Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan PM Shinzo Abe: Jepang dan AS Tidak Bisa Diam jika China Serang Taiwan

Kompas.com - 02/12/2021, 10:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

TAIPEI, KOMPAS.com - Jepang dan Amerika Serikat (AS) tidak akan tinggal diam jika China menyerang Taiwan, dan Beijing perlu memahami hal ini, kata mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, pada Rabu (1/12/2021).

Ketegangan atas Taiwan yang diklaim China meningkat, ketika Presiden Xi Jinping berusaha menegaskan klaim kedaulatan negaranya, terhadap pulau yang diperintah secara demokratis itu.

Baca juga: China “Memburu” Warga Negara Taiwan Melalui Deportasi Paksa, Menurut Laporan Safeguard Defenders

Pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi akan membela diri jika diperlukan.

Berbicara secara virtual kepada sebuah forum yang diselenggarakan oleh lembaga pemikir Taiwan, Institut Penelitian Kebijakan Nasional, Abe mencatat bahwa pulau Senkaku - yang disebut China sebagai Kepulauan Diaoyu - pulau Sakishima dan pulau Yonaguni hanya berjarak sekitar 100 km (62 mil) dari Taiwan.

Invasi bersenjata ke Taiwan akan menjadi bahaya besar bagi Jepang, tambahnya melansir Reuters.

"Keadaan darurat Taiwan adalah keadaan darurat Jepang, dan oleh karena itu keadaan darurat bagi aliansi Jepang-AS. Orang-orang di Beijing, khususnya Presiden Xi Jinping, seharusnya tidak pernah salah paham dalam mengakui hal ini," kata Abe.

Baca juga: Akhir dari Perang Saudara China dan Sejarah Berdirinya Taiwan

Jepang adalah tuan rumah bagi pangkalan militer utama AS, termasuk di pulau selatan Okinawa, penerbangan singkat dari Taiwan. Penempatan armada ini akan sangat penting untuk dukungan AS jika ada serangan dari China.

“Negeri Paman Sam” terikat oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, meskipun ada ambiguitas tentang apakah AS akan mengirim pasukan untuk membantu Taiwan dalam perang dengan China.

Amerika Serikat dan sekutunya akan mengambil "tindakan" tertentu, jika China menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo atas Taiwan, ujar Menteri Luar Negeri AS Negara Antony Blinken bulan lalu.

Baca juga: 5 Anggota Parlemen AS Kunjungan Mendadak ke Taiwan, Apa Tujuannya?

Shinzo Abe, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu. Dia adalah kepala faksi terbesar Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dan tetap berpengaruh di dalam partai.

Mengenai hubungan China-Jepang ke depan, Abe mengatakan Jepang harus memajukan hubungannya dengan “Negeri Tirai Bambu”.

Di saat yang sama, Tokyo juga harus tetap menyampaikan sikap yang tegas tentang hal yang semestinya kepada tetangga raksasanya, ujarnya menggemakan Perdana Menteri petahana Fumio Kishida.

"Jepang, Taiwan dan semua orang yang percaya pada demokrasi perlu terus mendesak Presiden China Xi Jinping dan para pemimpin Partai Komunis China lainnya berulang kali, agar tidak melangkah ke jalan yang salah," kata Abe.

Baca juga: Presiden Taiwan: Eropa dan Taipei Harus Pertahankan Demokrasi Bersama

Jepang dan Taiwan harus bekerja sama untuk melindungi kebebasan dan demokrasi, tambah Abe, berbicara kepada audiens yang termasuk Cheng Wen-tsan, Wali Kota kota Taoyuan di Taiwan utara, yang diperkirakan sebagai calon presiden di masa depan.

"Taiwan yang lebih kuat, Taiwan yang berkembang, dan Taiwan yang menjamin kebebasan dan hak asasi manusia juga menjadi kepentingan Jepang. Tentu saja, ini juga untuk kepentingan seluruh dunia," kata Abe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Penembakan Massal di Chicago, 4 Orang Tewas dan 14 Lainnya Luka-luka
Penembakan Massal di Chicago, 4 Orang Tewas dan 14 Lainnya Luka-luka
Global
Bu Guru di India Ditangkap Usai Lakukan Kekerasan Seksual pada Siswa Laki-laki
Bu Guru di India Ditangkap Usai Lakukan Kekerasan Seksual pada Siswa Laki-laki
Global
PBB: 613 Warga Gaza Tewas di Dekat Titik Distribusi Bantuan sejak Mei 2025
PBB: 613 Warga Gaza Tewas di Dekat Titik Distribusi Bantuan sejak Mei 2025
Global
Hamas Bahas Proposal Gencatan Senjata Gaza dengan Kelompok Palestina Lain
Hamas Bahas Proposal Gencatan Senjata Gaza dengan Kelompok Palestina Lain
Global
AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran, Sasar Perdagangan Minyak
AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran, Sasar Perdagangan Minyak
Global
Derita Warga Gaza, Antre Tepung tapi Ditembaki Tentara Israel
Derita Warga Gaza, Antre Tepung tapi Ditembaki Tentara Israel
Global
Vila Romawi Kuno Terungkap Usai Penemuan 2 Pedang Langka di Inggris
Vila Romawi Kuno Terungkap Usai Penemuan 2 Pedang Langka di Inggris
Global
Trump Mau Gelar Pertandingan UFC di Gedung Putih saat Hari Kemerdekaan AS
Trump Mau Gelar Pertandingan UFC di Gedung Putih saat Hari Kemerdekaan AS
Global
Menhan Belanda: Penggunaan Senjata Kimia oleh Rusia di Ukraina Kian Meluas
Menhan Belanda: Penggunaan Senjata Kimia oleh Rusia di Ukraina Kian Meluas
Global
Studi: Gen Z Eropa Mulai Hilang Kepercayaan terhadap Demokrasi
Studi: Gen Z Eropa Mulai Hilang Kepercayaan terhadap Demokrasi
Global
Trump Ultimatum Hamas 24 Jam Terkait 'Proposal Final' Gencatan Senjata Gaza
Trump Ultimatum Hamas 24 Jam Terkait "Proposal Final" Gencatan Senjata Gaza
Global
Kyiv Membara Usai Dihujani Rudal dan Drone Rusia Besar-besaran
Kyiv Membara Usai Dihujani Rudal dan Drone Rusia Besar-besaran
Global
Demi Berhemat, Wanita Ini Tinggal di Bunker Bawah Tanah
Demi Berhemat, Wanita Ini Tinggal di Bunker Bawah Tanah
Global
Tentara Pakistan Tewaskan 30 Anggota Taliban yang Ingin Menyeberang dari Afghanistan
Tentara Pakistan Tewaskan 30 Anggota Taliban yang Ingin Menyeberang dari Afghanistan
Global
Melunak, Trump Akan Izinkan Pekerja Migran Ilegal di Sektor Pertanian dan Perhotelan AS
Melunak, Trump Akan Izinkan Pekerja Migran Ilegal di Sektor Pertanian dan Perhotelan AS
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau