Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi China Turun untuk Kali Pertama dalam 60 Tahun

Kompas.com - 17/01/2023, 12:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Populasi China tahun lalu menyusut untuk kali pertama dalam lebih dari 60 tahun, menurut data resmi Biro Statistik Nasional Beijing pada Selasa (17/1/2023).

China yang merupakan negara terpadat di dunia dengan 1,4 miliar penduduk, menghadapi krisis demografi yang semakin meningkat.

Angka kelahiran di China turun ke rekor terendah seiring bertambahnya usia tenaga kerja.

Baca juga: Rusia Nekat Kirim Minyak Mentah ke Asia dengan Supertanker China

Penurunan cepat ini menurut para analis dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

"Pada akhir 2022, populasi nasional adalah 1.411,75 juta," kata Biro Statistik Nasional Beijing, dikutip dari kantor berita AFP.

Badan tersebut menambahkan, itu adalah "penurunan 0,85 juta dibandingkan akhir 2021."

Kali terakhir populasi China menurun adalah pada 1960, ketika negara itu berkutat dengan kelaparan terburuk dalam sejarah modernnya.

Kelaparan tersebut disebabkan kebijakan pertanian Mao Zedong yang dikenal sebagai Great Leap Forward (Lompatan Jauh ke Depan), tetapi berubah menjadi bencana.

Baca juga:

China sempat menerapkan kebijakan ketat satu anak pada 1980-an karena khawatir kelebihan populasi, lalu diakhiri pada 2016.

Selanjutnya, pada 2021 China mulai mengizinkan suami-istri untuk memiliki tiga anak, tetapi gagal membalikkan penurunan demografis.

Baca juga: 3 Hari China Tak Laporkan Kasus Covid-19, Dunia Khawatir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Utusan Trump Desak Israel Usut Pembunuhan Warga AS di Tepi Barat
Utusan Trump Desak Israel Usut Pembunuhan Warga AS di Tepi Barat
Global
Trump Umumkan Indonesia Akan Kena Tarif 19 Persen, Ada Komitmen Pembelian Energi hingga Boeing
Trump Umumkan Indonesia Akan Kena Tarif 19 Persen, Ada Komitmen Pembelian Energi hingga Boeing
Global
Sindikat Penjualan Bayi ke Singapura Terbongkar, 6 Bayi Indonesia Diselamatkan
Sindikat Penjualan Bayi ke Singapura Terbongkar, 6 Bayi Indonesia Diselamatkan
Global
[POPULER GLOBAL] Irak Diguncang Serangan Drone | Wanita Rusia Tinggal di Gua India bersama 2 Putrinya
[POPULER GLOBAL] Irak Diguncang Serangan Drone | Wanita Rusia Tinggal di Gua India bersama 2 Putrinya
Global
Marak Ulah WNI Meresahkan di Jepang, KBRI Tokyo Jelaskan 10 Poin
Marak Ulah WNI Meresahkan di Jepang, KBRI Tokyo Jelaskan 10 Poin
Global
Indonesia Berhasil Negosiasi, Trump Klaim Capai Kesepakatan Dagang dengan RI
Indonesia Berhasil Negosiasi, Trump Klaim Capai Kesepakatan Dagang dengan RI
Global
Pria AS Dapat Kewarganegaraan Rusia, Bantu Mata-matai Ukraina
Pria AS Dapat Kewarganegaraan Rusia, Bantu Mata-matai Ukraina
Global
Ferrari Kalah Gugatan Logo Lawan Minuman Lokal Malaysia
Ferrari Kalah Gugatan Logo Lawan Minuman Lokal Malaysia
Internasional
Wanita Rusia Diam-diam Tinggal di Gua India dengan 2 Putrinya, Sedih Saat Ketahuan
Wanita Rusia Diam-diam Tinggal di Gua India dengan 2 Putrinya, Sedih Saat Ketahuan
Global
Usai Kecelakaan Pesawat Air India, Saklar Bahan Bakar Boeing Diperiksa
Usai Kecelakaan Pesawat Air India, Saklar Bahan Bakar Boeing Diperiksa
Global
Jadi Pelari di Usia 89 Tahun, Atlet Maraton Tertua di Dunia Meninggal
Jadi Pelari di Usia 89 Tahun, Atlet Maraton Tertua di Dunia Meninggal
Global
Trump Ultimatum Rusia, Hentikan Perang Ukraina dalam 50 Hari
Trump Ultimatum Rusia, Hentikan Perang Ukraina dalam 50 Hari
Global
Dokter Gaza Disiksa Israel di Sel Bawah Tanah, Berat Badan Turun 40 Kg
Dokter Gaza Disiksa Israel di Sel Bawah Tanah, Berat Badan Turun 40 Kg
Global
Jepang Siapkan Rencana Besar Hadapi Gempa Dahsyat, dari Tanggul hingga Menara Tsunami
Jepang Siapkan Rencana Besar Hadapi Gempa Dahsyat, dari Tanggul hingga Menara Tsunami
Global
Wilayah Perancis Dekat Indonesia Akan Jadi “Negara” Baru, Macron Setuju
Wilayah Perancis Dekat Indonesia Akan Jadi “Negara” Baru, Macron Setuju
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau