Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mooryati Soedibyo, Dian Sastro, dan Metakognisi Susi Pudjiastuti

Kompas.com - 03/11/2014, 05:45 WIB
                                  Rhenald Kasali
                               (@Rhenald_Kasali)
KOMPAS.com — Saya kebetulan mentor bagi dua orang ini: Dian Sastro dan Mooryati Soedibyo. Akan tetapi, pada Susi Pudjiastuti yang kini menjadi menteri, saya justru belajar.

Ketiganya perempuan hebat, tetapi selalu diuji oleh sebagian kecil orang yang mengaku pandai. Entah ini stereotyping, atau soal buruknya metakognisi bangsa. Saya kurang tahu persis.

Mooryati Soedibyo

Sewaktu diterima di program doktoral UI yang pernah saya pimpin, usianya saat itu sudah 75 tahun. Namun, berbeda dengan mahasiswa lain yang datang pakai jins, dia selalu berkebaya. Anda tentu tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk berkebaya, bukan?

Baca juga: Pesawat yang Bawa Menkeu dan Menhan ke Nduga Jadi Target TPNPB-OPM, Ditetapkan DPO


Akan tetapi, ia memiliki hal yang tak dimiliki orang lain: self discipline. Sampai hari ini, dia adalah satu-satunya mahasiswa saya yang tak pernah absen barang sehari pun. Padahal, saat itu ia salah satu pimpinan MPR.

Memang ia tampak sedikit kewalahan "bersaing" dengan rekan kuliahnya yang jauh lebih muda. Akan tetapi, rekan-rekan kuliahnya mengakui,  kemajuannya cepat. Dari bahasa jamu ke bahasa strategic management dan science yang banyak aturannya.

Teman-teman belajarnya bersaksi: "Pukul 08.00 malam, kami yang memimpin diskusi. Tetapi pukul 24.00, yang muda mulai ngantuk, Ibu Moor yang memimpin. Dia selalu mengingatkan tugas harus selesai, dan tak boleh asal jadi."

Baca juga: Cerita 3 Pasien Rasakan Gejala Awal Kanker Otak, Apa yang Mereka Alami?

Masalahnya, ia pemilik perusahaan besar, dan usianya sudah lanjut. Ada stereotyping dalam kepala sebagian orang. Sosok seperti ini jarang ada yang mau kuliah sungguhan untuk meraih ilmu. Nyatanya, kalangan berduit lebih senang meraih gelar doktor HC (honoris causa) yang jalurnya cukup ringan.

Akan tetapi, Mooryati tak memilih jalur itu. Ia ingin melatih kesehatan otaknya, mengambil risiko dan lulus 4 tahun kemudian. Hasil penelitiannya menarik perhatian Richard D’aveni (Tuck School-USA), satu dari 50 guru strategi teratas dunia. Belakangan, ia juga sering diminta memaparkan kajian risetnya di Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman.

Meski diuji di bawah guru besar terkemuka Prof Dorodjatun Kuntjoro Jakti, kadang saya masih mendengar ucapan-ucapan miring dari orang-orang yang biasa menggunakan kacamata buram dan lidahnya pahit. Ada saja orang yang mengatakan ia "diluluskan" dengan bantuan, "sekolahnya hanya dua tahun", dan seterusnya. Anehnya, kabar itu justru beredar di kalangan perempuan yang tak mau tahu keteladanan yang ia tunjukkan. Kadang ada juga yang merasa lebih tahu dari apa yang sebenarnya terjadi.

Baca juga: Tragis, Capres Kolombia Miguel Uribe Ditembak Saat Kampanye

Akan tetapi, ada satu hal yang sulit mereka sangkal. Perempuan yang meraih doktor pada usia 79 tahun ini berhasil mewujudkan usahanya menjadi besar tanpa fasilitas. Perusahaannya juga go public. Padahal, yang menjadi dosennya saja belum tentu bisa melakukan hal itu, bahkan membuat publikasi ilmiah internasional saja tidak. Namun, Bu Moor juga berhasil mengangkat reputasi jamu di pentas dunia.

Dian Sastro

Dia juga mahasiswi saya yang keren. Sewaktu diterima di program S-2 UI, banyak juga yang bertanya: apa benar artis mau bersusah payah belajar lagi di UI?

Anak-anak saya di UI tahu persis bahwa saya memang cenderung bersahabat, tetapi mereka juga tahu sikap saya: "no bargain on process and quality".

Baca juga: Makin Panas, Trump Tegaskan Tak Akan Berdamai dengan Elon Musk


Dian, sudah artis, dan sedang hamil pula saat mulai kuliah. Urusannya banyak: keluarga, film, dan seabrek tugas. Namun lagi-lagi, satu hal ini jarang dimiliki yang lain: self discipline. Ia tak pernah abai menjalankan tugas.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang


Terkini Lainnya
Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat: Diprotes Aktivis, Izin Dihentikan Sementara, Nasib Operasi Menanti Evaluasi
Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat: Diprotes Aktivis, Izin Dihentikan Sementara, Nasib Operasi Menanti Evaluasi
Energi
Mampukah Stimulus Rp 24,4 T Dorong Ekonomi Tumbuh 5 Persen?
Mampukah Stimulus Rp 24,4 T Dorong Ekonomi Tumbuh 5 Persen?
Ekbis
Di Tengah Kenaikan Biaya Asuransi, Kelas Menengah Bergantung ke BPJS Kesehatan?
Di Tengah Kenaikan Biaya Asuransi, Kelas Menengah Bergantung ke BPJS Kesehatan?
Keuangan
UU Tegas Melarang Tambang di Pulau Kecil, Kok di Raja Ampat Boleh?
UU Tegas Melarang Tambang di Pulau Kecil, Kok di Raja Ampat Boleh?
Energi
Bahlil Cari Pengusaha Papua Buat Buka SPBE di Sorong
Bahlil Cari Pengusaha Papua Buat Buka SPBE di Sorong
Energi
Mau Dapat Diskon Tarif Tol 20 Persen ? ini Syaratnya Kata Jasa Marga
Mau Dapat Diskon Tarif Tol 20 Persen ? ini Syaratnya Kata Jasa Marga
Belanja
Lapor LHKPN, Deddy Corbuzier Punya Kekayaan Nyaris Rp 1 Triliun
Lapor LHKPN, Deddy Corbuzier Punya Kekayaan Nyaris Rp 1 Triliun
Ekbis
Ditinjau Bahlil, Disebut Tak Bermasalah, Nasib Tambang PT Gag Kini Tunggu Evaluasi Final
Ditinjau Bahlil, Disebut Tak Bermasalah, Nasib Tambang PT Gag Kini Tunggu Evaluasi Final
Industri
[POPULER MONEY] Cara Cek Penerima BSU 2025 Secara Online | Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari 5 Juni-31 Juli
[POPULER MONEY] Cara Cek Penerima BSU 2025 Secara Online | Diskon Tiket Kereta 30 Persen dari 5 Juni-31 Juli
Ekbis
Lihat Langsung Tambang PT Gag. Nikel, Temuan Bahlil: Sedimentasi Nihil, Reklamasi Jalan, Secara Umum Enggak Ada Masalah...
Lihat Langsung Tambang PT Gag. Nikel, Temuan Bahlil: Sedimentasi Nihil, Reklamasi Jalan, Secara Umum Enggak Ada Masalah...
Industri
Raja Ampat dan Tiga Wajah Pembangunan: Manusia, Alam, dan Keuntungan
Raja Ampat dan Tiga Wajah Pembangunan: Manusia, Alam, dan Keuntungan
Ekbis
Kementerian ESDM Sebut Kegiatan Tambang di Pulau Gag Tidak Bermasalah
Kementerian ESDM Sebut Kegiatan Tambang di Pulau Gag Tidak Bermasalah
Energi
Sudah Tahap Akhir, Ini Kesepakatan yang Dibahas dalam I-EU CEPA
Sudah Tahap Akhir, Ini Kesepakatan yang Dibahas dalam I-EU CEPA
Ekbis
ESDM: Izin Tambang yang Diberi Tak Akan Alami Perubahan
ESDM: Izin Tambang yang Diberi Tak Akan Alami Perubahan
Energi
Berunding Sejak 2016, Airlangga Sebut Posisi Indonesia Setara dengan Uni Eropa dalam I-EU CEPA
Berunding Sejak 2016, Airlangga Sebut Posisi Indonesia Setara dengan Uni Eropa dalam I-EU CEPA
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau