Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denmark Rayakan Hari Kebebasan, Cabut Semua Pembatasan Covid-19

Kompas.com - 10/09/2021, 15:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Publik Denmark dilaporkan merayakan Hari Kebebasan, dengan pembatasan terakhir Covid-19 dicabut.

Pembatasan terakhir yang diangkat adalah paspor vaksin di kelab malam, yang diterapkan pada Maret saat negara Skandinavia itu mulai melonggarkan aturan.

Paspor vaksin itu dicabut di semua tempat kecuali kelab malam pada 1 September. Namun, penerapan di kelab juga bakal berakhir per hari ini atau Jumat (10/9/2021).

Baca juga: Moderna Gabung Vaksin Booster Covid-19 dengan Influenza, untuk Apa?

Tanpa masker, kantor yang mulai ramai, dan konser yang mengundang puluhan ribu penonton, Denmark mulai kembali ke normal.

Ulrik Orum-Petersen, promotor acara Live Nation mengatakan pencabutan pembatasan itu karena keberhasilan vaksinasi.

Pada 4 September, Live Nation menyelenggarakan festival terbuka bertajuk Back to Live, yang dihadiri 15.000 penonton di Kopenhagen.

"Berada di kerumunan, bernyanyi, membuat saya melupakan Covid-19 yang kami alami," kata Emilie Bendix, salah satu penonton.

Vaksinasi di sana sudah mencapai 73 persen dari total 5,8 juta populasinya. Sebanyak 96 persen berusia 65 tahun atau lebih.

Epidemiolog Lone Simonsen kepada AFP mengatakan, virus corona itu kini akan menargetkan orang yang tidak divaksin.

Baca juga: Virus Nipah Lebih Mematikan dari Covid-19, India Waspadai Wabahnya

"Kini virus tersebut bukan lagi ancaman masyarakat, berkat vaksinasi," papar Simonsen yang bekerja di Universitas Roskilde.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), negara Skandinavia tersebut diuntungkan kepatuhan publik akan pedoman pemerintah, dan strategi yang disusun secara matang.

Catherine Smallwood dari unit kedaruratan WHO Eropa berkata, seperti negara lain, Denmark menerapkan pembatasan untuk mengurangi transmisi.

"Tetapi, secara mengagumkan masyarakat dan elemen komunitas di sana patuh secara sukarela," paparnya dilansir Daily Mail.

Dengan kasus harian yang mencapai 500, tingka reproduksinya di angka 0,7, Denmark mengeklaim sudah berhasil mengendalikan wabah.

Baca juga: Gelombang Ketiga Covid-19 Masih Mengintai India walau Kasus Turun Drastis

Menteri Kesehatan Magnus Heunicke menyatakan, pemerintah bisa kembali menerapkan pembatasan jika kondisinya kembali memburuk.

Pemerintah menegaskan, kembali hidup normal harus dibarengi dengan gaya hidup bersih dan mengisolasi kerabat yang sakit.

Smallwood melanjutkan, WHO masih menganggap peredaran virus corona dunia masih mengkhawatirkan dan meminta otoritas lokal untuk waspada.

Kopenhagen merespons dengan menerangkan mereka akan mengawasi jumlah pasien yang dirawat, dan melakukan pemeriksaan untuk memantau virusnya.

Simonsen mengatakan, jika ada varian yang kebal terhadap vaksin muncul, maka mereka harus kembali mengubah strateginya.

Baca juga: Takut Bencana Gelombang Covid-19 Terulang, India Batasi Festival Keagamaan Ganesh Chaturthi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya
Bom AS 'Hanya' Hancurkan Ventilasi Situs Nuklir Fordow Iran
Bom AS "Hanya" Hancurkan Ventilasi Situs Nuklir Fordow Iran
Global
Trump: Anak Kandung Uncle Sam?
Trump: Anak Kandung Uncle Sam?
Global
Jenazah Juliana Marins Diautopsi, Keluarga Ingin Tahu Penyebab Kematian
Jenazah Juliana Marins Diautopsi, Keluarga Ingin Tahu Penyebab Kematian
Global
Di Tengah Gencatan Senjata, Iran Janji Serang Pangkalan AS Lagi jika Terancam
Di Tengah Gencatan Senjata, Iran Janji Serang Pangkalan AS Lagi jika Terancam
Global
[POPULER GLOBAL] Agam Rinjani Dijuluki Pahlawan oleh Netizen Brasil | CIA Rekrut WN China
[POPULER GLOBAL] Agam Rinjani Dijuluki Pahlawan oleh Netizen Brasil | CIA Rekrut WN China
Global
Juliana Marins Diduga Masih Hidup Sesaat Usai Jatuh di Rinjani, Ada Teriakan Minta Tolong
Juliana Marins Diduga Masih Hidup Sesaat Usai Jatuh di Rinjani, Ada Teriakan Minta Tolong
Internasional
Puntung Rokok Sebabkan Kebakaran Hutan Yunani, 4.000 Hektar Hangus
Puntung Rokok Sebabkan Kebakaran Hutan Yunani, 4.000 Hektar Hangus
Internasional
Jeff Bezos Pindah Tempat Pernikahan Setelah Diusir Warga Venesia
Jeff Bezos Pindah Tempat Pernikahan Setelah Diusir Warga Venesia
Internasional
Singapura Luncurkan Studi Besar-besaran tentang Alergi Makanan pada Anak
Singapura Luncurkan Studi Besar-besaran tentang Alergi Makanan pada Anak
Global
Pemukul Kepala Bocah 5 Tahun Indonesia di Singapura Didakwa 3 Pelanggaran
Pemukul Kepala Bocah 5 Tahun Indonesia di Singapura Didakwa 3 Pelanggaran
Global
Panik Ada Ledakan, 29 Siswa Afrika Tengah Tewas Terinjak-injak
Panik Ada Ledakan, 29 Siswa Afrika Tengah Tewas Terinjak-injak
Global
Pemimpin Tertinggi Iran Klaim Menang Perang, Sebut Israel Hancur
Pemimpin Tertinggi Iran Klaim Menang Perang, Sebut Israel Hancur
Global
Sederet Fakta Evakuasi Juliana Marins: Kendala, Kronologi, hingga Desakan Keluarga
Sederet Fakta Evakuasi Juliana Marins: Kendala, Kronologi, hingga Desakan Keluarga
Global
Sempat Kritik Basarnas, Keluarga Juliana Marins Kini Terima Keadaan dan Berterima Kasih
Sempat Kritik Basarnas, Keluarga Juliana Marins Kini Terima Keadaan dan Berterima Kasih
Global
Iran Akui Serangan AS dan Israel Sebabkan Situs Nuklir Rusak Parah
Iran Akui Serangan AS dan Israel Sebabkan Situs Nuklir Rusak Parah
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau