Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tuduh Rusia Langgar Perjanjian Kontrol Senjata Nuklir

Kompas.com - 01/02/2023, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat pada Selasa (31/1/2023) menuduh Rusia melanggar Perjanjian New START.

New START sendiri merupakan pilar utama terakhir dari kontrol senjata nuklir pasca-Perang Dingin antara kedua negara.

AS mengatakan Moskwa menolak untuk mengizinkan kegiatan inspeksi di wilayahnya.

Baca juga: AS Tuding Rusia Bahayakan Kontrol Senjata Nuklir, Ini Alasannya

Seperti dilansir dari Reuters, perjanjian itu mulai berlaku pada tahun 2011 dan diperpanjang pada tahun 2021 selama lima tahun lagi.

Perjanjian membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan Amerika Serikat dan Rusia, dan penyebaran rudal dan pembom berbasis darat dan kapal selam untuk mengirimkannya.

Kedua negara, yang selama Perang Dingin dibatasi oleh perjanjian kontrol senjata yang kusut, masih menyumbang sekitar 90 persen dari hulu ledak nuklir dunia.

AS sangat ingin mempertahankan perjanjian itu tetapi hubungan dengan Rusia beralih menjadi yang terburuk dalam beberapa dekade atas invasi Rusia ke Ukraina.

Hal ini dapat mempersulit upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mempertahankan dan mencapai kesepakatan lanjutan.

"Penolakan Rusia untuk memfasilitasi kegiatan inspeksi mencegah AS menggunakan hak-hak penting berdasarkan perjanjian dan mengancam kelangsungan kontrol senjata nuklir AS-Rusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri dalam komentar email.

Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov dikutip oleh kantor berita Interfax mengatakan bahwa kontrol senjata tidak dapat dipisahkan dari realitas geopolitik.

Baca juga: Hilang di Pedalaman, Kapsul Radioaktif Kecil Dicari Badan Nuklir Australia

Sementara itu, Rusia menganggap tidak pantas untuk mengundang militer AS ke fasilitas strategisnya saat ini.

Antonov mengatakan Rusia akan tetap berpegang pada syarat dan batasan New START lainnya.

Pemimpin komite keamanan nasional di Senat AS, yang harus menyetujui perjanjian, mengatakan kegagalan Rusia untuk mematuhi akan mempengaruhi pakta senjata di masa depan.

Baca juga: AS dan Korea Selatan Bakal Gelar Tabletop Exercise Terkait Ancaman Nuklir

"Tetapi untuk menjadi sangat jelas, kepatuhan terhadap kewajiban perjanjian New START akan sangat penting untuk pertimbangan Senat tentang perjanjian pengendalian senjata strategis di masa depan dengan Moskwa," kata Senator Demokrat Bob Menendez, Jack Reed dan Mark Warner.

Menendez mengepalai Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Reed panel Angkatan Bersenjata Senat, dan Warner Komite Intelijen Senat.

Rusia pada Agustus 2022 lalu menangguhkan kerja sama dengan inspeksi di bawah perjanjian itu.

Baca juga: AS Persiapan, Pantau Potensi Uji Coba Bom Nuklir Korea Utara

Mereka menyalahkan pembatasan perjalanan yang diberlakukan oleh Washington dan sekutunya setelah pasukan Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina pada Februari tahun lalu.

Meski begitu Rusia mengatakan masih berkomitmen untuk mematuhi ketentuan perjanjian itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
senjata nuklir menjadi ancaman global. semoga ada ahli-ahli mesin pembungkam segala macam senjata nuklir

Terkini Lainnya
Netanyahu Terhimpit: Diserang Oposisi, Diancam Koalisi
Netanyahu Terhimpit: Diserang Oposisi, Diancam Koalisi
Global
Trump Curiga Elon Musk Memang Pakai Narkoba, Sebut Bos Tesla sebagai Pecandu Berat
Trump Curiga Elon Musk Memang Pakai Narkoba, Sebut Bos Tesla sebagai Pecandu Berat
Global
Pemerintahan Netanyahu Terancam Digulingkan jika Tak Penuhi Tuntutan Partai Ultra-Ortodoks
Pemerintahan Netanyahu Terancam Digulingkan jika Tak Penuhi Tuntutan Partai Ultra-Ortodoks
Global
Bukan Menculik, Israel Klaim Selamatkan Kapal Rombongan Greta Thunberg, Beri Roti dan Minum
Bukan Menculik, Israel Klaim Selamatkan Kapal Rombongan Greta Thunberg, Beri Roti dan Minum
Global
Penembakan di Las Vegas Tewaskan 2 Orang, Polisi Sebut Dipicu Pertengkaran Daring
Penembakan di Las Vegas Tewaskan 2 Orang, Polisi Sebut Dipicu Pertengkaran Daring
Global
Zelensky: AS Alihkan 20.000 Rudal untuk Ukraina ke Timur Tengah
Zelensky: AS Alihkan 20.000 Rudal untuk Ukraina ke Timur Tengah
Global
Pusat Kota LA Jadi Tempat Kekacauan, Massa Teriakkan Yel-yel Menantang Petugas Imigrasi
Pusat Kota LA Jadi Tempat Kekacauan, Massa Teriakkan Yel-yel Menantang Petugas Imigrasi
Global
Jadi Akar Konflik Trump-Musk, Apa Itu RUU 'Big Beautiful Bill'
Jadi Akar Konflik Trump-Musk, Apa Itu RUU "Big Beautiful Bill"
Global
Ayah Elon Musk Sebut Putranya Salah dan Trump Tetap Akan “Menang”
Ayah Elon Musk Sebut Putranya Salah dan Trump Tetap Akan “Menang”
Global
Gubernur California Murka, Anggap Trump 'Lancang' Kerahkan Pasukan ke Los Angeles
Gubernur California Murka, Anggap Trump "Lancang" Kerahkan Pasukan ke Los Angeles
Global
Serangan Drone Ukraina Paksa Pabrik Elektronik Utama di Rusia Tutup
Serangan Drone Ukraina Paksa Pabrik Elektronik Utama di Rusia Tutup
Global
Profil Miguel Uribe Turbay, Capres Kolombia yang Ditembak 2 Kali di Kepala
Profil Miguel Uribe Turbay, Capres Kolombia yang Ditembak 2 Kali di Kepala
Global
Jepang Sahkan UU AI: Regulasi Minimal untuk Inovasi Teknologi Maksimal
Jepang Sahkan UU AI: Regulasi Minimal untuk Inovasi Teknologi Maksimal
Global
Kenapa Terjadi Kerusuhan di Los Angeles? Begini Awal Mulanya
Kenapa Terjadi Kerusuhan di Los Angeles? Begini Awal Mulanya
Global
KJRI LA: Kondisi di Beberapa Wilayah Los Angeles Masih Rawan
KJRI LA: Kondisi di Beberapa Wilayah Los Angeles Masih Rawan
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Biaya Mobil Dinas Eselon I Capai Rp 931 Juta di 2026
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau