Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kegagalan, Milenial Ciptakan "Startup" Jutaan Dollar AS

Kompas.com - 02/11/2018, 05:00 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com — Jika pada awalnya tidak berhasil, coba dan coba lagi.

Begitulah pepatah mengatakan, dan sepertinya untuk 6 orang generasi milenial dari Singapura ini bisa dijadikan strategi kemenangan setelah mereka mengubah kegagalannya menjadi bisnis internasional bernilai jutaan dollar AS.

Henry Chan dan lima orang lainnya mendirikan ShopBack, sebuah platform e-commerce yang memberikan cashback atas pembelian yang dilakukan dari salah satu dari lebih dari 1.500 marketplace mitra mereka.

Dalam empat tahun terakhir, startup ini telah memberi cashback lebih dari 25 juta dollar AS kepada 6 juta penggunanya di seluruh Asia Pasifik. Namun, itu tidak semudah kelihatannya.

Sebab, dua bisnis mereka sebelumnya gagal dan beberapa pergantian untuk sampai ke titik itu. Berikut bagaimana pendiri Shopback menceritakan kisahnya kepada CNBC, Jumat (2/11/2018).

1. Menemukan ide

Ketika para pendiri ShopBack memutuskan untuk melepaskan diri dari pekerjaan tetap mereka di Zalora, mereka yakin mereka dapat mengguncang sebuah industri yang mereka anggap tidak efisien.

Pernah bekerja di AS tidak lama setelah menyelesaikan gelar sarjananya, CEO Shopbak Henry Chan mengatakan bahwa dia dikejutkan oleh "kekuatan teknologi" dan ingin mencari cara menggunakannya untuk membantu merek dan konsumen di negara asalnya.

Namun, menemukan gagasan yang tepat ternyata lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

"Kami melihat e-commerce benar-benar booming. Tapi tidak ada platform yang bagus di mana konsumen dapat melihat untuk menemukan merek baru dan pada saat yang sama menerima cashback. Kami ingin mengubah itu," ujar co-founder Shanru Lai ini.

Jadi, pada awal 2014, anak muda  ini mengatur bagaimana membuat situs yang akan membantu pembeli menghemat uang sambil meningkatkan pemasaran dan mengurangi biaya untuk pengecer.

2. Terus belajar

Pada awalnya, para pendiri menciptakan situs flash sale untuk menggaet pembeli dalam sehari seraya mengumpulkan para pebisnis dalam satu platform, seperti pesta liburan belanja Amerika, Black Friday.

Namun, tim segera menyadari bahwa gagasan itu tidak akan mendukung mereka sepanjang tahun. Jadi mereka mengatur mengenai fase selanjutnya. Dalam fase yang kedua, bisnis yang dijuluki "Great Online Sale", berubah menjadi situs diskon tiga bulan.

Sekali lagi para pendiri menemukan ada yang cacat, yakni pengecer berjuang untuk dapat menerima diskon besar meskipun pemasaran memang meningkat, sementara konsumen ingin melihat kesepakatan diskon sepanjang tahun.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
BI Rate Turun, Bunga KPR Diprediksi Ikut Menyusul Beberapa Bulan ke Depan
BI Rate Turun, Bunga KPR Diprediksi Ikut Menyusul Beberapa Bulan ke Depan
Ekbis
Klinik Pertamina IHC Kenalkan OTAQKU, Layanan Asesmen SDM Berbasis AI
Klinik Pertamina IHC Kenalkan OTAQKU, Layanan Asesmen SDM Berbasis AI
Ekbis
Harga Perak Tembus Rekor, Prediksi Robert Kiyosaki Jadi Kenyataan?
Harga Perak Tembus Rekor, Prediksi Robert Kiyosaki Jadi Kenyataan?
Ekbis
Pertamina Kenalkan Inovasi Sistem Perizinan Real-Time di Esri User Conference 2025
Pertamina Kenalkan Inovasi Sistem Perizinan Real-Time di Esri User Conference 2025
Energi
Survei: Kecepatan dan Ketepatan Pengiriman Jadi Faktor Kunci E-commerce
Survei: Kecepatan dan Ketepatan Pengiriman Jadi Faktor Kunci E-commerce
Belanja
Jika Jadi Mahasiswa Lagi, CEO Nvidia Pilih Ilmu Fisika, Bukan Pemrograman
Jika Jadi Mahasiswa Lagi, CEO Nvidia Pilih Ilmu Fisika, Bukan Pemrograman
Ekbis
Kinerja Keuangan Taspen Life Positif Sepanjang 2024
Kinerja Keuangan Taspen Life Positif Sepanjang 2024
Keuangan
Cara Cek Penerima PIP 2025 dan Info Kontak Resmi Jika Dana Belum Cair
Cara Cek Penerima PIP 2025 dan Info Kontak Resmi Jika Dana Belum Cair
Ekbis
Vale Indonesia (INCO) Masih Jajaki Partner Baru untuk Proyek Smelter di Sorowako
Vale Indonesia (INCO) Masih Jajaki Partner Baru untuk Proyek Smelter di Sorowako
Ekbis
Garuda Belum Teken MoU Pembelian 50 Pesawat Boeing dari AS
Garuda Belum Teken MoU Pembelian 50 Pesawat Boeing dari AS
Ekbis
KAI Serap 12,38 Juta Masukkan Pelanggan untuk Tingkatkan Layanan
KAI Serap 12,38 Juta Masukkan Pelanggan untuk Tingkatkan Layanan
Rilis
Impor Migas dari AS Capai Rp 243 Triliun, Bahlil: Harus Untungkan RI
Impor Migas dari AS Capai Rp 243 Triliun, Bahlil: Harus Untungkan RI
Ekbis
Pengusaha Minta Pemerintah Cermati Perkembangan Tarif Trump untuk Negara Kompetitor Ekspor
Pengusaha Minta Pemerintah Cermati Perkembangan Tarif Trump untuk Negara Kompetitor Ekspor
Ekbis
RI Impor Minyak Mentah, Bensin, dan LPG dari AS, Kemenko: Kita Tidak Dipaksa Beli, Ada Hitungannya
RI Impor Minyak Mentah, Bensin, dan LPG dari AS, Kemenko: Kita Tidak Dipaksa Beli, Ada Hitungannya
Ekbis
UMKM Fesyen Lokal Terapkan Produksi Ramah Lingkungan dan Minimalkan Limbah Tekstil
UMKM Fesyen Lokal Terapkan Produksi Ramah Lingkungan dan Minimalkan Limbah Tekstil
Smartpreneur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau