Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2013, 18:15 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com -  Hampir setiap orang pernah melamun. Tetapi melamun yang berlebihan tentu perlu diwaspadai karena bisa menjadi gejala gangguan jiwa. Bagaimana dan apa sebenarnya aktivitas melamun berlebihan ini dari sudut pandang kesehatan?   

Berdasarkan Psychology Today, hampir setiap orang melaporkan adanya sesi melamun pada kegiatan sehari-hari. Sedikitnya 96 persen orang dewasa pernah melamun dalam kesehariannya.

Bahkan bapak psikologi modern Sigmund Freud percaya, melamun adalah cara seseorang meredakan konflik yang tengah dihadapi. Fantasi yang ada merupakan campuran keinginan dan standar sosial masyarakat sekitar. Melamun juga kerap identik dengan pikiran yang mengembara.

Namun ada kalanya, melamun menjadi sangat berlebihan. Pada beberapa orang, setiap menit, jam dan hari bisa berlalu hanya dengan melamun. Kondisi ini disebut Maladaptive Daydreaming (MD).

MD adalah kondisi melamun berlebihan hingga menggantikan interaksi dengan manusia di sekitarnya. Walaupun belum diakui secara medis, konsep ini diperkenalkan Eli Somer Ph.D pada 2002. Somer percaya, trauma atau pengalaman menyakitkan lainnya adalah pemicu MD.

Pada penelitiannya, Somer menemukan responden menggunakan lamunan sebagai metode untuk menghindar dari situasi yang sulit. Biasanya, kondisi sekitar responden tidak menyenangkan, sehingga responden mencari 'jalan keluar.' Penelitian lanjutan diperlukan untuk memastikan teori ini.

Beberapa orang dengan MD mengakui, kondisi mereka menyebabkan mereka tidak produktif. Waktu berlalu ketika mereka membangun mimpinya, dan sebelum sadar waktu seharian telah habis.

Sejauh ini belum ada penelitian apakah kondisi ini berhubungan dengan ketidakseimbangan mental. Namun teori menghubungkan MD dengan dissociative personality disorder. Yaitu kondisi seseorang tidak beriringan dengan sekelilingnya secara fisik maupun emosi

Gejala MD

Belum ada diagnosa untuk memastikan gejala MD. Namun dari penelitian, bisa disimpulkan beberapa gejala terkait MD. Berikut gejalanya :

1. Melamun hingga seperti kecanduan

2. Dimulai sejak usia anak

3. Buku, film, musik, video game, dan media lain kemungkinan dapat memicu MD

4. Lamunannya detail dan rumit, terkadang dibandingkan dengan film atau novel

5. Gerakan berulang ketika melamun adalah hal biasa, misal menggerakkan benda dalam genggaman

6. Terkadang penderita berbicara, tertawa, menangis, dan membuat ekspresi ketika melamun. Orang yang menderita MD mengetahui perbedaan lamunan dan kenyataan. Hal ini yang membedakan MD dengan skizoprenia atau psikopat.

7. Seseorang bisa membutuhkan waktu berjam-jam melamun, dan mengalami kesulitan tidur. Mereka juga mengacuhkan kebutuhan dasar seperti mandi, makan, dan aktivitas lain karena melamun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Pemerintah Mulai Cek Kesehatan Gratis untuk 53,8 Juta Anak Sekolah
Pemerintah Mulai Cek Kesehatan Gratis untuk 53,8 Juta Anak Sekolah
Health
6,7 Persen Warga Jateng Terdeteksi Alami Gangguan Jiwa Lewat Program Dokter Keliling
6,7 Persen Warga Jateng Terdeteksi Alami Gangguan Jiwa Lewat Program Dokter Keliling
Health
Burnout Tak Hanya Soal Lelah, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Burnout Tak Hanya Soal Lelah, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Health
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Health
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Lebih Waspada
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Lebih Waspada
Health
Dorong Inovasi Riset Klinis di Indonesia, Siloam Hospitals Jalin Kemitraan Strategis dengan Syneos Health
Dorong Inovasi Riset Klinis di Indonesia, Siloam Hospitals Jalin Kemitraan Strategis dengan Syneos Health
Health
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak hingga Lansia, Kemenkes Minta Warga Waspada
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak hingga Lansia, Kemenkes Minta Warga Waspada
Health
Air Kelapa Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cegah Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Air Kelapa Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cegah Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Komitmen Le Minerale Wujudkan Generasi Sehat Bebas BPA
Komitmen Le Minerale Wujudkan Generasi Sehat Bebas BPA
Health
Kasus Vitamin B6 Berlebih Kembali Disorot, Dokter Peringatkan Risiko Kerusakan Saraf
Kasus Vitamin B6 Berlebih Kembali Disorot, Dokter Peringatkan Risiko Kerusakan Saraf
Health
Teknologi Robotik Mulai Digunakan dalam Rehabilitasi Pasca Stroke dan Cedera
Teknologi Robotik Mulai Digunakan dalam Rehabilitasi Pasca Stroke dan Cedera
Health
Waspada Beri Obat Batuk Pilek ke Anak, Dokter Ingatkan Kenali Gejalanya Dulu
Waspada Beri Obat Batuk Pilek ke Anak, Dokter Ingatkan Kenali Gejalanya Dulu
Health
Anak Jakarta Makin Rentan Diabetes, Kenali Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Anak Jakarta Makin Rentan Diabetes, Kenali Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Health
Penelitian: Daun Pegagan Bisa Lindungi Hati Pasien Remaja dengan TB
Penelitian: Daun Pegagan Bisa Lindungi Hati Pasien Remaja dengan TB
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau