Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Relaksasi Batas Minimum, Biaya "Swap" Valas Bisa Lebih Murah

Kompas.com - 20/08/2018, 20:46 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia melakukan relaksasi rerkait batas minimum transaksi swap lindung nilai di bank sentral dari 10 juta dollar AS menjadi 2 juta dollar AS.

Langkah itu diharapkan bisa menekan biaya swap lindung nilai yang dinilai terlampau mahal oleh nasabah dapat menjadi lebih murah.

Baca: Pengusaha Sebut Biaya "Swap" Valas BI Masih Kemahalan

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Nanang Hendarsah mengatakan, BI telah melakukan relaksasi swap hedging sejak 4 tahun yang lalu. Namun, memang minat nasabah tidak terlalu besar.

"Banyak yang mengeluhkan bahwa biaya swap di Indonesia mahal, makannya kalau BI melakukan kebijakan ini diharap ratenya jadi lebih terjangkau," ujar Nanang ketika memberikan penjelasan kepada awak media di gedungnya, Seni (20/8/2018).

Harapannya, dengan adanya batas atas swap rate dari BI dapat meningkatkan efisiensi dari transaksi di pasar uang.

Nanang pun menjelaskan, relaksasi tersebut juga sebagai bentuk penyesuaian dari kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen.

"Januari 3 sampai 4 persen yang 1 bulan karena waktu itu kan belum terjadi adanya tekanan kurs ya. Kalau sekarang satu bulan 4,5 persen tetapi kan memang karena suku bunga BI Ratenya naik jadi wajar saja. Seharusnya mungkin yang satu bulan sekitar 4,25 persen tapi kita tidak bisa langsung menurunkan seperti itu. Yang satu tahun pada minggu lalu sekitar 4,79 persen yang di BI," jelas Nanang.

Nanang pun menjelaskan, BI sebenarnya juga memliki instrumen call spread option, skema transaksi lindung nilai dengan rate yang lebih efisien, yaitu 1 hingga 3 persen.

Pihaknya pun berharap nasabah perbankan dapat memanfaatkan instrumen tersebut sebagai salah satu pilihan cara untuk melakukan lindung nilai.

"Jadi sudah tersedia, cuma masalahnya bagaimana minat dari nasabah-nasabahnya. Ini sudah ada sekitar 10 sampai 11 bank yang memiliki izin untuk call spread. BI sudah berusaha untuk melakukan relaksasi," ujar dia.

Adapun saat ini, transaksi lindung nilai swap valas antarbank terus mengalami peningkatan, berada pada posisi Rp 2 miliar per hari. Sebab, bank perlu untuk mengelola likuiditas melalui transaksi swap valas, terutama bank asing untuk mengelola valas.

Namun, transaksi swap nasabah melalui bank masih cukup kecil, yaitu berada pada posisi 100.000 hingga 200.000 dollar AS per hari. Sehingga, pihaknya akan mengajak 20 bank serta 90 perusahaan untuk memberikan sosiasilasi fasilitas swap hedging esok hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Coca Cola Tutup Pabrik di Bali, Imbas Penjualan yang Terus Turun
Coca Cola Tutup Pabrik di Bali, Imbas Penjualan yang Terus Turun
Ekbis
Efek Kelebihan Pasokan hingga Penurunan Kualitas, Apa Dampaknya untuk Saham Nikel?
Efek Kelebihan Pasokan hingga Penurunan Kualitas, Apa Dampaknya untuk Saham Nikel?
Ekbis
Kapan Jadwal Pembagian Dividen Bukit Asam (PTBA)?
Kapan Jadwal Pembagian Dividen Bukit Asam (PTBA)?
Cuan
RUPST Samator (AGII) 2025 Sahkan Dividen 25 Persen dari Laba Bersih dan Dorong Transformasi Digital
RUPST Samator (AGII) 2025 Sahkan Dividen 25 Persen dari Laba Bersih dan Dorong Transformasi Digital
Ekbis
Pemerintah Serius Bangun Tanggul Laut Raksasa Pantura, Proyek Dimulai Tanpa Penundaan
Pemerintah Serius Bangun Tanggul Laut Raksasa Pantura, Proyek Dimulai Tanpa Penundaan
Ekbis
4 Pulau yang Diperebutkan Aceh dan Sumut Belum Tentu Miliki Cadangan Migas Ekonomis
4 Pulau yang Diperebutkan Aceh dan Sumut Belum Tentu Miliki Cadangan Migas Ekonomis
Ekbis
Ekspor Produk Hijau ke Jepang Digenjot, SMBC Siap Buka Akses Pasar Baru
Ekspor Produk Hijau ke Jepang Digenjot, SMBC Siap Buka Akses Pasar Baru
Ekbis
Akui Harga Singkong Masih di Bawah Rp 1.000, Begini Penjelasan Wamentan
Akui Harga Singkong Masih di Bawah Rp 1.000, Begini Penjelasan Wamentan
Ekbis
Konflik Israel-Iran Bikin Pasar Kripto Waspada, Bagaimana Nasib Bitcoin?
Konflik Israel-Iran Bikin Pasar Kripto Waspada, Bagaimana Nasib Bitcoin?
Cuan
Gelar RUPS, MR DIY Beberkan Rencana Penggunaan Laba Bersih dan Rombak Pengurus
Gelar RUPS, MR DIY Beberkan Rencana Penggunaan Laba Bersih dan Rombak Pengurus
Ekbis
Kemenko Pangan Hidupkan Lagi Semangat Minum Susu Lewat Program Makan Bergizi Gratis
Kemenko Pangan Hidupkan Lagi Semangat Minum Susu Lewat Program Makan Bergizi Gratis
Ekbis
Keyakinan Konsumen Terendah Sejak 2022, Pemerintah Siapkan Diskon Belanja dan Stimulus
Keyakinan Konsumen Terendah Sejak 2022, Pemerintah Siapkan Diskon Belanja dan Stimulus
Ekbis
IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Akhir Pekan
IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Akhir Pekan
Cuan
Indonesia Impor 400.000 Ekor Sapi Tahun Ini, Ini Rinciannya
Indonesia Impor 400.000 Ekor Sapi Tahun Ini, Ini Rinciannya
Ekbis
Imbas Israel Serang Iran, Pasar Saham Eropa Anjlok
Imbas Israel Serang Iran, Pasar Saham Eropa Anjlok
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ada 383 WNI Bermukim di Iran Saat Israel Gempur Teheran, Bagaimana Nasibnya?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau