan belajar menjadi fondasi utama. Kemerdekaan belajar merupakan bagian esensial yang harus dikembangkan tidak hanya bagi individu, tetapi juga secara kolektif.

“Tujuan pendidikan itu tidak hanya soal orang per orang, tetapi tujuan dari bangsa ini, manusia-manusianya akan jadi seperti apa,” tambah Najelaa.

Baca juga: Menteri Nadiem: Perempuan dan Laki-laki Punya Hak Pendidikan yang Sama

Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan membeberkan sejumlah faktor yang menghambat perubahan pendidikan. Selama ini, perubahan pendidikan hanya dilakukan pada perubahan regulasi tanpa adanya implementasi yang benar-benar terwujud.

Lebih lanjut, Bukik menjelaskan bahwa perubahan pendidikan membutuhkan perubahan secara kolektif dalam ekosistem pendidikan. Reformasi pendidikan dapat terwujud saat orangtua dan masyarakat ikut terlibat di dalamnya.

“Sejumlah riset membuktikan sekolah-sekolah yang melibatkan orang tua itu capaiannya jauh lebih tinggi dibandingkan sekolah yang tidak melibatkan orangtua dan masyarakat,” ujar Bukik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

UBM dan Monash University Indonesia Tingkatkan Kualitas Lulusan Global lewat 'Combined Degree Program'
UBM dan Monash University Indonesia Tingkatkan Kualitas Lulusan Global lewat "Combined Degree Program"
Edu
Perkuat Pendidikan Vokasi, Mendikdasmen Resmikan Gedung Baru SMK Ruhama Lab School Uhamka
Perkuat Pendidikan Vokasi, Mendikdasmen Resmikan Gedung Baru SMK Ruhama Lab School Uhamka
Edu
Beasiswa SEHAT bagi Mahasiswi Poltekkes Kemenkes, Bisa Dapat Rp 10 Juta Per Semester
Beasiswa SEHAT bagi Mahasiswi Poltekkes Kemenkes, Bisa Dapat Rp 10 Juta Per Semester
Edu
Pakar IPB: Ada 3 Jenis Beras Oplosan yang Dijual, Kenali Cirinya
Pakar IPB: Ada 3 Jenis Beras Oplosan yang Dijual, Kenali Cirinya
Edu
Kekurangan 70 Ribu Dokter Spesialis, Kemendikti Akselerasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tenaga Medis
Kekurangan 70 Ribu Dokter Spesialis, Kemendikti Akselerasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tenaga Medis
Edu
15 SMA Paling Berprestasi di Jawa Barat, Terbanyak Sekolah Swasta
15 SMA Paling Berprestasi di Jawa Barat, Terbanyak Sekolah Swasta
Edu
Siswa SMA-SMK Bisa Jadi Anggota DPR Selama 6 Hari, Ini 4 Syaratnya
Siswa SMA-SMK Bisa Jadi Anggota DPR Selama 6 Hari, Ini 4 Syaratnya
Edu
Masih Banyak Prodi Kesehatan di Indonesia Akreditasi C, Kenapa?
Masih Banyak Prodi Kesehatan di Indonesia Akreditasi C, Kenapa?
Edu
Aliansi Dosen PPPK Audiensi dengan Mendikti, Ini Poin yang Disampaikan
Aliansi Dosen PPPK Audiensi dengan Mendikti, Ini Poin yang Disampaikan
Edu
SMA Muhammadiyah 1 Depok Hanya Dapat 4 Murid Baru, Diduga Kena Imbas Kebijakan KDM
SMA Muhammadiyah 1 Depok Hanya Dapat 4 Murid Baru, Diduga Kena Imbas Kebijakan KDM
Edu
Bubur Lebih Enak Diaduk atau Tidak? Ini Penjelasannya lewat Sains
Bubur Lebih Enak Diaduk atau Tidak? Ini Penjelasannya lewat Sains
Edu
Nama Belum Muncul di Pengumuman Sekolah Kedinasan 2025? Ini Solusinya
Nama Belum Muncul di Pengumuman Sekolah Kedinasan 2025? Ini Solusinya
Edu
Pemerintah Kaji Integrasi S1 Pendidikan dengan Program PPG
Pemerintah Kaji Integrasi S1 Pendidikan dengan Program PPG
Edu
Kuliah Gratis S1 ke Korea Selatan 2025, Tunjangan Rp 160 Juta, Tidak Wajib IELTS
Kuliah Gratis S1 ke Korea Selatan 2025, Tunjangan Rp 160 Juta, Tidak Wajib IELTS
Edu
5 Mapel Materi TKA 2025 buat Siswa SMA-SMK, Mulai November Nanti
5 Mapel Materi TKA 2025 buat Siswa SMA-SMK, Mulai November Nanti
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau