Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jemaah AS Ditangkap di Arab Saudi Saat Menunaikan Ibadah Umrah

Kompas.com - 13/11/2022, 20:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

DUBAI, KOMPAS.com - Jemaah AS ditangkap di Arab Saudi saat menunaikan ibadah umrah, setelah berselisih dengan petugas keamanan, menurut pengacara keluarganya Abdallah Moughni kepada AFP pada Minggu (13/11/2022).

Dia adalah salah satu dari beberapa orang Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini berselisih dengan otoritas Arab Saudi, di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua mitra lama tersebut mengenai pasokan minyak global.

Mohamad Salem ditahan pada 1 November dan telah dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum yang biasanya digunakan untuk tahanan politik terkenal dan tersangka teroris.

Baca juga: Intelijen AS Ungkap Upaya Uni Emirat Arab Pengaruhi Politik AS

“Salem, 63 tahun keturunan asli Yaman, melakukan perjalanan ke Arab Saudi dengan dua putranya untuk menunaikan ibadah umrah di Masjidil Haram di Mekah, tempat paling suci umat Islam,” kata Moughni, yang juga juru bicara keluarga tersebut melalui telepon dari negara bagian Michigan AS, tempat Salem tinggal.

Saat mengantre, ia terlibat cekcok mulut dengan petugas keamanan yang memisahkannya dari anak-anaknya.

Kemudian, dua pria mendekatinya, mengatakan bahwa mereka berasal dari Libya dan menanyakan apa yang terjadi.

Pada titik ini, kata juru biaca keluarga pria itu, Mohamad sangat amat marah dan pria itu pun mengekspresikan kekesalannya kepada dua orang yang ditemuinya itu.

"Dia berkata: ‘Jika bukan karena Mekah dan Madinah, kami akan membakar negara ini sampai rata dengan tanah’,” ungkap Moughni yang mengonfirmasi rincian insiden itu dengan berbicara kepada putra Salem.

Lebih lanjut menurut Moughni, kedua pria itu ternyata agen Saudi yang menyamar, dan Salem ditahan.

Baca juga: Arab Saudi Terlibat Pembelian Twitter oleh Elon Musk, Ada Kepentingan Apa?

Pejabat Arab Saudi dan kedutaan AS di Riyadh tidak segera menanggapi permintaan komentar menurut laporan AFP pada Minggu (13/11/2022).

Moughni mengatakan kedutaan telah memberi keluarga Salem daftar pengacara yang mungkin bisa membantu, tetapi sejauh ini tidak ada yang setuju untuk menangani kasus tersebut.

Kerabat Salem tidak tahu apakah dia telah didakwa.

Mereka semakin mengkhawatirkan kesejahteraannya sejak Salem dipindahkan ke Penjara Pusat Dhahban, di mana Amnesty International sebelumnya telah mendokumentasikan tuduhan penyiksaan melalui setruman listrik dan cambuk.

Moughni mengatakan adalah "keterlaluan" jika berpikir Salem pantas diperlakukan kasar.

"Ini bukan salah satu kasus di mana mereka mendapat ‘tangkapan besar’, (atau) mereka menangkap seseorang yang melakukan kejahatan yang sebenarnya," kata Moughni.

"Apa yang dia katakan bukanlah cerminan dari apa yang akan dia lakukan. Dia marah."

Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Diminta Tak Bepergian oleh Dokter, Akan Absen di KTT Liga Arab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau