Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2013, 12:42 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis

KOMPAS.com â€” Penelitian menunjukkan, bergerak mengikuti irama musik memiliki keterkaitan dengan peningkatan kemampuan berbahasa.

Dalam pemeriksaan ritmis, para peneliti mengatakan, orang-orang yang bergerak lebih baik saat mengikuti irama musik memiliki respons saraf yang lebih baik saat mendengarkan orang sedang berbicara.

Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa berlatih musik dapat meningkatkan keterampilan lainnya, terutama berbahasa.

Dalam jurnal Neuroscience, peneliti berpendapat bahwa irama merupakan bagian integral dari bahasa.

"Kita tahu bahwa bergerak mengikuti irama yang stabil adalah satu keahlian dasar, tidak hanya untuk menari tetapi juga terkait dengan kemampuan berbahasa," kata Profesor Nina Kraus dari Auditory Neuroscience Laboratory di Northwestern University, Illinois, Amerika Serikat.

Penelitian ini melibatkan 100 remaja yang diminta untuk menekan jari-jari mereka seiring irama musik. Akurasi mereka diukur dengan seberapa dekat respons mereka sesuai dengan waktu metronom. Selanjutnya, untuk memahami dasar biologis dari kemampuan berirama, tim juga mengukur gelombang otak para responden ini dengan elektroda. Teknik yang disebut electroencephalography ini bertujuan untuk mengamati aktivitas listrik di otak dalam menanggapi suara.

Hasilnya, remaja yang sulit membaca juga mengalami kesulitan melakukan tugas motorik dan mengikuti irama.

Dengan menggunakan pendekatan biologis ini, para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki kemampuan lebih baik dalam mengikuti irama musik punya respons saraf lebih baik terhadap pembicaraan (kemampuan berbahasa).

"Penelitian menunjukkan bahwa ternyata remaja yang sulit membaca juga kesulitan melakukan tugas motorik dan mengikuti irama," kata Profesor Kraus kepada BBC News.

Ia menjelaskan, gelombang otak memiliki kecocokan dengan gelombang suara. "Anda bahkan dapat mengambil rekaman gelombang otak dan menyetel ulang melalui speaker dan akan terdengar seperti bunyi yang dihasilkan gelombang suara."

Kraus juga mengatakan, "Tampak bahwa dalam latihan musik, dengan penekanan pada keterampilan berirama, sistem auditori lebih terlatih. Sistem auditori yang terlatih ini memperkuat asosiasi suara yang berperan penting untuk belajar membaca."

John Iversen dari University of California di San Diego mempelajari bagaimana otak memproses musik. Dia tidak terlibat langsung dengan penelitian ini, tetapi menyetujui bahwa latihan musik bisa memiliki dampak penting terhadap otak.

"Studi ini menambahkan keterangan yang menjelaskan bahwa kemampuan mengikuti irama musik dapat berkorelasi dengan peningkatan kinerja di bidang lain di luar musik, terutama bahasa," katanya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Batuk Bisa Diredakan dengan Bahan Alami, Ini Rekomendasi Dokter
Batuk Bisa Diredakan dengan Bahan Alami, Ini Rekomendasi Dokter
Health
Survei: 30 Persen Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, IDAI Minta Deteksi Dini Diperkuat
Survei: 30 Persen Remaja Alami Masalah Kesehatan Mental, IDAI Minta Deteksi Dini Diperkuat
Health
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Kesehatan Mental Remaja Masih Jadi Tantangan, IDAI Tekankan Peran Keluarga dan Sekolah
Health
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Mengurangi Sesak Napas dengan Latihan Pernapasan Alami, Ini Penjelasan Dokter
Health
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Dokter: Olahraga Bisa Turunkan Risiko Kanker, Asal Rutin dan Benar
Health
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
Pasukan bodrex Merah Putih Beraksi Hadir Lagi, Ini Jadwal Cek Kesehatan dan Pengobatan Gratis di 5 Kota
BrandzView
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Dokter: Kanker Payudara Sering Tak Bergejala, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa
Health
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Buka Pintu untuk Rumah Sakit Asing: Memastikan Ketimpangan Tak Makin Lebar
Health
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Pakar Gizi Ungkap Risiko Makan Nasi dan Mi Bersamaan dalam Jangka Panjang
Health
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Indonesia Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak di Dunia, Pemerintah Targetkan Eliminasi 2030
Health
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Pakar IPB Ungkap Jenis Gula dan Tips Konsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas
Health
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI
Health
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Dokter: Gorengan Bisa Picu Kanker, Begini Cara Mengurangi Risikonya
Health
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Dokter Jelaskan Penyebab TB Kebal Obat dan Pentingnya Kepatuhan Minum Obat
Health
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Dokter Jelaskan Makanan Pemicu Kanker dan Tips Menggoreng yang Lebih Aman
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau