Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Keamanan Residu Pestisida dalam Bahan Pangan

Kompas.com - 24/12/2014, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Pola makan organik dinilai sebagian orang lebih menyehatkan karena bahan makanan yang dikonsumsi bebas dari pestisida. Meski demikian, para ahli ternyata menyebutkan bahwa residu pestisida yang tertinggal di produk pertanian masih tergolong aman.

Departemen pertanian AS (USDA) melakukan penelitian terhadap buah dan sayuran segar mau pun yang sudah diproses, susu formula bayi, jus apel, dan produk lainnya. Hasilnya, sebagian besar residu pestisida tersebut masih dalam batas aman.

Sebelum mengizinkan pestisida yang akan digunakan pada komoditas pangan, Badan Perlindungan Lingkungan mengatur "tingkat toleransi"  berapa banyak pestisida yang tertinggal masih dalam kategori aman bagi konsumen.

Pengambilan contoh bahan pangan yang dilakukan USDA ini dirancang untuk memastikan bahwa residu pestisida masih dalam level toleransi.

Walau begitu, USDA tidak menguji residu glisofat, bahkan aktif dalam pupuk herbisida yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Salah satu juru bicara USDA yang tak ingin disebut namanya mengatakan bahwa pengujian glifosat sangat mahal dan harus dilakukan secara teratur.

Kekhawatiran tentang glifosat dan residu pestisida lainnya pada makanan telah menjadi topik panas dalam perdebatan di Amerika Serikat baru-baru ini, dan berkontribusi dalam perberlakuan hukum pelabelan makanan yang dimodifikasi secara genetik.

Banyak tanaman rekayasa genetika yang disemprotkan langsung dengan glifosat. Beberapa kelompok konsumen dan kesehatan mempertanyakan efek residu glifosat bagi kesehatan manusia, meskipun pemerintah mengatakan pestisida masih dianggap aman.

Tahun lalu, Monsanto Co, pengembang glisofat dan tanaman rekayasa genetika, meminta dan menerima persetujuan EPA untuk meningkatkan level toleransi untuk glifosat.

USDA mengatakan bahwa makanan yang diuji terhadap pestisida , 99 persen dari sampel menunjukkan kadar residu dalam tingkat toleransi. Dikatakan pula lebih dari 40 persen menunjukkan  residu pestisida tidak terdeteksi, dan residu yang melebihi tingkat toleransi terlihat hanya pada 23 sampel dari 9.990.

Selain itu, residu pestisida yang tidak bisa ditoleransi ditemukan di 301 sampel, kata USDA.

Dari total sampel yang dianalisis, ada 8.526 buah dan sayuran segar dan olahan, 356 sampel susu formula, 756 sampel mentega, dan 352 sampel salmon. Ada juga 14 sampel tanah dan 100 sampel air minum yang diambil, kata USDA. (Eva Erviana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Kemenkes Siapkan Reformasi Pendidikan Dokter, Target 70.000 Dokter Spesialis
Health
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Vidi Aldiano Jalani Pengobatan Kanker Ginjal di Penang, Ini Penjelasan Medisnya
Health
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
BPOM Pastikan Produk Blackmores yang Diduga Picu Keracunan di Australia Tak Terdaftar di Indonesia
Health
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Diduga Picu Keracunan karena Kandungan Vitamin B6 Berlebih, Produk Blackmores Digugat di Australia
Health
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Kurangnya Kedekatan Orang Tua Bisa Picu Anak Terjerumus Kriminalitas, Ini Kata Psikolog
Health
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Health
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Health
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Health
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Health
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
Health
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Health
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Health
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Health
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau