Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2014, 13:47 WIB
Lusia Kus Anna

Editor



TANYA:

Dok, kedua orang tua saya dalam keadaan sakit. Ibu saya berumur 62 tahun dan memiliki penyakit diabetes selama belasan tahun tapi 5 tahun terakhir beliau mengalami gejala psikosomatis seperti; sulit tidur, cemas yang berlebihan, mimpi buruk, sering menangis, tidak toleran terhadap masalah, nyeri dada, maag.

Ayah saya berumur 61 tahun, sejak tahun 2011 beliau mengalami stroke sebelah kanan (saat ini yang bermasalah tangan kanan tidak bergerak sama sekali dan kemampuan kognitif yang sangat kurang).
 
Semenjak ayah saya sakit gejala penyakit ibu saya makin menjadi-jadi bahkan sempat terkena stroke ringan sebelah kanan pula. Waktu itu ibu saya diberi Zerlin Sentraline 2x sehari, tapi ibu saya takut tergantung pada obat anti-depresan tersebut sehingga beliau tidak meminumnya. Kemudian oleh dokter keluarga beliau diberi Alprazolam 1x sehari tapi lagi-lagi ibu saya hanya meminum obat tersebut hanya ketika mengalami gangguan tidur saja.
 
Saya ingin membawa ibu saya berobat ke psikolog atau psikiater karena selama ini beliau berobat hanya dengan dokter spesialis ginjal & DM saja dan beliau juga sering dirawat di rumah sakit karena kondisi gula darah dan hipertensi yang sulit terkontrol walau sudah rutin minum obat.

Ketika saya konsultasikan ke dokter keluarga, beliau menyarankan agar ibu saya untuk diberi dukungan dan pendampingan penuh oleh keluarga seperti mendengarkan segala keluh-kesah beliau. Ibu saya pernah belajar mengenai kejiwaan ketika S1 sehingga secara garis besar beliau (merasa) tahu penyebab gangguan psikologisnya, yang menurut beliau adalah sikap ayah saya yang sulit diajak berkomunikasi (tidak mau tahu) mengenai masalah-masalah yang ada di rumah tangga mereka dan sikap ayah yang posesif.
 
Walaupun ibu saya menyadari permasalahannya tapi sepertinya beliau punya 'luka' yang lebih terhadap ayah dan kelurga ayah saya. Menurut dokter apa yang harus saya lakukan? Apakah perlu ke psikolog atau psikiater? Sejujurnya saya sendiri mengalami ketakutan jika kelak saya mengalami gangguan kejiwaan karena saat ini untuk menemani orang tua saya yang sakit, saya tidak bekerja dan belum berkeluarga. Mohon bantuannya. Terima kasih.
 
Amelia (27)

JAWAB:

Amelia yang baik,

Sering kita temukan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan atau psikologis karena kondisi medis umum yang dideritanya.

Ada juga pasien yang menjadi perawat (caregiver) anggota keluarga yang sakit medis juga mengalami masalah kesehatan jiwa. Hal ini sering terjadi namun penanganan kadang tidak dilakukan atau hanya minim dilakukan.

Jika pihak keluarga mendengarkan keluh kesah saja, sering kali cara ventilasi seperti ini belum tentu selalu bermanfaat tanpa adanya cara untuk mengembangkan pola pikir yang baru atau pola adaptasi yang baru.

Psikiater dalam hal ini bisa membantu ibu Anda untuk lebih memahami tentang kondisi dirinya dan potensi dirinya untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini.

Terkadang memiliki pengetahuan tentang teori psikologi tanpa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari membuat proses terapi menjadi terhambat. Berteori saja tidak cukup, seseorang harus bergerak melakukan sesuatu.

Sering memang kita temukan pada saat kondisi depresi cara pikir dan perilaku tidak bisa berkembang ke arah yang lebih baik. Inilah hal yang sering memerlukan pengobatan dengan antidepresan. Tujuannya agar pola adaptasi pikiran dan perilakunya lebih berkembang dengan baik.

Saya pikir ada baiknya berkonsultasi ke psikiater untuk masalah ibu Anda. Semoga membantu.

Salam Sehat Jiwa
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang

Terkini Lainnya
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Health
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trump Bantah Buru-buru Tinggalkan G7 untuk Bahas Perundingan Iran-Israel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau