Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pfizer dan AstraZeneca Tunda Pengiriman Vaksin Covid-19, Italia Ambil Jalur Hukum

Kompas.com - 25/01/2021, 20:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

MILAN, KOMPAS.com - Italia akan mengambil tindakan hukum dan meningkatkan tekanan di Brussel terhadap Pfizer Inc dan AstraZeneca, karena menunda pengiriman vaksin Covid-19.

Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio pada Minggu (24/1/2021) mengatakan hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mengamankan pasokan yang telah disepakati.

“Tujuannya adalah agar perusahaan memenuhi volume vaksin yang mereka janjikan dan tidak mencari kompensasi,” kata Di Maio di televisi pemerintah RAI.

"Ini adalah kontrak Eropa yang tidak dihormati oleh Pfizer dan AstraZeneca dan oleh karena itu kami akan mengambil tindakan hukum. Kami sedang bekerja agar program rencana vaksin kami tidak berubah," katanya mengutip Reuters.

Pfizer mengatakan pekan lalu, pihaknya sedang memperlambat pasokan ke Eropa untuk membuat perubahan manufaktur yang akan meningkatkan produksi.

Pada Jumat (22/1/2021), AstraZeneca mengatakan pengiriman awal ke wilayah tersebut akan menurun karena masalah produksi.

Baca juga: CDC: Alergi Parah dari Vaksin Covid-19 Moderna Sangat Jarang Terjadi

Ditanya mengapa menurutnya perusahaan farmasi terpaksa mengumumkan pengurangan, Di Maio mengatakan dia yakin mereka menawarkan lebih dari yang bisa berikan.

"Kami mengaktifkan semua saluran sehingga Komisi Uni Eropa melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membuat “tuan-tuan ini” menghormati kontrak mereka," katanya.

Tidak ada yang bisa segera berkomentar dari Pfizer di Italia. AstraZeneca tidak segera membalas email dan pesan suara.

Juga pada Minggu (24/1/2021), Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan UE akan menggunakan cara hukum untuk memastikan perusahaan farmasi menghormati kontrak pasokan vaksin Covid-19.

"Kami berencana untuk membuat perusahaan farmasi menghormati kontrak yang telah mereka tandatangani ... dengan menggunakan cara legal yang kami miliki," kata Michel di radio Europe 1.

Sky Italia TV mengutip Pfizer pada Minggu mengatakan pemotongan, untuk jumlah botol yang dikirim dan bukan jumlah dosis. Pekerjaan masih berupaya meningkatkan kapasitas di pabrik Belgia.

“Persediaan akan kembali normal pada minggu depan,” kata Sky mengutip Pfizer.

Baca juga: Pabrik Vaksin Covid-19 Terbesar di Dunia Terbakar, 5 Orang Tewas

Pada Sabtu (23/1/2021), Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan penundaan pasokan vaksin "tidak dapat diterima".

Menurutnya hal itu merupakan pelanggaran serius terhadap kewajiban kontrak. Dia menambahkan Italia akan menggunakan semua perangkat hukum yang tersedia.

Berbicara di TV Italia pada Minggu, Wakil Menteri Kesehatan Italia Pierpaolo Sileri mengatakan pemotongan pasokan yang diumumkan oleh Pfizer dan AstraZeneca akan menghentikan vaksinasi di atas 80-an di Italia sekitar empat minggu, dan seluruh populasi sekitar 6-8 minggu.

"Penundaan semacam ini memengaruhi seluruh Eropa dan sebagian besar dunia, tetapi saya yakin penundaan itu dapat diperbaiki," katanya.

Italia adalah negara Barat pertama yang terkena virus pada Maret lalu. Sejauh ini tercatat ada 85.461 kematian, jumlah korban tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris dan tertinggi keenam di dunia.

Baca juga: Pengiriman Lambat, New York Sudah Kehabisan Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Global
Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com