Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tegaskan Bukan Bagian dari China, Taiwan Minta Dukungan Indonesia agar Bisa Ikut PBB

Kompas.com - 07/09/2020, 10:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Rilis

TAIPEI, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri Taiwan Jaushieh Joseph Wu menyerukan agar Indonesia dan negara lain mendukung Taiwan dalam setiap konferensi, mekanisme, dan kegiatan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Apalagi, dalam situasi pandemi virus corona yang memicu krisis seperti sekarang ini, masyarakat internasional perlu berupaya semakin ekstra untuk mengatasi setiap hambatan yang terjadi.

Dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (7/9/2020), Wu mengatakan Taiwan juga telah siap, bersedia, dan mampu berpartisipasi dalam upaya bersama menangani krisis akibat pandemi virus corona.

Wu mengklaim dengan keberhasilan Taiwan dalam menangani pandemi Covid-19, negaranya akan dapat berkontribusi lebih banyak kepada dunia jika ikut dalam setiap kegiatan PBB.

Dia menambahkam jumlah kasus covid-19 yang dikonfirmasi di Taiwan kurang dari 500 kasus. Sementara itu jumlah kematian akibat Covid-19 tercatat hanya dalam satu digit.

Baca juga: Delegasi Ceko yang Kunjungi Taiwan Terus Dikecam, Kali Ini Kedubes China Angkat Suara

“Semua itu terutama karena berbagai tindakan pencegahan yang dilakukan oleh Taiwan dalam menghadapi pandemi Covid-19,” ujarnya dikutip dari rilis tersebut.

Hingga akhir Juni, Taiwan melaporkan telah menyumbang 51 juta masker medis, 1,16 juta masker N95, 600.000 baju pelindung, 35.000 termometer, dan berbagai peralatan medis lainnya ke lebih dari 80 negara, termasuk Indonesia.

Wu meminta agar PBB harus lebih inklusif dan tidak boleh mengabaikan negara mana pun di dunia, Termasuk Taiwan, untuk ikut andil dalam setiap kegiatan PBB.

Selama ini, dia mengklaim bahwa Taiwan selalu dikesampingkan dari setiap sistem organisasi PBB.

Selain itu, dia menambahkan bahwa China juga terus menekan PBB untuk memblokir setiap partisipasi Taiwan dalam PBB.

Baca juga: Ada Rumor Jet Tempur Su-35 Milik China Jatuh, Taiwan Bantah Menembak

Wu menuding China secara keliru menggunakan Resolusi 2758 yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada 1971 sebagai dasar hukum untuk memblokir partisipasi Taiwan di PBB.

Wu menegaskan bahwa Taiwan tidak pernah menjadi bagian dari China. Presiden dan anggota kongres Taiwan dipilih langsung oleh rakyat Taiwan.

“PBB harus mengakui bahwa hanya pemerintah yang dipilih melalui prosedur demokrasi di Taiwan yang dapat mewakili 23,5 juta rakyat Taiwan, dan Republik Rakyat China tidak memiliki hak untuk berbicara atas nama Taiwan” sambung Wu.

Wu menyatakan bahwa Taiwan akan dapat memberikan lebih banyak kontribusi kepada dunia jika diikutkan dalam setiap kegiatan PBB.

Baca juga: Desain Baru Paspor Taiwan: Membesarkan Taiwan, Menciutkan Republik China

Dia juga mengutip pernyataan pembukaan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa yang berbunyi “kami rakyat Perserikatan Bangsa-Bangsa, di sini untuk… menegaskan kembali kepercayaan kami pada hak asasi manusia... (dan) persamaan hak antara pria dan wanita, serta semua bangsa baik besar maupun kecil."

“Cita-cita menjaga HAM dan kebebasan fundamental semua orang yang tertuang dalam piagam tidak boleh menjadi kata-kata kosong. Saat PBB dalam penantian untuk 75 tahun yang berikutnya, masih belum terlambat untuk menyambut partisipasi Taiwan,” sambung Wu.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Komentar
partai dpp taiwan ingin taiwan merdeka, seperti aceh begitu.. makanya jangan di ladeni ini partai mau merdeka tapi tujuan utamanya juga mau korup. lihat mantan presiden chen sui bian dulu koruptor gede.

Terkini Lainnya
[POPULER GLOBAL] Bocil Pecahkan Meja Marmer | Hakim Terbaik di Dunia Meninggal
[POPULER GLOBAL] Bocil Pecahkan Meja Marmer | Hakim Terbaik di Dunia Meninggal
Global
Negara Ini Pasang Hologram Polisi, Kriminalitas Langsung Turun Drastis
Negara Ini Pasang Hologram Polisi, Kriminalitas Langsung Turun Drastis
Global
Iran Bikin Rudal Baru Canggih, Ancang-ancang Serang Israel Lagi?
Iran Bikin Rudal Baru Canggih, Ancang-ancang Serang Israel Lagi?
Internasional
Sniper Hantu Ukraina Klaim Rekor Dunia, Bunuh Tentara Rusia dari Jarak 4 Km
Sniper Hantu Ukraina Klaim Rekor Dunia, Bunuh Tentara Rusia dari Jarak 4 Km
Internasional
Pencairan Es Laut Arktik Melambat Meski Pemanasan Global, Ahli Ungkap Sebabnya
Pencairan Es Laut Arktik Melambat Meski Pemanasan Global, Ahli Ungkap Sebabnya
Global
China Bikin Robot yang Bisa Hamil dan Lahirkan Bayi, Harga Rp 226 Juta
China Bikin Robot yang Bisa Hamil dan Lahirkan Bayi, Harga Rp 226 Juta
Internasional
Sekalipun Alien Ada, Mereka Tak Kunjungi Bumi dalam Waktu Dekat
Sekalipun Alien Ada, Mereka Tak Kunjungi Bumi dalam Waktu Dekat
Global
Kisah Penjualan Alaska ke AS: Dulu Beban Rusia, Kini Disesali Warga
Kisah Penjualan Alaska ke AS: Dulu Beban Rusia, Kini Disesali Warga
Internasional
Peneliti Australia Bikin Kulit Manusia Buatan, Ada Pembuluh Darah
Peneliti Australia Bikin Kulit Manusia Buatan, Ada Pembuluh Darah
Global
Kepala Terjepit Pintu MRT, Wanita Singapura Menang Gugatan
Kepala Terjepit Pintu MRT, Wanita Singapura Menang Gugatan
Global
Pasien Operasi Jantung Meninggal karena Rumah Sakit Mati Listrik
Pasien Operasi Jantung Meninggal karena Rumah Sakit Mati Listrik
Global
Video Detik-detik Mesin Pesawat Boeing Meledak, Terbang dengan Api di Sayap
Video Detik-detik Mesin Pesawat Boeing Meledak, Terbang dengan Api di Sayap
Internasional
40 Tahun di Penjara Korsel, Mata-mata Korut Minta Pulang
40 Tahun di Penjara Korsel, Mata-mata Korut Minta Pulang
Internasional
Balita 'Temani' Jenazah Ibunya 3 Hari, Terungkap Setelah Bau Busuk dari Tetangga
Balita "Temani" Jenazah Ibunya 3 Hari, Terungkap Setelah Bau Busuk dari Tetangga
Global
WNI Ditembak Mati di Timor Leste, Pelaku Belum Diketahui
WNI Ditembak Mati di Timor Leste, Pelaku Belum Diketahui
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau