Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Tentara India Dimutilasi China | Kenapa Lembah Galwan Direbutkan?

Kompas.com - 20/06/2020, 06:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Berita tentang konflik di perbatasan India-China mendominasi kumpulan berita terpopuler di kanal global hari ini.

Dari empat berita terpopuler sepanjang Jumat (19/6/2020) hingga Sabtu (20/6/2020), semuanya menampilkan perkembangan terkini dari bentrokan militer India vs China tersebut.

Baca juga: Bentrok Militer India Vs China, Gambar Satelit Ungkap Kemungkinan Penyebabnya

Berita-berita terpopuler ini antara lain menyoroti India yang melaporkan tentaranya dimutilasi, alasan kenapa Lembah Galwan diperebutkan, lalu alat yang diduga dipakai untuk memukuli tentara India.

Konflik ini juga membuat petinggi militer kedua negara harus duduk bersama lagi membicarakan persoalan pelik tersebut. Jelang pembicaraan itu, 10 tentara India dibebaskan China.

Baca juga: Fakta Baru, Derek Chauvin Tak Tindih Leher George Floyd Selama 8:46 Menit

Keempat berita terpopuler itu dapat Anda baca selengkapnya di bawah ini.

1. Konflik Perbatasan, India Laporkan Tentaranya Dimutilasi Tentara China

India mengatakan tentaranya dimutilasi tentara China setelah dipukuli sampai mati di perbatasan Himalaya, dan menunjukkan alat pukul berpaku yang digunakan dalam perkelahian.

Sebanyak 20 tentara India tewas terbunuh pada perkelahian Senin malam awal pekan ini. Korban itu merupakan yang pertama kali sejak perseteruan dua negara nuklir pada 1975.

China mengatakan pihaknya memiliki angka korban sebanyak 43 orang namun tidak mengatakan apakah mereka semua terbunuh dalam baku hantam di Lembah Galwan, Ladakh, itu.

Bagaimana reaksi China atas klaim India ini? Anda dapat membaca selengkapnya di sini.

2. Lembah Galwan, Kawasan Tinggi dan Sangat Dingin, Mengapa Diperebutkan?

Lembah Sungai Galwan, dengan iklim yang ekstrem dan dataran tinggi, terletak di sepanjang sektor barat LAC dan dekat dengan Aksai Chin, wilayah sengketa yang diklaim oleh India tetapi dikendalikan oleh Cina.

Laporan-laporan media mengatakan bahwa pasukan India dan China bentrok di punggung bukit setinggi hampir 4,3 kilometer di sepanjang medan yang curam.

Beberapa prajurit bahkan jatuh ke Sungai Galwan yang mengalir deras dalam suhu di bawah nol derajat Celcius.

Lalu kenapa wilayah ini diperebutkan kedua negara? Anda dapat membaca selengkapnya di sini.

3. Berpaku dan dari Besi, Diduga Ini Alat yang Dipakai untuk Pukuli Tentara India

Sebuah foto menunjukkan alat pukul berpaku yang terbuat dari besi, diduga sebagai alat yang digunakan tentara China dalam pertempuran mereka dengan tentara India di perbatasan.

Foto itu beredar di media sosial dan menimbulkan amarah warga India. Di saat yang sama, banyak orang memadati jalan-jalan di Suryapet untuk memberi penghormatan terakhir ke jasad kolonel tentara B Santosh Babu yang terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Seperti apa bentuk senjata tersebut? Anda dapat mengetahuinya di sini.

4. Jelang Perundingan Perbatasan, 10 Tentara India Dibebaskan China

China membebaskan 10 tentara India yang terlibat dalam konflik perbatasan. Dari 10 tahanan tersebut, 2 di antaranya berpangkat mayor.

Bentrokan yang memakai tongkat berpaku, batu, dan adu jotos pada Senin (15/6/2020) ini setidaknya menewaskan 20 tentara India, sedangkan jumlah korban di China tidak diketahui.

Lalu bagaimana reaksi kedua negara soal rencana perundingan perbatasan? Anda dapat membaca selengkapnya di sini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com