BRISBANE, KOMPAS.com - Max Stahl, seorang wartawan perang dan pembuat film, pernah mengabadikan peristiwa mematikan di Santa Cruz, kota Dili pada tahun 1991. Ia baru saja meninggal di Brisbane pada usia 66 tahun.
Max dilahirkan di Inggris dengan nama Christopher Wenner pada tahun 1954.
Sepanjang kariernya ia sudah mendapat banyak penghargaan internasional atas liputan mengenai konflik dan perang di seluruh dunia.
Baca juga: 19 Oktober 1999: MPR RI Setujui Hasil Referendum Timor Timur
Namun salah satu karya jurnalistiknya yang paling dikenal adalah ketika ia mengabadikan kejadian di tempat pemakaman Santa Cruz di Dili tahun 1991.
Tentara Indonesia mengarahkan tembakan kepada orang-orang dalam peristiwa yang menewaskan 270 orang tersebut.
Rekaman tentara Indonesia menargetkan para pengunjuk rasa pro-demokrasi kemudian menarik perhatian dunia soal apa yang terjadi di Timor Timur.
Mengetahui jika dia akan ditahan, Max kemudian menyembunyikan rekamannya di batu nisan, lalu diseludupkan ke luar Timor Timur yang saat itu berada di bawah kekuasaan Indonesia.
Max kembali lagi ke Timor Timur di tahun 1999 bersamaan dengan penyelenggaraan referendum untuk menentukan masa depan kawasan tersebut.
Ia lalu merekam lagi berbagai peristiwa kekerasan yang terjadi, setelah sebagian besar warga memutuskan untuk memerdekakan diri dari Indonesia dalam referendum yang diawasi oleh PBB.
Ia pernah mendapatkan Rory Peck Award dari Amerika Serikat, sebuah penghargaan yang diberikan kepada juru kamera freelance yang bekerja di daerah konflik.
Dan menurutnya peristiwa Santa Cruz yang terekam oleh Max adalah salah satu di antaranya.
"Untuk pertama kalinya pesan kami dilihat oleh dunia," kata Jose dalam sebuah pesan di media sosial.
Setelah meliput di berbagai daerah konflik seperti di Chechnya dan Beirut di tahun 1980-an dan 1990-an, Max yang lulusan dari Oxford University menetap di Dili.