Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Makin Benci Budaya Asing, Nonton K-Pop Bisa Dihukum Mati

Kompas.com - 07/06/2021, 20:20 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber BBC

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara baru-baru ini memperkenalkan undang-undang baru untuk membasmi segala jenis pengaruh asing.

Negara yang dipimpin Kim Jong Un ini akan menghukum dengan keras siapa saja yang mengonsumsi atau memakai film, pakaian, dan "bahasa gaul" asing.

Baca juga: Tidak Muncul sejak 6 Mei, Kesehatan Kim Jong Un Kembali Disorot

Kehidupan warga di Korea Utara memang dirancang untuk dikendalikan. Laporan terbaru BBC menyebut, Korut sedang melakukan "perang tanpa senjata", dengan ide yang dinilai "sangat reaksioner".

Siapa pun yang tertangkap sedang mengonsumsi hal dari Korea Selatan, AS, atau Jepang, harus bersiap hadapi hukuman mati.

Paling ringan, mereka yang tertangkap menonton harus menghadapi kamp penjara selama 15 tahun lamanya.

Baca juga: Kim Jong Un Perintahkan Eksekusi Pria yang Menjual Film Korea Selatan

Sebelumnya, Kim memang menulis surat di media pemerintah, yang berisi seruan bagi Liga Pemuda Korut, untuk menindak "perilaku tidak menyenangkan, individualistis, dan anti-sosialis" di kalangan anak muda.

Singkatnya, pemimpin kelahiran 8 Januari 1984 ini, ingin menghentikan pembicaraan, gaya rambut dan pakaian yang berafiliasi dengan budaya asing.

Kim Jong Un, masih melansir laporan BBC, menyebut semua budaya pop asing sebagai "racun berbahaya".

Baca juga: Kim Jong Un Perangi Burung Merpati karena Dianggap Pembawa Covid-19


Baru-baru ini, The Daily NK, publikasi online di Seoul, melaporkan tiga remaja Korea Utara dikirim ke kamp pendidikan ulang karena memotong rambutnya seperti idola K-pop dan mengikat celana mereka di atas mata kaki.

Pemimpin berusia 37 tahun ini jelas tidak melakukan perang dengan pasukan dan senjata, tapi sedang perang melawan "kebudayaan."

Apa yang dilakukannya jelas punya tujuan khusus, yakni menghentikan informasi dari negara luar. Khususnya, informasi yang menjelekkan Korut.

Karena itulah, putra Kim Jong Il ini berusaha menutup semua yang berasal dari luar, tak hanya informasi, tapi budaya. Tak ada celah sedikitpun untuk dikonsumsi anak muda Korut.

Baca juga: Kim Jong Un Larang Rakyatnya Potong Rambut Gaya Mullet dan Pakai Skinny Jeans

Isolasi yang dipaksakan ini sebenarnya malah memperburuk ekonomi yang sudah gagal. Apalagi setelah semua uang disalurkan ke dalam ambisi nuklir rezim.

Awal tahun ini, Kim sendiri mengakui bahwa rakyatnya menghadapi "situasi terburuk."

Dengan situasi semacam ini, pria yang memimpin Korut sejak 2011 ini khawatir kalau rakyatya mengonsumsi budaya asing, misal dari K-Drama dan sebagainya, akan memunculkan imaji dan mimpi tertentu.

Halaman:

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com