BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan SKK Migas

Bak Maraton, Konsumsi Minyak Indonesia Salip Produksi

Kompas.com - 29/09/2018, 09:00 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Aku bahagia hidup sejahtera di khatulistiwa
Alam berseri-seri bunga beraneka
Mahligai rama-rama, bertajuk cahaya jingga
Surya di cakrawala…

KOMPAS.com - Begitulah penggalan lagu Zamrud Khatulistiwa yang pernah dipopulerkan penyanyi Chrisye (1949-2007).

Seperti lirik di atas, memang begitulah adanya Tanah Air kita. Negara ini dikenal atas hamparan sawah, laut, serta pegunungan yang sambung-menyambung memberi kesejahteraan bagi sedikitnya 250 juta penduduk.

Salah satu kekayaan alam yang turut memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat, adalah minyak dan gas bumi (migas).

Medio 1970-1990 bisa dibilang sebagai masa jaya sektor migas kita. Hal tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh riset Reforminer Institute, pada masa itu sektor migas memberi sumbangsih hingga 63 persen penerimaan negara.

Namun sayangnya, puluhan tahun berselang, kondisi mulai berubah. Tren sektor migas di Indonesia justru membuat bangsa ini harap-harap cemas.

Ibarat lari maraton, angka konsumsi migas Indonesia terus sprint meninggalkan angka produksi.

Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), besaran konsumsi minyak bumi Indonesia pada 2015 adalah sebesar 1,592 juta barel per hari dan pada 2016 naik menjadi 1,615 juta barel per hari.

Di satu sisi, jumlah produksinya relatif stagnan. Pada 2015, produksi minyak bumi Tanah Air sebesar 786.000 barel per hari dan pada 2016 sebesar 831.000 barel per hari.

Bahkan, untuk menutupi tak berimbangnya kebutuhan dengan pasokan, Indonesia telah menyandang predikat sebagai net importer minyak sejak 2004. Suatu hal yang patut menjadi perenungan bersama.

Sebab, diproyeksikan ke depannya kebutuhan minyak bumi bakal semakin banyak. Dewan Energi Nasional (2016) memprediksi, kebutuhan minyak bumi Indonesia bisa mencapai 1,93 juta barel per hari per 2025 mendatang.

Butuh antisipasi

Kondisi gas bumi Indonesia masih sedikit lebih baik dibandingkan minyak bumi. Paling tidak, saat ini kita bukanlah net importer gas. Singkatnya, pasokan gas bumi Indonesia masih lebih banyak dibandingkan jumlah konsumsinya.

Akan tetapi, ada satu hal yang perlu diwaspadai, yakni meningkatnya tren pemakaian gas dari tahun ke tahun. Di satu sisi, terjadi kecenderungan menurunnya jumlah produksi gas setiap tahunnya.

Sebagai bukti, jumlah produksi gas pada 2011 sebesar 7.380 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), per 2016 angkanya telah merosot jadi 6.630 MMSCFD.

Sementara itu, konsumsi setiap tahunnya mengalami peningkatan dan mencapai 3.850 MMSCFD pada 2016 lalu.

Berkaca pada fakta-fakta di atas, tidak berlebihan rasanya bila disebut Indonesia terancam krisis migas.

Jika dibiarkan terus-menerus, bukan tak mungkin kita tak mampu lagi menikmati kekayaan migas serta mewariskannya untuk generasi penerus.

Terkait potensi tersebut, SKK Migas pun berupaya meningkatkan produksi migas Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir. Misalnya, mendorong investasi di sektor hulu migas.

Dengan begitu, diharapkan angka produksi migas dapat kembali bergairah.

Menurut Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, investasi amatlah krusial karena migas diyakini masih menjadi penopang utama kebutuhan energi Indonesia hingga 2050 mendatang.

Selain untuk mendapatkan cadangan baru migas melalui kegiatan eksplorasi, imbuh Amien, investasi diperlukan pula untuk mendanai enhanced oil recovery (EOR). EOR adalah metode pengurasan sumur memakai air, gas, atau bahan kimia, untuk menggenjot laju produksi minyak di lapangan-lapangan tua.

"Kami yakin industri migas akan tetap ada di Indonesia karena permintaan global yang terus meningkat. Industri menghadapi tantangan yang memaksa kita semua untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam melakukan efisiensi untuk meningkatkan daya saing," ujar Amien, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (2/5/2018).

Ya, semoga saja dengan langkah ekspansif yang ada, industri migas Indonesia mampu kembali berjaya seperti sedia kala.

Berikan Opinimu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Produksi Beras Diproyeksi Tembus 34 Juta Ton, Mentan Yakin RI Swasembada Tahun Ini
Produksi Beras Diproyeksi Tembus 34 Juta Ton, Mentan Yakin RI Swasembada Tahun Ini
Ekbis
B50 Diterapkan Semester II-2026, Bahlil Sebut RI Bakal Berhenti Impor Solar
B50 Diterapkan Semester II-2026, Bahlil Sebut RI Bakal Berhenti Impor Solar
Ekbis
Tiba-tiba Ditanya Rencana Jadi Cawapres, Menkeu Purbaya: Baru Sebulan Kerja, Gila Lu...
Tiba-tiba Ditanya Rencana Jadi Cawapres, Menkeu Purbaya: Baru Sebulan Kerja, Gila Lu...
Keuangan
Mentan Programkan Hilirisasi Kelapa, Tak Ada Lagi Ekspor Gelondongan
Mentan Programkan Hilirisasi Kelapa, Tak Ada Lagi Ekspor Gelondongan
Ekbis
Si Sampah Kini Jadi Berkah, Ibu-ibu Desa Mundu pun Sumringah
Si Sampah Kini Jadi Berkah, Ibu-ibu Desa Mundu pun Sumringah
Ekbis
Harga Global Turun, Ekspor Biji Kakao Indonesia Melemah
Harga Global Turun, Ekspor Biji Kakao Indonesia Melemah
Ekbis
NPL KPR Bengkak Usai Peralihan ke Bunga Floating, Ini Kata Perbankan
NPL KPR Bengkak Usai Peralihan ke Bunga Floating, Ini Kata Perbankan
Keuangan
Laba BRI Insurance Tembus Rp 467 Miliar, Segmen Mikro dan UMKM Jadi Motor Utama
Laba BRI Insurance Tembus Rp 467 Miliar, Segmen Mikro dan UMKM Jadi Motor Utama
Ekbis
Pengamat Sebut PP 39 Tahun 2025 Prioritaskan Kebutuhan Minerba Dalam Negeri
Pengamat Sebut PP 39 Tahun 2025 Prioritaskan Kebutuhan Minerba Dalam Negeri
Energi
Krakatau Steel Ajukan Dukungan Dana 500 Juta Dollar AS dari Danantara
Krakatau Steel Ajukan Dukungan Dana 500 Juta Dollar AS dari Danantara
Ekbis
Pertanian Tumbuh 10,52 Persen, tapi Masih Bertumpu pada Kebijakan Jangka Pendek
Pertanian Tumbuh 10,52 Persen, tapi Masih Bertumpu pada Kebijakan Jangka Pendek
Ekbis
Tangani Krisis Sampah, Pelindo Terminal Petikemas Gandeng ULM Berdayakan Masyarakat
Tangani Krisis Sampah, Pelindo Terminal Petikemas Gandeng ULM Berdayakan Masyarakat
Industri
Sumur Masyarakat Diangkat Jadi Andalan Baru Produksi Migas Nasional
Sumur Masyarakat Diangkat Jadi Andalan Baru Produksi Migas Nasional
Energi
Kredit Perbankan Tumbuh 7,56 Persen pada Agustus 2025
Kredit Perbankan Tumbuh 7,56 Persen pada Agustus 2025
Keuangan
Menkeu Purbaya: Demo Besar-besaran Lalu karena Ekonomi Melambat Signifikan
Menkeu Purbaya: Demo Besar-besaran Lalu karena Ekonomi Melambat Signifikan
Ekbis
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau