Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2014, 08:56 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

 

KOMPAS.com -
Dehidrasi atau kondisi tubuh kekurangan cairan ternyata dialami oleh banyak orang di Indonesia. Sebuah survei yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hasanudin, dan Universitas Airlangga menemukan, 41,6 persen atau hampir separuh dari responden mengalami dehidrasi ringan.
 
Menurut survei yang dilakukan di tahun 2010 itu, kondisi ini paling banyak ditemukan pada remaja yaitu sebanyak 49,5 persen, menyusul kemudian orang dewasa yaitu sebanyak 42,5 persen. Faktor terjadinya dehidrasi ringan ini adalah ketidaktahuan dan kesulitan akses secara fisik dan ekonomi dalam memperoleh air minum.
 
Dokter spesialis gizi klinik Saptawati Bardosono mengatakan, ketidaktahuan akan keharusan untuk minum membuat kebanyakan orang mengalami dehidrasi ringan. Padahal dampak dehidrasi ringan juga bisa membahayakan.
 
"Dampak jangka pendek antara lain penurunan fungsi kognitif sehingga sulit berkonsentrasi dan berpikir. Selain itu ada pula gangguan emosi seperti mudah marah, secara fisik juga gampang lelah," tutur Saptawati acara temu media bertajuk "Tingkatkan Kesadaran Minum Air Putih dengan Mengenali Gejala dan Dampak Dehidrasi Ringan" pada Jumat (23/5/2014).
 
Bahkan, imbuhnya, dehidrasi ringan yang terjadi dalam jangka panjang bisa berisiko infeksi saluran kemih hingga kerusakan ginjal kronis. Ini karena kurangnya aktivitas berkemih.
 
Karena kurang berkemih, ginjal menyaring kembali urine yang seharusnya dikeluarkan. Jika terjadi terus menerus, kondisi ini memicu pembentukan batu ginjal karena penumpukan protein. Lama-lama, kondisi ini juga akan merusak fungsi ginjal.
 
Dehidrasi ringan, jelas dia, didefinisikan sebagai berkurangnya cairan tubuh hingga 1,5 persen berat badan untuk pria, dan 1,2 persen untuk wanita. Batas pengurangan cairan tubuh yang masih masuk dalam kategori dehidrasi ringan adalah hingga 5 persen pengurangan berat badan. Lebih dari itu sudah dikategorikan sebagai dehidrasi sedang.
 
Ia menjelaskan, dehidrasi ringan terjadi karena keluarnya cairan dalam tubuh tidak sepadan dengan cairan yang masuk. Pasalnya cairan bisa keluar dari tubuh melalui banyak cara, misalnya berkeringat, buang air kecil, hingga dari mulut dengan cara berbicara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Burnout Tak Hanya Soal Lelah, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Burnout Tak Hanya Soal Lelah, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
Health
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Demam Berdarah Tak Lagi Musiman, Dokter Ingatkan Ancaman Dengue Sepanjang Tahun
Health
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Makan Lebih Awal, Risiko Obesitas Lebih Rendah: Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Lebih Waspada
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Lebih Waspada
Health
Dorong Inovasi Riset Klinis di Indonesia, Siloam Hospitals Jalin Kemitraan Strategis dengan Syneos Health
Dorong Inovasi Riset Klinis di Indonesia, Siloam Hospitals Jalin Kemitraan Strategis dengan Syneos Health
Health
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak hingga Lansia, Kemenkes Minta Warga Waspada
Polusi Udara Ancam Kesehatan Anak hingga Lansia, Kemenkes Minta Warga Waspada
Health
Air Kelapa Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cegah Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Air Kelapa Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Cegah Dehidrasi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Komitmen Le Minerale Wujudkan Generasi Sehat Bebas BPA
Komitmen Le Minerale Wujudkan Generasi Sehat Bebas BPA
Health
Kasus Vitamin B6 Berlebih Kembali Disorot, Dokter Peringatkan Risiko Kerusakan Saraf
Kasus Vitamin B6 Berlebih Kembali Disorot, Dokter Peringatkan Risiko Kerusakan Saraf
Health
Teknologi Robotik Mulai Digunakan dalam Rehabilitasi Pasca Stroke dan Cedera
Teknologi Robotik Mulai Digunakan dalam Rehabilitasi Pasca Stroke dan Cedera
Health
Waspada Beri Obat Batuk Pilek ke Anak, Dokter Ingatkan Kenali Gejalanya Dulu
Waspada Beri Obat Batuk Pilek ke Anak, Dokter Ingatkan Kenali Gejalanya Dulu
Health
Anak Jakarta Makin Rentan Diabetes, Kenali Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Anak Jakarta Makin Rentan Diabetes, Kenali Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Health
Penelitian: Daun Pegagan Bisa Lindungi Hati Pasien Remaja dengan TB
Penelitian: Daun Pegagan Bisa Lindungi Hati Pasien Remaja dengan TB
Health
Dokter: Hepatitis Bisa Tanpa Gejala, Waspadai Risiko Kanker Hati dan Sirosis
Dokter: Hepatitis Bisa Tanpa Gejala, Waspadai Risiko Kanker Hati dan Sirosis
Health
Pakar Tegaskan Sunat Perempuan Tak Berdasar Medis dan Langgar Hak Anak
Pakar Tegaskan Sunat Perempuan Tak Berdasar Medis dan Langgar Hak Anak
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau