Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRI Nanggala-402, Tipe Kapal Selam Non-nuklir Terlaris Buatan Jerman

Kompas.com - 25/04/2021, 21:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

BERLIN, KOMPAS.com - Kapal selam KRI Nanggala-402 adalah kapal selam serang bermotor diesel-listrik tipe U-209 buatan Jerman.

Kapal selam itu diproduksi tahun 1978 di galangan Howaldtswerke-Deutsche Werft di Kiel, dipesan Indonesia tahun 1979 dan diserahkan ke Indonesia pada Oktober 1981 di Jerman.

Perusahaan itu kemudian mengalami kesulitan finansial dan diambil alih oleh raksasa industri Thyssenkrupp, hasil merger dua perusahaan besar Thyssen dan Krupp.

Baca juga: Dunia Internasional Turut Mewartakan Kabar Terkini KRI Nanggala-402

KRI Nanggala-402 sempat dimodernisasi di Jerman tahun 1989, kemudian diperbarui lagi tahun 2012 di Korea Selatan.

TNI Angkatan Laut memiliki satu kapal selam lain dengan model yang sama, yaitu KRI Cakra yang juga dibuat di Jerman pada akhir tahun 1970-an, sedangkan tiga model U-209 yang lebih baru dibuat di Korea Selatan.

Dikembangkan tahun 1960-an untuk menggantikan kapal selam era Perang Dunia II, tipe U-209 tidak pernah digunakan oleh angkatan laut Jerman, tetapi menikmati kesuksesan sebagai produk ekspor unggulan.

Lebih 60 kapal selam tipe ini telah dijual ke berbagai negara, termasuk Yunani, India, dan Turki.

Argentina pernah mengerahkan U-209 miliknya ketika melawan Inggris dalam Perang Falklands atau lebih beken dengan nama perang Malvinas.

Baca juga: Ahli Asing Sebut KRI Nanggala-402 Tenggelam Terlalu Dalam

KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali.AA/ALEX WIDOJO via DW INDONESIA KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali.
Model non-nuklir terlaris

Tipe terbaru U-209 berbobot 1.400 ton sekarang masih dibangun di galangan kapal Thyssenkrupp di Jerman atas pesanan Mesir.

Thyssenkrupp pada situs webnya mengatakan bahwa model U-209 terinspirasi kapal selam angkatan laut Jerman, tetapi diperbesar untuk dapat beroperasi di perairan yang lebih dalam dan bisa membawa lebih banyak peralatan.

Inilah model "kapal selam non-nuklir terlaris di Dunia Barat", kata Thyssenkrupp.

KRI Nanggala-402 pertama kali diperlihatkan kepada publik Indonesia pada peringatan 36 tahun TNI, 5 Oktober 1981, dan diresmikan penugasannya dua minggu kemudian oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan saat itu, Jenderal M Jusuf.

Baca juga: KRI Nanggala-402 Masih Dicari, Ini Sejarah Upaya Penyelamatan Kapal Selam

Kapal penyelamat Malaysia, MV Mega Bakti, dikerahkan untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402MALAYSIAN DEFENSE MINISTRY/AP via DW INDONESIA Kapal penyelamat Malaysia, MV Mega Bakti, dikerahkan untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402
Dimodernisasi di Korea Selatan

Setelah menjalani pembaruan tahun 1989, lebih dari 20 tahun kemudian kapal itu kembali dimodernisasi di Korea Selatan yang selesai pada Februari 2012, di mana sebagian besar struktur atasnya diganti, dan persenjataan, sonar, radar, dan sistem kendalinya diperbarui.

Setelah pembaruan di di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering di Korea Selatan itu, Nanggala mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan pada empat target berbeda, dan juga mampu meluncurkan rudal anti-kapal seperti Exocet atau Harpoon.

Kedalaman menyelamnya yang aman ditingkatkan menjadi 257 meter (843 kaki), dengan kecepatan tertinggi ditingkatkan dari 21,5 knot (39,8 km / jam) menjadi 25 knot (46 km / jam). Menurut data Jane's Information Group, daya tahannya di dalam air sekitar 50 hari.

"Saudara kembar" Nanggala 402, KRI Cakra-401, adalah kapal selam U-209/1300 kedua yang dibeli Indonesia dari Jerman.

KRI Nanggala-402, namanya diambil dari senjata pewayangan, memiliki dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter, dengan mesin diesel elektrik. Kapal selam andalan Indonesia itu bisa dilengkapi dengan 14 buah torpedo 21 inci/533 mm dalam 8 tabung.

Baca juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, Ini Spek Pesawat P-8 Poseidon Milik AS yang Bantu Pencarian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com