Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2015, 10:24 WIB

TANYA:

Saya mau bertanya mengapa saya sering sariawan dan terjadi hampir setiap bulan. Saya sering makan buah-buhan, sayur-sayuran dan vitamin lainnya untuk mencegah sariawan itu tetapi hasilnya nihil, sama saja. Dan lebih parah lagi sariawan itu lebih besar dibandingkan sariawan yang normal dan paling sedikit sekitar 2 sariawan yang menepel di bibir saya. Apakah itu memang penyakit tidak bisa disembuhkan atau memang penyakit itu perlu penanganan khusus. terima kasih
 
Fauzy (17), Makasar

JAWAB:

Hai Fauzy di Makasar,
Jika setiap bulan Anda mengalami sariawan, kemungkinan Anda sedang mengalami sariawan kambuhan atau recurrent apthous stomatitis (RAS).

RAS merupakan penyakit yang ditandai oleh sariawan yang berulang dalam mukosa mulut tanpa adanya penyakit penyerta lainnya. Sariawan yang Anda alami saat ini, kemungkinan berada dalam kategori RAS mayor. RAS mayor memiliki diameter lebih besar dari 1 cm, berlangsung selama 4 minggu atau lebih, dan lebih sering kambuh. Pada saat penyembuhan, RAS mayor akan membentuk jaringan parut.

Sampai saat ini, penyebab RAS masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang diyakini sebagai pemicunya, antara lain:

1. Trauma fisik seperti tergigit, terkena sikat gigi, luka karena makanan atau pada pasien yang menggunakan kawat gigi.  
2. Pada wanita, perubahan hormonal seperti saat menstruasi dapat mempengaruhi. Sekelompok RAS sering terlihat di masa pra menstrual. Keadaan ini diduga berhubungan dengan faktor hormonal antara lain hormon estrogen dan progesteron.
3. Defisiensi zat gizi seperti kekurangan vitamin B12, zat besi dan asam folat.
4. Pada beberapa orang, dapat disebabkan oleh stres.
5. Faktor herediter atau turunan.
6. Efek samping pengobatan, seperti ibuprofen dan aspirin.
7. Beberapa mikroorganisme di dalam rongga mulut diduga juga berperan penting dalam patogenesis RAS, terutama golongan Streptococcus.
8. Pada beberapa orang yang memiliki riwayat alergi, alergi makanan juga dapat memicu timbulnya RAS.
9. Pencetus RAS lainnya adalah kelainan sistem kekebalan tubuh, kelainan saluran cerna, dan kebiasaan merokok.

Perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi sariawan kambuhan, antara lain dapat melalui tatalaksana:

1. Farmakologis (dengan obat), terdiri dari pengobatan topikal (langsung dioles pada sariawan) dan non-topikal.

2. Non-farmakologis (bukan obat), yaitu dengan menjaga kebersihan rongga mulut, meminimalisasi stres, tidak merokok, menghindari rasa lelah yang berlebihan, dan menghindari trauma fisik.

3. Suportif, berupa memperbanyak asupan makanan, khususnya yang mengandung vitamin B12 dan zat besi seperti sayur-sayuran.

Sebaiknya, saat ini Anda berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis penyakit mulut (drg, SpPM). Dalam menentukan diagnosa penyakit ini, harus dinilai melalui tanda klinis sariawan dan riwayat penyakitnya. Serta harus dilihat melalui umur terjadinya, lokasi, durasi, serta frekuensi terjadinya sariawan.

Setiap hubungan dengan kelainan pencernaan, stres, dan makanan juga akan dicatat. Sehingga, penegakkan diagnosa akan lebih akurat, sesuai, serta pengobatan yang akan anda dapatkan lebih memadai.

Demikian Fauzy, semoga informasinya bermanfaat. Salam gigi sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Masih Muda Sudah Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasan Dokter...
Health
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung, Ini Penjelasan Dokter...
Health
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Gaya Hidup Serba Cepat dan Stres, Kombinasi Mematikan bagi Jantung
Health
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Fenomena Impostor Syndrome di Kalangan Pekerja Muda, Apa Dampaknya bagi Kesehatan Mental?
Health
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...
Health
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
15 Persen ASN DKI Terindikasi Masalah Mental, Dinkes Dorong Pemeriksaan Lanjutan
Health
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Vaksin RSV Disarankan untuk Lansia yang Akan Umroh, Cegah Risiko Pneumonia dan Bronkiolitis
Health
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Kasus Rabies di Sikka, Nenek 81 Tahun Meninggal Dunia: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Health
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Cek Kolesterol dan Gula Darah sejak Muda, Ini Saran Dokter...
Health
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Dokter: Banyak Pasien Muda Serangan Jantung, Tapi Tidak Sadar Faktor Risikonya
Health
15 Persen ASN Jakarta Alami Gangguan Kejiwaan, Ini Penjelasan dan Dampaknya pada Kesehatan
15 Persen ASN Jakarta Alami Gangguan Kejiwaan, Ini Penjelasan dan Dampaknya pada Kesehatan
Health
62 Persen ASN Jakarta Obesitas, Ini Dampaknya bagi Kesehatan
62 Persen ASN Jakarta Obesitas, Ini Dampaknya bagi Kesehatan
Health
Pasien Pertama Jalani Operasi Bedah Robotik di RI: Nyeri Minim, Pulih Lebih Cepat
Pasien Pertama Jalani Operasi Bedah Robotik di RI: Nyeri Minim, Pulih Lebih Cepat
Health
Waspadai Risiko Pendakian, Dokter Imbau Pemula Tahu Batas Kemampuan Diri
Waspadai Risiko Pendakian, Dokter Imbau Pemula Tahu Batas Kemampuan Diri
Health
Hindari Cedera saat Padel dan Yoga, Ini Saran Dokter Ortopedi
Hindari Cedera saat Padel dan Yoga, Ini Saran Dokter Ortopedi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau