Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2015, 07:18 WIB

KOMPAS.com - Jika ingin sehat, sering-seringlah mengonsumsi ikan! Begitu anjuran yang sering kita dengar. Ikan memang mengandung protein dan asam lemak yang baik, tapi sehat tidaknya ikan sangat bergantung pada lingkungan di mana makhluk laut ini tinggal.

Polutan yang mencemari laut bukan hanya berdampak pada hewan-hewan laut tapi kesehatan manusia dan lingkungan.

Semakin banyaknya spesies ikan yang ditangkap menggunakan alat dan proses yang tidak sesuai, akan menyebabkan ikan terkontaminasi dengan logam, bahan kimia industri, pestisida atau parasit.

Risiko lain yang dapat terjadi adalah penyakit akibat makanan, penipuan dalam pemasaran, dan penangkapan ikan yang tidak memperhatikan kelanjutan jangka panjang.

Menurut Brian Clement, penulis buku “Killer Fish: How Eating Aquatic Life Endangers Your Health”, berikut adalah beberapa jenis ikan yang sebaiknya kita hindari.

1. Ikan todak (Swordfish)
Ikan todak mengandung kadar merkuri yang tinggi," terang Frankie Terzoli, seorang chef yang juga kontestan acara Top Chef.

Clement juga menambahkan, kandungan merkuri yang terdapat dalam ikan akan terus terakumulasi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, ikan yang telah berumur tua dan berukuran besar, seperti ikan todak dan hiu akan membawa racun yang lebih banyak. Racun ini berasal dari hewan laut kecil yang diserap sebagai makanannya.

Selain itu, sebagian besar ikan todak ditangkap menggunakan long line (tali pancing yang disusun panjang dengan kait dan umpan di setiap ujungnya), metode ini akan menyebabkan terancamnya makhluk laut yang hampir punah, seperti penyu, hiu, dan burung laut.  

2. Gindara (Escolar)
Ikan gindara sering disebut sebagai "tuna putih", daging ikan ini dikenal sangat lezat, namun jika dimakan terlalu banyak  akan menyebabkan diare.

Ikan gindara mengandung zat lemak yang dapat dicerna bernama gempylotoxin, yang memberikan senasi rasa mentega yang menggiurkan. Namun zat lemak itu akan menyebabkan masalah pada usus jika berlebihan dalam mengonsumsinya. Sebaiknya Anda cukup mengkonsumsi ikan ini sebanyak 6 ons atau kurang.

3. Mahi-mahi
Para pecinta makanan laut sangat menggemari ikan ini, namun Anda perlu berhati-hati mengonsumsi jenis ikan ini. Ikan ini merupakan anggota dari keluarga Scombriade yang dapat menyebabkan keracunan histamine atau keracunan scrombroid.

Jika ikan ini tidak disimpan secara benar, maka bakteri akan dengan mudah memecah asam amino histidin pada ikan, sehingga akan membentuk histamin, yang dapat menimbulkan penyakit menyerupai reaksi alergi.

"Ikan ini akan menjadi produsen histamin jika seluruh proses pemasokannya tidak dijaga dengan baik," kata chef Frankie Terzoli. Beberapa ikan mahi-mahi yang mengadung kadar histamin tinggi, tidak akan menimbulkan aroma busuk sama sekali. Sementara, pada kondisi ikan mahi-mahi lainnya dapat menimbulkan aroma tidak sedap atau bahkan akan berbentuk seperti sarang madu saat diolah atau dimasak.

4. Chilean Sea Bass (Patagonian Toothfish)
Jika Anda ingin mengonsumsi jenis ikan ini, maka Anda perlu mengetahui darimana ikan ini berasal. Chilean Sea Bass ini terancam oleh penangkapan yang berlebihan akibat permintaan yang sangat tinggi, namun persediaannya terbatas.  (Monica Erisanti)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Waspadai Serangan Jantung Mendadak Saat Olahraga Lari, Ini Kata Dokter...
Health
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Dokter Ingatkan Pola Makan Anak Tak Cukup Hanya Karbohidrat, Perlu Gizi Seimbang
Health
Sejumlah Penelitian Tegaskan Tak Ada Migrasi BPA dari Galon Polikarbonat ke Air Minum
Sejumlah Penelitian Tegaskan Tak Ada Migrasi BPA dari Galon Polikarbonat ke Air Minum
Health
Konsumsi Suplemen Kunyit Setiap Hari, Perempuan di AS Nyaris Alami Gagal Hati
Konsumsi Suplemen Kunyit Setiap Hari, Perempuan di AS Nyaris Alami Gagal Hati
Health
Vitamin C Mudah Rusak, Ini Cara Memilih Sumber Terbaiknya
Vitamin C Mudah Rusak, Ini Cara Memilih Sumber Terbaiknya
Health
Aman atau Tidak Penuhi Vitamin C Hanya dari Suplemen? Ini Kata Ahli Gizi
Aman atau Tidak Penuhi Vitamin C Hanya dari Suplemen? Ini Kata Ahli Gizi
Health
Perhatikan Dosis, Konsumsi Vitamin C Berlebih Bisa Picu Batu Ginjal
Perhatikan Dosis, Konsumsi Vitamin C Berlebih Bisa Picu Batu Ginjal
Health
Warga Arizona Meninggal Akibat Wabah Pes, Diduga Terkait Kematian Massal Anjing Padang Rumput
Warga Arizona Meninggal Akibat Wabah Pes, Diduga Terkait Kematian Massal Anjing Padang Rumput
Health
BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Batas Waktu Rawat Inap bagi Peserta JKN
BPJS Kesehatan Tegaskan Tak Ada Batas Waktu Rawat Inap bagi Peserta JKN
Health
Varian Baru Covid-19 Stratus Menyebar di Inggris, Gejala Serak Jadi Ciri Khas
Varian Baru Covid-19 Stratus Menyebar di Inggris, Gejala Serak Jadi Ciri Khas
Health
BPJS Kesehatan Siapkan Delapan Skenario, Termasuk Potensi Kenaikan Iuran JKN
BPJS Kesehatan Siapkan Delapan Skenario, Termasuk Potensi Kenaikan Iuran JKN
Health
Bukan Jeruk, Ini Buah dengan Vitamin C Lebih Tinggi menurut Ahli Gizi
Bukan Jeruk, Ini Buah dengan Vitamin C Lebih Tinggi menurut Ahli Gizi
Health
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Health
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau